Konflik India-Pakistan Memanas: Drone Jadi Senjata Baru?

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 10 Mei 2025 - 13:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ketegangan militer antara India dan Pakistan terus meningkat setelah aksi saling tembak rudal. Sejumlah laporan mengenai ledakan beredar dari berbagai lokasi di sepanjang Garis Kontrol—garis perbatasan de facto yang memisahkan wilayah India dan Pakistan di Kashmir—sejak Sabtu (10/05) dini hari.

Wartawan BBC melaporkan mendengar suara ledakan di Kota Srinagar dan Jammu, wilayah Kashmir yang dikelola India. Sumber pasti dari ledakan ini masih belum terkonfirmasi.

Media lokal juga melaporkan adanya suara ledakan yang terdengar dari Udhampur, wilayah Kashmir yang dikelola India, serta Pathankot di Punjab. Kedua lokasi ini menampung fasilitas pertahanan India yang diklaim oleh Pakistan telah menjadi sasaran serangan.

Pihak militer Pakistan menyatakan telah berhasil menghancurkan sebuah pangkalan udara India, lapangan terbang, dan beberapa unit penyimpanan rudal di wilayah India.

Pemerintah Islamabad menegaskan bahwa serangkaian serangan tersebut merupakan respons terhadap gempuran rudal yang dilancarkan India, termasuk serangan yang terjadi di dekat ibu kota Islamabad.

Sebelumnya, Pakistan mengklaim bahwa India telah menembakkan rudal ke wilayah Chakwal, Shorkot, dan pangkalan udara di Rawalpindi—yang berjarak hanya 10 km dari ibu kota Pakistan, Islamabad.

Hingga saat ini, pihak India belum memberikan konfirmasi resmi mengenai versi kejadian yang disampaikan oleh Pakistan.

Kedua negara ini sebelumnya telah memasuki babak baru dalam konflik militer, yaitu pertempuran yang melibatkan drone atau pesawat tanpa awak.

Seberapa berbahayakah peningkatan eskalasi militer yang melibatkan dua negara pemilik senjata nuklir ini?

Perang pesawat nirawak pertama di dunia yang melibatkan dua negara bersenjata nuklir telah dimulai di Asia Selatan.

Pada hari Kamis (08/05), India menuduh Pakistan meluncurkan sejumlah pesawat nirawak dan rudal ke tiga pangkalan militer di wilayah India dan Kashmir yang dikelola India—tuduhan yang langsung dibantah oleh Islamabad.

Pakistan mengklaim telah berhasil menembak jatuh 25 pesawat nirawak India dalam beberapa jam terakhir.

Pemerintah Delhi belum memberikan pernyataan resmi kepada publik. Para ahli berpendapat bahwa serangan balasan ini menandai fase baru yang berbahaya dalam persaingan yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Hal ini dikarenakan kedua belah pihak tidak hanya terlibat dalam pertukaran serangan artileri, tetapi juga menggunakan senjata tak berawak melintasi perbatasan yang tidak stabil.

Di tengah desakan dari Washington dan kekuatan global lainnya agar kedua negara menahan diri, pertempuran pesawat nirawak ini membuka babak baru dalam konflik antara India dan Pakistan.

“Konflik antara India dan Pakistan memasuki era baru dalam penggunaan pesawat nirawak, era di mana ‘mata tak terlihat’ dan ketepatan pesawat tanpa awak dapat menentukan eskalasi atau pengendalian diri. Dengan demikian, di wilayah udara Asia Selatan yang diperebutkan, pihak yang mengendalikan perang pesawat nirawak tidak hanya akan melihat medan perang—mereka akan membentuknya,” ujar Jahara Matisek, seorang profesor di Sekolah Tinggi Perang Angkatan Laut AS, kepada BBC.

Sejak Rabu (07/05) pagi, Pakistan melaporkan bahwa serangan udara India dan tembakan lintas perbatasan telah mengakibatkan kematian 36 orang dan melukai 57 lainnya di Pakistan dan wilayah Kashmir yang dikelola Pakistan.

Di sisi lain, tentara India melaporkan bahwa setidaknya 16 warga sipil tewas akibat penembakan yang dilakukan oleh Pakistan.

India bersikeras bahwa serangan rudalnya merupakan tindakan pembalasan atas serangan mematikan yang dilakukan oleh militan terhadap wisatawan India di Pahalgam bulan lalu. Islamabad membantah terlibat dalam serangan tersebut.

Baca Juga :  Serangan Rudal India ke Pakistan Tewaskan Tiga Warga Sipil

Pada hari Kamis (08/05), militer Pakistan mengumumkan bahwa mereka telah berhasil menembak jatuh 25 pesawat tanpa awak India di berbagai kota, termasuk Karachi, Lahore, dan Rawalpindi.

Pesawat tanpa awak tersebut—yang dilaporkan merupakan pesawat tanpa awak Harop buatan Israel—dilaporkan berhasil dicegat melalui tindakan balasan teknis dan berbasis senjata.

India mengklaim telah berhasil menetralisir beberapa radar dan sistem pertahanan udara Pakistan, termasuk satu di Lahore. Klaim ini dibantah oleh Islamabad.

Rudal dan bom berpemandu laser, pesawat nirawak, dan kendaraan udara tak berawak (UAV) telah menjadi elemen penting dalam peperangan modern karena kemampuannya dalam meningkatkan ketepatan dan efisiensi operasi militer secara signifikan.

Pesawat-pesawat ini dapat mengirimkan koordinat untuk serangan udara, menunjuk target dengan laser, atau terlibat langsung dalam pertempuran.

Pesawat nirawak dapat digunakan sebagai umpan atau untuk menekan pertahanan udara musuh dengan cara terbang ke wilayah udara yang diperebutkan untuk memicu emisi radar musuh, yang kemudian menjadi sasaran amunisi pesawat nirawak lain yang berkeliaran atau rudal antiradiasi.

“Inilah cara Ukraina dan Rusia berperang. Peran ganda ini—menyasarkan target dan memicu serangan—menjadikan pesawat nirawak sebagai pengganda kekuatan dalam melemahkan pertahanan udara musuh tanpa mempertaruhkan pesawat berawak,” jelas Profesor Matisek.

Para ahli menyatakan bahwa armada pesawat nirawak India sebagian besar terdiri dari pesawat pengintai buatan Israel seperti IAI Searcher dan Heron, serta amunisi Harpy dan Harop.

Pesawat nirawak ini berfungsi sebagai rudal, alat pengintai otonom, hingga pelaku serangan presisi.

Harop, khususnya, menandai pergeseran ke arah peperangan yang menggunakan senjata dengan kemampuan mengincar target dengan presisi tinggi. Hal ini mencerminkan semakin pentingnya amunisi seperti drone kamikaze dalam konflik modern, menurut para ahli.

Heron, menurut para ahli, adalah “mata India di langit” untuk melakukan pemantauan pada masa damai dan operasi tempur. IAI Searcher Mk II dirancang untuk operasi garis depan dengan daya tahan hingga 18 jam, jangkauan 300 km, dan ketinggian 7.000 meter.

Kesepakatan pembelian 31 pesawat nirawak MQ-9B Predator—yang mampu terbang selama 40 jam dan mencapai ketinggian 40.000 kaki—dari AS senilai US$4 miliar menandai peningkatan signifikan dalam kemampuan serangan militer India.

India juga mengembangkan taktik pesawat nirawak berkelompok, dengan mengerahkan pesawat nirawak berukuran lebih kecil dalam jumlah banyak untuk membuat pertahanan udara lawan kewalahan sehingga senjata lain yang bernilai lebih tinggi dapat menembus pertahanan tersebut, jelas para ahli.

Di sisi lain, armada pesawat nirawak Pakistan “luas dan beragam,” terdiri dari produk dalam negeri dan impor, kata Ejaz Haider, seorang analis pertahanan yang berbasis di Lahore, kepada BBC.

Dia menyebutkan bahwa persenjataan Pakistan mencakup “lebih dari 1.000 pesawat nirawak,” termasuk drone dari China, Turki, dan produsen dalam negeri.

Produsen pesawat-pesawat nirawak tersebut termasuk CH-4 dari China, Bayraktar Akinci dari Turki, dan pesawat nirawak Burraq dan Shahpar milik Pakistan sendiri. Selain itu, Pakistan telah mengembangkan drone kamikaze yang meningkatkan kemampuan serangannya.

Ejaz Haider menjelaskan bahwa Angkatan Udara Pakistan (PAF) telah berupaya mengintegrasikan pesawat tanpa awak ke dalam operasi tempurnya selama hampir satu dekade. Fokus utamanya adalah pengembangan “loyal wingman”—pesawat tanpa awak yang berkoordinasi dengan pesawat berawak, tambahnya.

Baca Juga :  Danjen Kopassus Minta Maaf: Anggota Berfoto di Hercules Viral!

Profesor Matisek meyakini bahwa “Bantuan teknis Israel dalam memasok pesawat nirawak Harop dan Heron menjadi sangat penting bagi India, sementara ketergantungan Pakistan pada pesawat buatan Turki dan China menggarisbawahi perlombaan senjata yang sedang berlangsung.”

Meskipun pertempuran pesawat nirawak antara India dan Pakistan menandai peningkatan signifikan dalam persaingan kedua negara, situasinya berbeda dengan peperangan menggunakan pesawat nirawak dalam konflik Rusia-Ukraina, menurut para ahli.

Dalam pertempuran Rusia-Ukraina, pesawat nirawak memegang peran utama dalam operasi militer. Kedua negara saling mengerahkan ribuan pesawat nirawak untuk fungsi pengawasan, penargetan, dan serangan langsung.

“Menerjunkan pesawat nirawak [dalam konflik India-Pakistan yang sedang berlangsung] alih-alih jet tempur atau rudal berat merupakan opsi dengan intensitas yang lebih rendah dalam dunia militer. Pesawat nirawak tidak memiliki persenjataan yang selengkap pesawat berawak. Jadi, ini merupakan langkah yang terkendali. Namun, jika [pertempuran pesawat nirawak] ini hanyalah permulaan dari serangan udara yang lebih luas, perhitungannya akan berubah total,” kata Manoj Joshi, analis pertahanan India, kepada BBC.

Ejaz Haider berpendapat bahwa aktivitas pesawat nirawak baru-baru ini di Jammu “tampaknya merupakan respons taktis terhadap provokasi langsung, dan bukan pembalasan skala penuh [oleh Pakistan]”.

“Serangan balasan yang sesungguhnya terhadap India akan melibatkan unsur kejutan dan rasa takut. Serangan semacam itu kemungkinan akan lebih komprehensif, melibatkan berbagai persenjataan—baik berawak maupun tak berawak—dan menargetkan berbagai sasaran yang lebih luas. Operasi semacam itu akan bertujuan memberikan dampak yang menentukan, menandakan eskalasi yang signifikan di luar saling serang saat ini,” kata Haider.

Meskipun pesawat nirawak telah mengubah medan perang di Ukraina secara mendasar, perannya dalam konflik India-Pakistan masih lebih terbatas dan bersifat simbolis, menurut para ahli. Kedua negara juga menggunakan pesawat tempur berawak mereka untuk saling meluncurkan rudal.

“Perang pesawat nirawak yang kita saksikan saat ini mungkin tidak akan berlangsung lama; bisa jadi ini hanyalah awal dari konflik yang lebih besar,” kata Joshi.

“Ini bisa menjadi tanda de-eskalasi atau eskalasi—kedua kemungkinan itu masih terbuka. Kita berada di titik balik; arah yang akan diambil dari sini masih belum pasti.”

Jelas bahwa India sedang mengintegrasikan pesawat nirawak ke dalam doktrin serangan presisinya, yang memungkinkan penyerangan suatu target dari jarak jauh tanpa melintasi perbatasan. Namun, evolusi ini juga menimbulkan pertanyaan kritis.

“Pesawat nirawak menurunkan ambang batas tindakan politik dan operasional, menyediakan opsi untuk mengawasi dan menyerang sambil berusaha mengurangi risiko eskalasi,” kata Profesor Matisek.

“Namun, mereka juga menciptakan dinamika eskalasi yang baru: setiap pesawat tanpa awak yang ditembak jatuh, setiap radar yang dibutakan, menjadi titik api potensial dalam situasi yang menegangkan antara kedua kekuatan nuklir ini.”

  • Perbandingan kekuatan militer India dan Pakistan – Dari drone hingga rudal
  • India serang Pakistan dan Kashmir – ‘Saya tidak mengerti mengapa masjid kami menjadi sasaran’
  • Mengapa ketegangan terus terjadi di Kashmir?
  • Kashmir: Mengapa kekerasan terbaru membuat dunia sangat khawatir?
  • Mengapa pencabutan status daerah istimewa Kashmir oleh India dianggap kontroversial?
  • Apa yang melatarbelakangi perseteruan militer antara India dan China?

Berita Terkait

Mengerikan! Dampak Serangan Balik Pakistan: Bangunan dan Kendaraan Hancur di India
Tragis: Serangan Rudal India Tewaskan 31 di Pakistan
Sejarah Konflik India Pakistan: Akar Masalah & Dampaknya
Terungkap: Fakta Penting Serangan India ke Pakistan, 7 Mei 2025
Serangan Rudal India ke Pakistan Tewaskan Tiga Warga Sipil
Tawuran Manggarai Kembali Pecah, Warga Resah!
Norwegia Aktifkan Bunker Perang Dingin: Antisipasi Dampak Krisis Rusia-Ukraina?
Misteri Terungkap: Hari-Hari Terakhir Adolf Hitler, 80 Tahun Lalu

Berita Terkait

Sabtu, 10 Mei 2025 - 14:51 WIB

Mengerikan! Dampak Serangan Balik Pakistan: Bangunan dan Kendaraan Hancur di India

Sabtu, 10 Mei 2025 - 13:07 WIB

Konflik India-Pakistan Memanas: Drone Jadi Senjata Baru?

Kamis, 8 Mei 2025 - 12:35 WIB

Tragis: Serangan Rudal India Tewaskan 31 di Pakistan

Kamis, 8 Mei 2025 - 02:04 WIB

Sejarah Konflik India Pakistan: Akar Masalah & Dampaknya

Rabu, 7 Mei 2025 - 21:51 WIB

Terungkap: Fakta Penting Serangan India ke Pakistan, 7 Mei 2025

Berita Terbaru

Food And Drink

Long Weekend Asyik: Nikmati Diskon Baskin Robbins & Pizza PHD Murah!

Sabtu, 10 Mei 2025 - 16:59 WIB

Family And Relationships

Pesan Damai Paus Leo XIV: Analisis Mendalam Kalimat Pembuka Pidato

Sabtu, 10 Mei 2025 - 16:47 WIB