jabar.RAGAMUTAMA.COM, KOTA BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, bersama dengan Badan Gizi Nasional (BGN), terus berupaya keras dalam menangani kasus keracunan yang menimpa siswa penerima Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang disiapkan oleh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani.
Penegasan mengenai komitmen penanganan ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, bersama dengan Kepala BGN, Dadan Hindayana, saat mereka mengunjungi para siswa yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor pada Sabtu malam, 10 Mei 2025.
Menyusul kejadian yang meresahkan ini, Pemkot Bogor secara resmi telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan terkoordinasi.
Penanggulangan KLB sendiri melibatkan serangkaian upaya sistematis yang bertujuan untuk memberikan perawatan terbaik bagi para korban, mencegah penyebaran lebih lanjut, serta mengantisipasi potensi munculnya kasus baru terkait KLB yang sedang berlangsung.
Langkah-langkah penanggulangan tersebut mencakup berbagai tindakan, mulai dari pemberian pengobatan yang intensif dan upaya pencegahan yang ketat, hingga pelaksanaan penyelidikan epidemiologi yang mendalam dan peningkatan kesiapsiagaan secara menyeluruh.
“Kami memberikan jaminan penuh bahwa seluruh biaya medis bagi mereka yang terdampak oleh kejadian ini akan sepenuhnya ditanggung oleh Pemkot Bogor,” tegas Dedie A Rachim.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor telah mengambil langkah proaktif dengan melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lanjutan di 13 sekolah, bekerja sama erat dengan puskesmas setempat dan berkoordinasi intensif dengan pihak rumah sakit, serta Labkesda untuk melakukan pemeriksaan mendalam terhadap berbagai sampel. Sampel yang diperiksa meliputi muntahan pasien, air minum isi ulang sebanyak 2 liter, usap tray (1 buah), usap wadah makanan (1 buah), dan usap dubur penjamah makanan (2 orang).
“Insyaallah, hasilnya (pemeriksaan laboratorium) akan kami terima besok (hari ini), dan kami akan segera membahasnya secara komprehensif dengan BGN. Yang terpenting, kami ingin memastikan anak-anak tetap merasa senang dan antusias dalam menerima MBG ini, tanpa rasa takut atau keraguan sedikit pun,” imbuh Dedie A Rachim.
Saat ini, menurut penjelasan Dedie A Rachim, kondisi para pasien menunjukkan perkembangan positif dan berangsur membaik berkat penanganan medis yang tepat dan cepat.
Meskipun demikian, Pemkot Bogor juga terus melakukan pemetaan secara menyeluruh terhadap seluruh sekolah untuk memastikan tidak ada laporan tambahan yang masuk, khususnya yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan rawat inap.
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menyampaikan bahwa dampak yang dialami oleh para siswa dalam insiden ini tergolong lambat dibandingkan dengan kejadian serupa di daerah lain.
Menyikapi kejadian ini secara lebih luas, BGN berencana untuk memperketat dan meningkatkan standar operasional prosedur (SOP), mulai dari proses pemilihan bahan baku yang lebih selektif, durasi memasak yang dipersingkat, hingga efisiensi jarak distribusi dari lokasi SPPG.
Namun, Dadan juga menekankan bahwa SPPG ini merupakan salah satu contoh yang baik, dikelola oleh chef profesional yang berpengalaman dalam menyediakan makanan bergizi untuk anak-anak di sekolah tersebut.
“Menurut penilaian kami, fasilitas yang ada di SPPG ini sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh BGN. Bangunannya bagus, terjaga kebersihannya, dan sangat higienis,” ujarnya.
Ke depan, dalam penyempurnaan standar operasional, BGN akan memperkuat pelaksanaan uji organoleptik, yaitu metode evaluasi kualitas produk, bahan, atau komoditas dengan memanfaatkan indra manusia (mata, hidung, mulut, dan tangan).
Selain itu, BGN berencana untuk mengadakan penyegaran berkala setiap tiga bulan di seluruh SPPG, serta menyelenggarakan pelatihan rutin yang berfokus pada peningkatan kualitas makanan, pemilihan bahan baku yang tepat, dan aspek-aspek penting lainnya.
“Kami juga menjalin kerja sama yang erat dengan BPOM, Dinkes, dan para profesional di bidang tata boga dan food and beverage. Langkah-langkah ini akan kami terapkan kepada seluruh SPPG, dan kami meminta mereka untuk meningkatkan kewaspadaan secara signifikan,” pungkasnya. (mar7/jpnn)