Jakarta – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan komitmen kuat institusinya untuk menuntaskan penyelidikan atas penyebab kematian diplomat Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan. Kapolri menjelaskan bahwa kesimpulan dari proses investigasi ini belum dapat dirilis ke publik lantaran kepolisian memerlukan kecermatan ekstra dalam setiap tahapannya.
“Kami mengedepankan posisi untuk lebih cermat, dan kami juga ingin menunggu seluruh hasil tuntas sehingga kemudian ini semuanya bisa dipadukan untuk kemudian bisa dipertanggungjawabkan ke publik,” ujar Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Markas Komando Brimob, Depok, pada Kamis, 17 Juli 2025.
Lebih lanjut, Polri menekankan pentingnya pendekatan investigasi yang saintifik dalam kasus ini. Hal ini krusial untuk memastikan secara akurat apakah insiden meninggalnya diplomat tersebut merupakan sebuah peristiwa pidana atau bukan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan bahwa tim penyelidik juga melibatkan proses psikologi forensik dalam penanganan kasus ini. “Akan kami lakukan,” kata Ade pada Jumat, 11 Juli 2025.
Ade Ary Syam Indradi kembali menegaskan bahwa kepolisian mengedepankan prinsip investigasi kejahatan berbasis ilmiah atau scientific crime investigation dalam mengungkap kematian Arya Daru. Salah satu tahapan vital adalah pelaksanaan autopsi pada jenazah korban.
Tim forensik, menurut Ade, akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap organ-organ dalam jenazah diplomat Kemlu tersebut guna mengungkap penyebab pasti kematiannya. “Dilakukan pemeriksaan secara laboratoris organ-organ dalamnya dan patologinya,” jelas Ade.
Saat ini, tim penyelidik masih menanti rampungnya hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris. “Kemudian juga masih menunggu saat ini proses pemeriksaan patologi,” imbuh Ade di hadapan para wartawan.
Sebagai informasi, Arya Daru Pangayunan ditemukan meninggal dunia di Guest House Gondia yang berlokasi di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat. Ia ditemukan tak bernyawa dengan wajah tertutup lakban pada Selasa pagi, 8 Juli 2025. Penemuan ini berawal ketika sang istri, yang berdomisili di Yogyakarta, meminta penjaga kos untuk memeriksa kondisi suaminya karena tidak dapat dihubungi.
Penyidik membenarkan bahwa penjaga kos telah melakukan pengecekan ke kamar Arya Daru sejak malam sebelumnya atas permintaan sang istri, menyusul ponsel korban yang mati saat dihubungi. “Benar, istrinya minta penjaga kos ngecek karena HP suaminya mati,” pungkas Ade.
