Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara tegas mengimbau seluruh warganya untuk mengibarkan Bendera Merah Putih sebagai bentuk penghormatan pada bulan kemerdekaan, alih-alih bendera One Piece yang belakangan marak dikibarkan. Pesan ini disampaikan di tengah persiapan perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
“Merah Putih harga mati. Tolong hormati, ini bulan kemerdekaan. Jadi yang dikibarkan ya bendera Merah Putih,” ujar Khofifah di Surabaya pada Selasa, 5 Agustus 2025, menekankan pentingnya nasionalisme di momen bersejarah ini.
Sebagai langkah konkret, Khofifah menyatakan telah menerbitkan Surat Edaran (SE) kepada 38 kabupaten/kota di Jawa Timur. SE tersebut menyerukan agar seluruh warga secara serentak mengibarkan Bendera Merah Putih sepanjang bulan Agustus. Guna memastikan ketersediaan bendera, ia bahkan selalu membawa persediaan Bendera Merah Putih dalam setiap kunjungan kerjanya, yang kemudian dibagikan kepada masyarakat. Harapannya, tidak ada lagi alasan bagi warga untuk kesulitan mendapatkan bendera kebangsaan dan bersama-sama menunjukkan semangat patriotisme.
Fenomena pengibaran bendera One Piece belakangan memang menjadi sorotan publik menjelang peringatan HUT ke-80 RI. Tindakan ini disinyalir banyak pihak sebagai ekspresi kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah. Di beberapa wilayah Jawa Timur, pemerintah setempat turut menemukan kasus pengibaran bendera atau lukisan berlogo bajak laut populer tersebut.
Contohnya di Surabaya, Pemerintah Kota Surabaya mencatat adanya enam lokasi di mana bendera atau lukisan logo One Piece sempat dikibarkan. Namun, setelah dilakukan pendekatan, seluruh bendera tersebut telah diturunkan oleh pemiliknya. Demikian pula lukisan logo One Piece yang ditemukan di paving jalan gang, kini sudah dihapus.
Menanggapi hal ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menjelaskan bahwa warga yang mengibarkan bendera One Piece kemungkinan besar tidak sepenuhnya memahami makna di balik simbol tersebut. Oleh karena itu, pemerintah kota berinisiatif memberikan edukasi persuasif kepada warganya untuk menurunkannya.
“Tidak semua orang mengerti artinya bendera itu. Maka, pemerintah hadir untuk memberikan pengertian itu,” kata Eri di Surabaya. Ia menegaskan bahwa Pemkot Surabaya tidak mengeluarkan larangan terhadap pengibaran bendera One Piece, melainkan lebih fokus pada upaya edukasi dan ajakan untuk memaknai kemerdekaan dengan simbol negara.
“Enggak dilarang. Tapi kami memberikan pengertian. Setelah itu, alhamdulillah mereka mengerti dan diturunkan benderanya,” pungkas Eri, menunjukkan keberhasilan pendekatan humanis dalam menyikapi fenomena ini.
Pilihan Editor: Perlawanan Memakai Bendera One Piece