Ragamutama.com – , Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja perekonomian Indonesia pada kuartal II 2025 menunjukkan pertumbuhan yang solid, didorong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga. Data BPS menunjukkan, konsumsi rumah tangga berhasil tumbuh sebesar 4,97 persen secara tahunan, memberikan kontribusi signifikan sebesar 54,25 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Komponen ini juga memiliki andil 2,64 persen dari total pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 yang mencapai 5,12 persen.
Moh. Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, dalam konferensi pers pada Selasa, 5 Agustus 2025, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan indikasi jelas masih kokohnya permintaan domestik. Selain konsumsi rumah tangga, komponen pengeluaran lain yang turut menopang PDB secara substansial adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi. PMTB tercatat tumbuh 6,99 persen secara tahunan, menyumbang 27,83 persen terhadap PDB dan memberikan kontribusi 2,06 persen dari total pertumbuhan ekonomi 5,12 persen.
Lebih lanjut, Edy menjelaskan bahwa sebagian besar komponen pengeluaran dari sisi PDB menunjukkan pertumbuhan positif. Pengecualian hanya terjadi pada konsumsi pemerintah yang terkontraksi tipis 0,33 persen secara tahunan. Sementara itu, konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) tumbuh 7,82 persen, dan ekspor barang serta jasa mencatatkan kenaikan impresif sebesar 10,76 persen. Di sisi lain, impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam perhitungan PDB juga mengalami peningkatan sebesar 11,65 persen.
Mengenai peningkatan konsumsi rumah tangga, Edy memaparkan bahwa salah satu pendorong utamanya adalah meningkatnya kebutuhan primer dan mobilitas masyarakat. “Kebutuhan bahan makanan dan makanan jadi meningkat karena adanya momentum hari libur dan hari besar keagamaan, yang turut mendorong aktivitas pariwisata selama periode libur,” jelas Edy.
Peningkatan mobilitas penduduk pada kuartal II 2025 juga tercermin dari data perjalanan wisata nusantara. BPS mencatat, pada Juni 2025, jumlah perjalanan wisata domestik mencapai 105,12 juta perjalanan, meningkat signifikan 25,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, di tengah optimisme data BPS, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menyampaikan pandangan yang berbeda. Nailul menyoroti adanya kejanggalan dalam data pertumbuhan ekonomi yang dirilis BPS, khususnya pada komponen konsumsi rumah tangga yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025.
Nailul membandingkan dengan kuartal I, di mana konsumsi rumah tangga tumbuh 4,95 persen namun pertumbuhan ekonomi hanya mencapai 4,87 persen. “Tidak ada momen yang secara fundamental membuat peningkatan konsumsi rumah tangga melonjak tajam seperti yang digambarkan,” kritiknya. Oleh karena itu, Nailul berpendapat bahwa BPS perlu memberikan penjelasan lebih rinci mengenai metodologi yang digunakan, termasuk indeks untuk menarik angka nilai tambah bruto sektoral serta komponen pengeluaran secara keseluruhan.
Pilihan Editor: Untung-Rugi Penghapusan TKDN dalam Produk Amerika