Kontroversi Pemakaman Paus: Benarkah Prabowo Keliru Utus Jokowi?

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 26 April 2025 - 22:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menunjuk Joko Widodo sebagai utusan khusus pemerintah untuk menghadiri upacara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Keberangkatan Jokowi didampingi delegasi penting, termasuk Menteri Hukum dan HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, serta mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan.

Pilihan editor: Bagaimana Sertifikat Halal Terbit untuk Jajanan Anak Mengandung Babi

Hingga saat ini, belum ada keterangan resmi dari Istana Kepresidenan mengenai alasan spesifik penunjukan Jokowi. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi hanya menyampaikan bahwa Jokowi dan rombongan membawa sebuah surat pribadi dari Presiden Prabowo yang ditujukan kepada pemerintah Vatikan.

Surat tersebut berisi harapan dari kepala negara agar semangat Paus Fransiskus dalam membela kelompok rentan dan kaum tertindas dapat terus dilanjutkan. Prabowo juga menyampaikan ungkapan duka cita mendalam atas kehilangan yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menjelaskan bahwa keputusan Prabowo mengutus Jokowi ke Vatikan berkaitan erat dengan kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia pada bulan September tahun lalu.

Muzani menambahkan, pada saat kunjungan tersebut, Jokowi masih menjabat sebagai presiden dan secara langsung menyambut serta berinteraksi dengan Paus Fransiskus. “Oleh karena itu, Pak Prabowo merasa bahwa tingkatannya adalah setara kepala negara. Itulah sebabnya Pak Jokowi diminta untuk menghadiri dan mewakili pemerintah, rakyat, serta bangsa Indonesia di Vatikan,” ujar Muzani di Kompleks MPR/DPR/DPD pada hari Jumat, 25 April 2025.

Baca Juga :  Kabar Terbaru dari Retreat di Akmil: Diskusi Panas hingga Kepala Daerah Tumbang

Keputusan Prabowo untuk mengutus Jokowi menuai kritik dari Direktur Eksekutif Para Syndicate, Virdika Rizki Utama. Ia menyoroti rekam jejak Jokowi yang sempat masuk dalam nominasi tokoh terkorupsi pada tahun 2024 oleh Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

Virdika berpendapat bahwa rekam jejak Jokowi sebagai tokoh yang diasosiasikan dengan isu korupsi telah melekat dalam ingatan politik internasional. “Mengutus Jokowi sama dengan mengirim pesan yang kurang tepat. Indonesia mengirimkan figur yang dicurigai oleh publik global ke sebuah tempat yang sangat menjunjung tinggi moralitas. Ini bukan hanya soal hukum, tetapi juga soal pesan politik,” ungkapnya pada hari Kamis, 24 April 2025.

Dengan menunjuk Jokowi, lanjutnya, Prabowo dinilai telah kehilangan kesempatan untuk menunjukkan empati yang tulus kepada komunitas Katolik di Indonesia. Terlebih lagi, Virdika berpendapat bahwa prosesi pemakaman Paus Fransiskus tidak semata-mata dapat dipandang sebagai acara seremonial kenegaraan.

“Dengan memilih mengutus Jokowi, seorang figur yang integritas moral dan etikanya dipertanyakan di ruang publik, Prabowo seolah-olah mengabaikan perasaan mendalam umat Katolik,” tegasnya.

Kritik serupa juga datang dari politisi PDI Perjuangan, Aria Bima. Ia menyatakan bahwa ada figur lain yang dianggap lebih pantas untuk mewakili Indonesia di Vatikan dibandingkan Jokowi.

Menurutnya, Prabowo sebaiknya mengutus Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mewakili pemerintahannya. Ia menilai bahwa putra sulung Jokowi tersebut memiliki posisi yang lebih strategis untuk menyampaikan rasa belasungkawa pemerintah Indonesia atas wafatnya Paus Fransiskus.

Baca Juga :  Strategi Prabowo Hadapi Kebijakan Tarif Impor Trump: Analisis Lengkap

Ketua Umum Barisan Relawan Jokowi atau Bara JP, Utje Gustaaf Patty, memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, keputusan Prabowo untuk mengutus Jokowi menghadiri pemakaman Paus Fransiskus adalah langkah yang cerdas. “Menurut Presiden Prabowo, Jokowi adalah sosok yang paling tepat,” ujarnya saat dihubungi pada hari Sabtu, 26 April 2025.

Ia meyakini bahwa keputusan tersebut telah dipertimbangkan secara matang oleh kepala negara. Terkait kritikan publik, Utje menilai bahwa suara-suara tersebut tidak mewakili pandangan mayoritas masyarakat Indonesia. “Kritik publik hanya datang dari sebagian kecil orang. Lagi pula, nominasi OCCRP itu tidak valid karena dapat diusulkan oleh siapa saja,” jelasnya.

Jokowi sendiri telah tiba di Roma, Italia sejak hari Jumat, 25 April 2025. Ia datang bersama dua anggota delegasi lainnya, yaitu Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Sementara itu, Menteri HAM Natalius Pigai telah tiba lebih dulu pada hari Kamis, 24 April 2025.

Hendrik Yaputra, Ervana Trikarinaputri, dan Dian Rahma turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Penjelasan Wakil Wali Kota Solo soal Usulan Daerah Istimewa Surakarta

Berita Terkait

Aksi May Day 2025: Ribuan Buruh Padati Monas Merayakan Hari Buruh
Menhan Sjafrie Tegaskan: UU TNI Final, Tidak Ada Revisi
Jenderal Soeharto: Layakkah Jadi Pahlawan Nasional Tahun Ini?
Mensesneg Ungkap Prabowo Berpeluang Tolak Pengunduran Diri Hasan Nasbi
Sejarah Hari Buruh Nasional: Dari Soekarno hingga Era Reformasi
KPK Ancam Jemput Paksa Dua Anggota DPR Terkait Kasus Dana CSR BI
Mutasi TNI Terbaru: Panglima Agus Subiyanto Rombak 237 Jabatan Strategis
Hasan Nasbi Mundur dari PCO: Komunikasi Prabowo Jadi Sorotan Utama?

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:03 WIB

Aksi May Day 2025: Ribuan Buruh Padati Monas Merayakan Hari Buruh

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:56 WIB

Menhan Sjafrie Tegaskan: UU TNI Final, Tidak Ada Revisi

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:28 WIB

Jenderal Soeharto: Layakkah Jadi Pahlawan Nasional Tahun Ini?

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:16 WIB

Mensesneg Ungkap Prabowo Berpeluang Tolak Pengunduran Diri Hasan Nasbi

Kamis, 1 Mei 2025 - 06:47 WIB

Sejarah Hari Buruh Nasional: Dari Soekarno hingga Era Reformasi

Berita Terbaru

technology

Bocoran Ketebalan iPhone 17 Air: Setipis Apa Sebenarnya?

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:55 WIB

Family And Relationships

Lisa Mariana Menyesal: Mimpi Bertemu Atalia Praratya Pupus, Kecewa Berat

Kamis, 1 Mei 2025 - 10:51 WIB