Kekhawatiran Investor: Perlambatan Ekonomi Global Meski AS-China Damai Tarif

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 13 Mei 2025 - 13:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perjanjian gencatan senjata dalam perang dagang AS-China disambut positif oleh pasar saham global, sekaligus mendorong penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat.

Namun, sentimen optimisme ini tetap diiringi kewaspadaan. Para investor menyadari bahwa negosiasi selanjutnya akan panjang dan kompleks, sementara ancaman perlambatan ekonomi global masih membayangi.

Mengutip Reuters, Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengumumkan bahwa setelah dua hari negosiasi di Jenewa, kedua negara sepakat untuk menangguhkan kenaikan tarif selama 90 hari.

Selama periode ini, tarif AS atas produk Tiongkok tetap sebesar 30 persen, berlaku mulai 14 Mei hingga 12 Agustus.

Baca Juga :  Menkominfo Ancam Blokir WorldID dan Worldcoin: Tuntut Penjelasan Lengkap dari Pengelola

Sementara itu, tarif balasan Tiongkok atas barang-barang AS tetap pada level 10 persen. Hasil ini melampaui ekspektasi banyak analis pasar.

Indeks saham utama AS langsung mengalami lonjakan signifikan. Indeks S&P 500 naik 3,3 persen, sedangkan Nasdaq Composite, yang didominasi saham teknologi, meroket lebih dari 4 persen.

Harga obligasi pemerintah AS terkoreksi, menyebabkan imbal hasil obligasi 10 tahun naik ke 4,48 persen, level tertinggi dalam sebulan terakhir.

Di pasar global, indeks MSCI World menguat lebih dari 2 persen. Indeks volatilitas Cboe (VIX) turun di bawah level 20 untuk pertama kalinya sejak akhir Maret, menandakan penurunan kecemasan investor.

Baca Juga :  E-Commerce Sukses: 5 Tips SEO Ampuh Tingkatkan Penjualan Produk!

Potensi Perlambatan Ekonomi Tetap Ada

Ancaman beban tarif yang lebih tinggi masih berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi global. Charles Wang, Ketua Shenzhen Dragon Pacific Capital Management Co., menyatakan bahwa pengurangan tarif yang hanya berlaku 90 hari menciptakan ketidakpastian ekonomi jangka panjang.

Michael Metcalfe, Kepala Strategi Makro di State Street Global Markets, London, memperkirakan kesepakatan ini menghasilkan tarif efektif rata-rata sekitar 15 persen.

“Pada dasarnya, ini mengembalikan situasi ke titik awal sebelum pengumuman tarif timbal balik,” jelasnya.

Berita Terkait

INCI Bagikan Dividen Rp 35: Cek Jadwal dan Cara Mendapatkannya!
Rektor Paramadina: Sertifikasi Wajib Tingkatkan Kualitas Manajemen Koperasi Desa
Perbaiki Kinerja, Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Terapkan Strategi Ini
Gojek Tokopedia Buka Suara Soal Rumor Akuisisi oleh Grab!
Investasi USDT: Strategi Aman Orang Kaya di Pasar Kripto
PT Vale Indonesia: Bukti Nyata Komitmen Peduli Lingkungan
Dorongan Pemerintah: Industri Hijau Tarik Investasi Asing ke Indonesia
Lowongan Kerja BUMN Perbankan: Buka untuk SMA, D3, dan S1 Semua Jurusan

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 17:07 WIB

INCI Bagikan Dividen Rp 35: Cek Jadwal dan Cara Mendapatkannya!

Selasa, 13 Mei 2025 - 16:03 WIB

Perbaiki Kinerja, Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) Terapkan Strategi Ini

Selasa, 13 Mei 2025 - 15:39 WIB

Gojek Tokopedia Buka Suara Soal Rumor Akuisisi oleh Grab!

Selasa, 13 Mei 2025 - 14:27 WIB

Investasi USDT: Strategi Aman Orang Kaya di Pasar Kripto

Selasa, 13 Mei 2025 - 13:55 WIB

PT Vale Indonesia: Bukti Nyata Komitmen Peduli Lingkungan

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Keracunan Massal Siswa Bogor: BGN Tanggung Jawab Penuh!

Selasa, 13 Mei 2025 - 17:27 WIB

Public Safety And Emergencies

BGN Tanggung Jawab Penuh Biaya Pengobatan Siswa Keracunan MBG Bogor

Selasa, 13 Mei 2025 - 17:15 WIB

entertainment

Ari Lasso Beri Komentar di Unggahan Dearly Djoshua Usai IPO

Selasa, 13 Mei 2025 - 16:59 WIB