Koperasi Desa Merah Putih: Mengapa Dianggap Kurang Strategis?

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 26 April 2025 - 21:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Ronny P. Sasmita, seorang Analis Senior dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, baru-baru ini mempertanyakan urgensi dari inisiatif pembentukan Koperasi Desa Merah Putih. Ia berpendapat bahwa jika tujuan sebenarnya adalah untuk memperkuat fondasi perekonomian di tingkat desa, maka pemerintah seharusnya lebih memfokuskan diri pada pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih dari awal seolah mengabaikan keberadaan dan potensi BUMDes,” ungkap Ronny saat dihubungi pada hari Selasa, 22 April 2025.

Menurut Ronny, program Koperasi Desa Merah Putih terkesan sebagai solusi instan pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Padahal, BUMDes juga memiliki potensi signifikan dalam menyerap tenaga kerja lokal. Namun, ia mewanti-wanti bahwa penyerapan tenaga kerja ini mungkin hanya bersifat sementara, selama koperasi tersebut masih memiliki ketersediaan kredit. “Jika dana habis dan muncul risiko, tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” ujarnya.

Ronny menyarankan, alih-alih memaksakan pembentukan puluhan ribu koperasi, pemerintah sebaiknya memberikan dukungan yang lebih konkret kepada masyarakat untuk berkembang secara mandiri. Dukungan tersebut dapat berupa penciptaan lapangan pekerjaan yang berkelanjutan, perbaikan iklim investasi, dan investasi yang dilakukan oleh entitas bisnis yang profesional.

Baca Juga :  Harga Emas Antam Naik Rp 12.000 Menjadi Rp 1.691.000 Per Gram Pada Hari Ini (19/2)

“Tindakan-tindakan tersebut akan jauh lebih efektif daripada ambisi pemerintah untuk menjadikan masyarakat sebagai pelaku ekonomi, sementara pemerintah sendiri belum tentu kompeten dalam berbisnis,” tegasnya.

Di sisi lain, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, meyakinkan bahwa kehadiran Koperasi Desa Merah Putih tidak akan menghambat atau mematikan fungsi BUMDes.

“Ribuan BUMDes yang telah sukses dan maju tidak akan dihilangkan atau dimatikan,” kata Yandri Susanto dalam rapat sosialisasi Koperasi Desa Merah Putih yang diadakan di Graha Mandiri pada hari Senin, 14 April 2025.

Yandri menjelaskan bahwa Koperasi Desa Merah Putih dapat menjadi bagian integral dari BUMDes, dan sebaliknya. “Kami sedang menyusun petunjuk teknis mengenai hubungan antara BUMDes dan Koperasi Desa Merah Putih,” tambahnya.

Ia mengimbau para kepala desa untuk tidak perlu khawatir mengenai tumpang tindih kelembagaan antara koperasi dan BUMDes, terutama bagi BUMDes yang sudah mapan dan menghasilkan pendapatan hingga puluhan miliar rupiah per tahun.

Baca Juga :  Kunjungan Trump ke Qatar: Kesepakatan Raksasa 160 Pesawat Boeing

“BUMDes dengan pendapatan tahunan sebesar Rp 17 miliar atau bahkan Rp 24 miliar justru akan kita perkuat dengan kehadiran Koperasi Desa Merah Putih,” tegasnya.

Melalui penerbitan Inpres 9/2025, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan seluruh jajaran kementerian, lembaga, serta kepala daerah untuk mempercepat pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih. Prabowo menekankan bahwa pembangunan koperasi ini merupakan upaya strategis untuk mendorong swasembada pangan dan pembangunan desa demi mencapai pemerataan ekonomi.

Dalam pembentukan koperasi tersebut, Prabowo memberikan tujuh instruksi khusus kepada Menteri Koperasi. Salah satu permintaan utama Prabowo adalah agar Menteri Koperasi menyusun model bisnis yang komprehensif, mencakup skema hubungan kelembagaan antara koperasi dengan pemerintah desa/kelurahan serta lembaga ekonomi lainnya yang beroperasi di wilayah administratif tersebut.

Prabowo meminta seluruh menteri, kepala lembaga, dan kepala daerah untuk melaksanakan Inpres tersebut dengan penuh tanggung jawab dan bersinergi secara aktif. Mereka juga diwajibkan untuk melaporkan hasil pelaksanaan Inpres kepada Presiden secara berkala.

Pilihan Editor: Peluang Kenaikan Harga Emas Dunia bagi Peningkatan Penerimaan Negara

Berita Terkait

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!
Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP
Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!
DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri
Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!
6 Saham Kena Suspensi BEI, Investor Panik! Apa Penyebabnya?
Wall Street Hijau, Rapat The Fed Bayangi Kenaikan Awal Pekan
JSMR: Saham Jasa Marga Dapat Rekomendasi Beli dari Ciptadana, Potensi Cuan?

Berita Terkait

Selasa, 17 Juni 2025 - 02:22 WIB

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:57 WIB

Sucor AM: Lahirkan Talenta Investasi Muda Lewat Beasiswa SAP

Selasa, 17 Juni 2025 - 00:02 WIB

Saham BUMN Karya: Kontrak Mini, Pilih Cermat, Ini Alasannya!

Senin, 16 Juni 2025 - 23:17 WIB

DATA Remala Abadi Kantongi Kredit Rp 220 Miliar dari Bank Mandiri

Senin, 16 Juni 2025 - 23:07 WIB

Shekel Melesat, Bursa Israel Bergairah: Rekor Tertinggi Sejak 2008!

Berita Terbaru

finance

IHSG Terkoreksi, Investor Waspadai Geopolitik Global!

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:22 WIB

Uncategorized

Copenhagen, Rahasia Bahagia: Senyum Tulus Ala Denmark

Selasa, 17 Jun 2025 - 02:08 WIB

technology

Samsung Z Flip6 vs iPhone 16e: Adu Spek, Harga, Pilih Mana?

Selasa, 17 Jun 2025 - 01:37 WIB