Kenaikan Tarif Trump: Pasar Panik, Saham Dunia Ambruk

- Penulis

Jumat, 4 April 2025 - 11:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif impor baru telah mengakibatkan penurunan tajam di pasar saham global.

Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran akan inflasi yang meningkat, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan ketegangan perdagangan internasional.

Laporan BBC menyebutkan Indeks S&P 500, yang merepresentasikan 500 perusahaan besar AS, mencatat penurunan harian terburuk sejak pandemi Covid-19 mengguncang perekonomian global pada tahun 2020.

Saham perusahaan-perusahaan ritel dan teknologi, termasuk Apple, Nike, dan Target, mengalami penurunan lebih dari 9 persen.

Koreksi Pasar Asia dan Eropa

Pasar saham Asia-Pasifik mengalami pelemahan untuk hari kedua berturut-turut. Pada Jumat pagi (waktu setempat), indeks Nikkei 225 di Jepang turun 2,7 persen, ASX 200 di Australia melemah 1,6 persen, dan Kospi Korea Selatan juga menunjukkan penurunan tipis.

Pasar di China dan Hong Kong ditutup karena libur Festival Qingming.

Di Eropa, indeks FTSE 100 Inggris turun 1,5 persen pada Kamis. Penurunan serupa terlihat di bursa-bursa utama Eropa lainnya, mengikuti tren koreksi dari pasar Asia hingga Amerika.

Sementara itu, harga emas, yang dianggap sebagai aset aman di tengah gejolak ekonomi, sempat mencapai rekor tertinggi 3.167,57 dollar AS per ons (sekitar Rp50,8 juta) sebelum mengalami koreksi. Nilai tukar dolar AS juga melemah terhadap mata uang utama dunia.

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) menyampaikan keprihatinan yang mendalam dan memperkirakan penurunan volume perdagangan global sebesar 1 persen tahun ini akibat kebijakan tarif tersebut.

Reaksi Global dan Dampak Pasar

Baca Juga :  5 Aplikasi Investasi Saham Amerika Terpercaya untuk Investor Indonesia: Raih Potensi Cuan!

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengimbau perusahaan-perusahaan Eropa untuk menunda rencana investasi di AS.

Di sisi lain, Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyatakan akan menerapkan kebijakan balasan berupa tarif 25 persen untuk kendaraan impor dari AS.

Trump sebelumnya telah memberlakukan tarif 25 persen pada impor dari Kanada dan Meksiko, meskipun belum menambahkan bea baru untuk kedua negara dalam pengumuman terakhirnya.

Banyak perusahaan kini menghadapi dilema: menanggung beban tarif, membaginya dengan mitra bisnis, atau menaikkan harga jual kepada konsumen.

Pilihan terakhir berisiko menurunkan permintaan, mengingat konsumsi rumah tangga AS berkontribusi sekitar 10-15 persen terhadap ekonomi global.

“Kita melihat sektor ritel terpukul keras saat ini karena perluasan tarif ke negara-negara yang tak terduga,” ujar Jay Woods, kepala strategi global di Freedom Capital Markets. Ia memperkirakan gejolak pasar akan berlanjut.

 

Penghentian Produksi dan Pemutusan Hubungan Kerja

Beberapa perusahaan mengambil langkah drastis. Stellantis, produsen Jeep dan Fiat, menghentikan sementara produksi di pabriknya di Toluca (Meksiko) dan Windsor (Kanada) sebagai dampak dari tarif 25 persen atas mobil impor.

Kebijakan ini juga berdampak pada 900 pekerja di lima pabrik AS yang memasok komponen ke kedua lokasi tersebut.

Perusahaan Besar Mengalami Kerugian Signifikan

Di pasar saham, Nike mencatat penurunan paling tajam di indeks S&P, dengan harga saham turun 14 persen. Apple, yang bergantung pada rantai pasok di China dan Taiwan, turun 9 persen. Target melemah sekitar 10 persen, dan Harley-Davidson juga turun 10 persen.

Baca Juga :  Sektor Keuangan Dominasi Pergerakan IHSG Sepekan: Analisis Lengkap

Saham Adidas anjlok lebih dari 10 persen, Puma turun 9 persen, sementara Pandora dan LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessy) juga terdampak tarif atas Uni Eropa dan Swiss.

Ancaman Resesi Ekonomi

Seema Shah, Kepala Strategi Global di Principal Asset Management, menyatakan ekonomi AS berpotensi menuju resesi jika tidak ada kebijakan pendukung lainnya, seperti pemotongan pajak besar yang pernah dijanjikan Trump.

“Tarif tinggi akan langsung membebani perekonomian, sementara manfaatnya—jika ada—baru akan terlihat dalam jangka panjang,” jelas Shah.

Ia menilai ambisi Trump untuk menghidupkan kembali sektor manufaktur akan membutuhkan waktu bertahun-tahun.

Klaim Trump tentang Peningkatan Ekonomi AS

Dalam pernyataan di Gedung Putih, Trump menyatakan tarif minimum 10 persen atas seluruh impor global akan mendorong pertumbuhan ekonomi AS, meningkatkan pendapatan negara, dan memindahkan sektor manufaktur kembali ke dalam negeri.

“Saya pikir ini berjalan sangat baik. Ini seperti operasi besar pada pasien. Saya katakan, ini akan menjadi seperti itu,” ujar Trump, Kamis (3/4/2025), seperti dilansir BBC.

“Pasar akan melonjak. Saham akan melonjak. Negara ini akan melonjak,” sambungnya.

Namun, pasar justru bereaksi sebaliknya. Investor merespons negatif kebijakan ini yang dinilai berpotensi meningkatkan harga barang dan memperlambat konsumsi rumah tangga.

Trump juga berencana menaikkan tarif secara signifikan untuk barang dari beberapa negara.

China akan dikenakan tarif gabungan hingga 54 persen, sementara Uni Eropa akan dikenai bea masuk sebesar 20 persen.

Berita Terkait

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas
Dolar AS Menguat! Sentimen The Fed Dorong Indeks Dolar ke 99
SMDR Bagi Dividen Interim Rp 40,92 Miliar: Laba Bersih Melejit!
Saham Pilihan MNC Sekuritas Hari Ini: Potensi Cuan 31 Juli!

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:50 WIB

IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:15 WIB

UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III

Kamis, 31 Juli 2025 - 10:31 WIB

BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas

Berita Terbaru

entertainment

Raisa Memukau! Elegan di Marvelous Celebration Living World

Jumat, 1 Agu 2025 - 15:19 WIB

politics

Amnesti Prabowo untuk Hasto? KPK Tunggu Keputusan Presiden!

Jumat, 1 Agu 2025 - 14:51 WIB

Uncategorized

Tom Lembong Bebas, Anies Puji Prabowo: Kejutan Politik?

Jumat, 1 Agu 2025 - 14:23 WIB

politics

Resmi: 18 Agustus 2025 Libur Nasional! Catat Tanggalnya!

Jumat, 1 Agu 2025 - 13:12 WIB