Keyakinan Konsumen Turun: Investor Waspadai Dampak ke Emiten Saham

- Penulis

Kamis, 17 April 2025 - 21:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Data terbaru dari Bank Indonesia (BI) mengenai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) memperlihatkan adanya penurunan yang konsisten sejak awal tahun 2025. Pada bulan Maret, angka IKK tercatat berada di posisi 121,1, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan Februari yang mencapai 126,4. Sebelumnya, pada bulan Januari, indeks ini sempat mencapai titik tertinggi di angka 127,2.

Sebagai informasi tambahan, IKK ini merefleksikan bagaimana masyarakat memandang kondisi ekonomi dalam kurun waktu enam bulan mendatang. Penurunan pada indeks ini mengindikasikan berkurangnya tingkat optimisme di kalangan konsumen. Hal ini berpotensi memicu peningkatan pandangan pesimis terhadap prospek ekonomi secara nasional.

Menurut VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, meskipun IKK menunjukkan tren penurunan sejak awal tahun, angka tersebut masih berada di zona optimis, yaitu di atas angka 100. Ia berpendapat bahwa level IKK saat ini masih dalam tahap pertimbangan dan baru akan menjadi sinyal peringatan jika mendekati angka 100.

IHSG Rentan Tertekan, Investor Institusi Lokal Jadi Andalan

Baca Juga :  Saham ANTM, PGAS & AMRT Melaju saat Indeks Bisnis-27 Dibuka Turun

“Penurunan daya beli masyarakat berpotensi menyebabkan perlambatan ekonomi, yang kemudian berdampak pada emiten-emiten kategori strategic, seperti sektor perbankan dan konsumer,” ujar Audi kepada Kontan pada hari Kamis (17/4).

Audi melanjutkan penjelasannya bahwa jika IKK terus mengalami penurunan dan bahkan mendekati level pesimis, emiten perlu mengambil langkah adaptif. Beberapa langkah tersebut meliputi fokus pada produk kebutuhan pokok yang memiliki nilai fungsional tinggi, melakukan diversifikasi pada produk atau layanan yang lebih terjangkau, serta mengevaluasi ekspansi dan berfokus untuk mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada.

“Kami mengamati bahwa tekanan pada emiten juga dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal, terutama di tengah ketidakstabilan nilai tukar rupiah. Kondisi ini berdampak signifikan pada konsumen yang bahan bakunya berasal dari impor,” tambahnya.

Menanggapi kondisi ini, Audi menyarankan agar investor mulai mempertimbangkan strategi diversifikasi ke aset-aset yang dianggap aman (safe haven) dan bebas risiko (riskfree), seperti emas dan obligasi pemerintah, sebagai langkah untuk melindungi nilai investasi (hedging).

Baca Juga :  IMF Prediksi Ekonomi Global Melambat: Ini 3 Solusi Ampuhnya!

Audi merekomendasikan pembelian (buy) sejumlah saham di tengah sentimen tersebut, yaitu BBCA dengan target harga Rp 9.250, BMRI dengan target harga Rp 5.450, dan MYOR pada target harga Rp 2.400.

Outflow Asing Mencapai Rp 13,9 Triliun, Simak Review IHSG Pekan Ini

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori, Ekky Topan, mengungkapkan bahwa tren pelemahan IKK mencerminkan penurunan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini.

“Ini bisa menjadi sinyal peringatan penting bagi perusahaan, khususnya yang sangat bergantung pada belanja konsumen, seperti emiten di sektor ritel, otomotif, properti, serta Food & Beverages,” kata Ekky kepada Kontan pada hari Kamis (17/4).

Untuk strategi investasi yang lebih tepat, Ekky menyarankan investor untuk mempertimbangkan sektor-sektor defensif. Walaupun permintaan domestik mengalami pelemahan, produk dari sektor-sektor ini tetap dibutuhkan oleh masyarakat, seperti sektor perbankan, layanan kesehatan, dan utilitas, termasuk telekomunikasi.

Berita Terkait

IHSG Tertekan Sentimen Global, Ini Daftar Saham Pilihan Analis!
Emas Antam Hari Ini: Harga Naik Jadi Rp 1.968.000
Harga Emas Antam Hari Ini Naik! Cek Rincian Lengkapnya di Sini
MR DIY RUPST: Laba Ditahan, Dana Cadangan Wajib Naik
Rekomendasi Saham BBCA, ELSA, KLBF, UNVR: Potensi Cuan Senin Ini!
BI Rate Turun, Kok Bunga Kredit Bank Digital Masih Mahal?
PTBA Bagi Dividen Rp332 Per Saham, Catat Jadwalnya!
NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 10:02 WIB

IHSG Tertekan Sentimen Global, Ini Daftar Saham Pilihan Analis!

Senin, 16 Juni 2025 - 09:37 WIB

Emas Antam Hari Ini: Harga Naik Jadi Rp 1.968.000

Senin, 16 Juni 2025 - 09:17 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini Naik! Cek Rincian Lengkapnya di Sini

Senin, 16 Juni 2025 - 07:12 WIB

MR DIY RUPST: Laba Ditahan, Dana Cadangan Wajib Naik

Senin, 16 Juni 2025 - 06:57 WIB

Rekomendasi Saham BBCA, ELSA, KLBF, UNVR: Potensi Cuan Senin Ini!

Berita Terbaru

finance

Emas Antam Hari Ini: Harga Naik Jadi Rp 1.968.000

Senin, 16 Jun 2025 - 09:37 WIB