Kopi Joss Yogyakarta Resmi Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 27 Mei 2025 - 05:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Kota Yogyakarta kembali menorehkan prestasi dengan diterimanya enam sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dari Pemerintah Daerah (Pemda) DIY. Acara serah terima berlangsung khidmat di Gedhong Pracimasana, Kepatihan, pada Senin, 26 Mei 2025.

Keenam warisan budaya yang diakui tersebut meliputi tradisi permainan anak-anak Cublak-Cublak Suweng, Tari Wira Pertiwi yang memukau, Tari Kuda-Kuda yang penuh semangat, hidangan manis Ketan Lupis Yogyakarta yang melegenda, Becak Yogyakarta sebagai ikon transportasi tradisional, dan Kopi Joss yang unik dan digemari.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menekankan pentingnya warisan budaya tak benda untuk tidak hanya sekadar dilestarikan, melainkan juga dikembangkan agar produktif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Beliau mencontohkan Kopi Joss, minuman kopi khas Yogyakarta yang disajikan dengan tambahan arang panas membara, memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut dan menjangkau pasar yang lebih luas.

“Ke depannya, Kopi Joss tidak hanya bisa dinikmati di sekitaran Malioboro saja, tetapi juga direplikasi di berbagai tempat lainnya. Bahkan, bisa difortifikasi dengan tambahan vitamin atau kalsium, sehingga memiliki nilai gizi yang lebih,” ujarnya, memberikan ide inovatif.

Baca Juga :  United Society Council: Lembaga Pemberi Penghargaan Syahrini, Apa Bedanya dengan UNESCO?

Sebagai informasi tambahan, sejarah Kopi Joss dipercaya berasal dari Angkringan Lik Man sekitar tahun 1968, yang berawal sebagai inovasi untuk memenuhi permintaan para pelanggan setia.

Daya tarik utama Kopi Joss terletak pada penggunaan arang panas yang dicelupkan langsung ke dalam seduhan kopi, menciptakan sensasi unik dan menghasilkan bunyi khas “joss” yang menggelitik.

Hasto Wardoyo juga menyoroti perlunya kreativitas dan inovasi dalam mengembangkan warisan budaya tak benda, sehingga dapat menjadi aset yang meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.

Meskipun demikian, hingga saat ini, eksistensi Kopi Joss tetap terjaga dan mudah ditemukan di berbagai sudut Kota Yogyakarta, terutama di kawasan Malioboro yang ramai dan di sekitar Tugu Pal Putih yang ikonik.

“Kami mengucapkan syukur dan terima kasih atas penetapan WBTB dari Kota Yogyakarta. Namun, kami juga melakukan evaluasi diri, agar warisan ini tidak hanya dilestarikan tetapi juga dihidupkan dan dikembangkan agar produktif serta memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat,” tuturnya dengan penuh harap.

Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan bahwa pelestarian WBTB tidak hanya sebatas menjaga bentuk fisik atau penampilan tradisi.

Baca Juga :  Panduan Lengkap Wisatawan: Hal Penting yang Harus Diketahui Sebelum ke Vatikan

Melainkan juga menjaga nilai-nilai luhur, makna mendalam, dan fungsi sosial budaya yang terkandung di dalamnya, agar tetap relevan dan terintegrasi dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

“Demikian pula, pemerintah memiliki kewajiban untuk menghadirkan kebijakan afirmatif yang memberikan ruang dan dukungan nyata kepada para pelaku budaya. Ini mencakup perlindungan hak kekayaan intelektual komunal, pembinaan berkelanjutan, hingga pemberian insentif ekonomi dan ruang ekspresi budaya yang inklusif,” tegasnya.

Ngarsa Dalem menegaskan bahwa penyerahan sertifikat WBTB merupakan wujud pengakuan tertinggi atas nilai-nilai yang menjadi identitas dan kebanggaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan demikian, penetapan WBTB bukanlah akhir dari upaya pelestarian, melainkan awal dari perjalanan panjang untuk memastikan warisan budaya dapat terus hidup, bermakna, dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang.

“Saya mendorong agar pelestarian WBTB mengedepankan pendekatan berbasis komunitas. Terutama, generasi muda harus diberi ruang dan alasan kuat untuk merasa terhubung dengan tradisi sebagai sumber identitas dan inspirasi yang dapat mereka kembangkan,” pungkasnya. (aka)

Berita Terkait

Bea Cukai Soekarno-Hatta Temukan Barang Misterius di Koper Teman Dandim Jakpus
Hercules Minta Maaf ke Sutiyoso: Kisah di Balik Kain Timor dan Cium Tangan
Hercules Cium Tangan Sutiyoso: Minta Maaf Sambil Bawa Kain Timor
Irianti Erningpraja: Kisah Penyanyi Putri Menteri Era Soekarno yang Inspiratif
Kasus Agus Buntung: Vonis 10 Tahun Penjara, Keluarga Ajukan Banding
Jelajahi Sejarah Pasar Lama Tangerang Lewat Walking Tour Seru!
5 Tips Penting untuk Haji Mabrur Bagi Jemaah Perempuan Jelang Wukuf
Bobotoh Persib Padati Gedung Sate, Umuh Muji Semangat Suporter

Berita Terkait

Kamis, 29 Mei 2025 - 13:32 WIB

Bea Cukai Soekarno-Hatta Temukan Barang Misterius di Koper Teman Dandim Jakpus

Kamis, 29 Mei 2025 - 01:44 WIB

Hercules Minta Maaf ke Sutiyoso: Kisah di Balik Kain Timor dan Cium Tangan

Rabu, 28 Mei 2025 - 22:32 WIB

Hercules Cium Tangan Sutiyoso: Minta Maaf Sambil Bawa Kain Timor

Rabu, 28 Mei 2025 - 16:32 WIB

Irianti Erningpraja: Kisah Penyanyi Putri Menteri Era Soekarno yang Inspiratif

Rabu, 28 Mei 2025 - 11:44 WIB

Kasus Agus Buntung: Vonis 10 Tahun Penjara, Keluarga Ajukan Banding

Berita Terbaru

Urban Infrastructure

Jakarta Macet Parah: Penumpang LRT Melonjak Lampaui Rekor!

Kamis, 29 Mei 2025 - 14:24 WIB

Uncategorized

Xiaomi 15S Pro: Spesifikasi Unggul, Chip Xring O1, Harga Terjangkau?

Kamis, 29 Mei 2025 - 14:16 WIB

Public Safety And Emergencies

Pendaki Gunung Semeru: Aturan Baru, Tanpa Wajib Jasa Pemandu!

Kamis, 29 Mei 2025 - 14:07 WIB