JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Film animasi “Merah Putih: One For All” tengah menjadi perbincangan hangat. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Barekraf) pun memberikan klarifikasi terkait sorotan tersebut.
Menanggapi ramainya diskusi publik, Kemenparekraf/Barekraf menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam pendanaan produksi film “Merah Putih: One For All”.
“(Plt) Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, Kiagoos Irvan Faisal, menyatakan dalam keterangannya pada Selasa (12/8/2025) bahwa pemerintah tidak memberikan dukungan finansial, fasilitas produksi, maupun promosi untuk film tersebut.
Lebih lanjut, Kiagoos menjelaskan bahwa Kemenparekraf/Barekraf tidak memiliki wewenang dalam meloloskan penayangan film di bioskop. Keputusan penayangan film pada 14 Agustus 2025 sepenuhnya berada di tangan pihak bioskop.
“Kementerian Ekraf tidak memiliki kewenangan untuk melakukan kurasi, apalagi meloloskan atau tidaknya sebuah tayangan film. Proses kurasi dan seleksi penayangan menjadi kewenangan pihak distributor, dalam hal ini pemilik bioskop,” tegasnya.
Diungkapkan pula bahwa tim produksi “Merah Putih: One For All” sempat melakukan audiensi dengan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Irene Umar, pada 7 Juli 2025. Dalam pertemuan tersebut, Kemenparekraf/Barekraf memberikan masukan yang berfokus pada peningkatan kualitas animasi film.
“Dalam audiensi tersebut, Wamen Ekraf memberikan sejumlah masukan untuk peningkatan kualitas film animasi tersebut,” imbuh Kiagoos.
Meski demikian, Kemenparekraf/Barekraf menekankan dukungannya terhadap pelaku ekonomi kreatif dan pentingnya memberikan ruang bagi mereka untuk berkarya.
“Kementerian Ekonomi Kreatif meyakini bahwa setiap pegiat ekraf patut diberikan ruang untuk berkarya dan kesempatan untuk berkreasi, sejauh itu dapat memberikan dampak positif, khususnya bagi sektor ekonomi kreatif,” kata Kiagoos.
Film “Merah Putih: One For All”, yang disutradarai oleh Endiarto dan Bintang Takar, menjadi sorotan karena kualitas animasinya dinilai belum optimal dan terkesan kaku jika dibandingkan dengan film animasi Indonesia lainnya.
Mengangkat tema semangat kemerdekaan, film ini bercerita tentang sekelompok anak yang terpilih menjadi “Tim Merah Putih” dengan misi menjaga bendera pusaka yang selalu dikibarkan pada setiap upacara 17 Agustus.
Namun, tantangan muncul ketika tiga hari menjelang upacara, bendera tersebut hilang. Delapan anak dari berbagai latar belakang budaya—Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa—bersatu untuk menjalankan misi heroik penyelamatan bendera pusaka. Petualangan mereka meliputi penelusuran hutan, penyusuran sungai, hingga menghadapi konflik internal. Film ini dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 14 Agustus 2025.