Ragamutama.com – , Jakarta – Perwakilan diplomatik India di Jakarta memberikan tanggapan resmi terkait serangan teroris yang menyasar warga sipil di wilayah Jammu dan Kashmir pada tanggal 22 April 2025 lalu. Kedutaan Besar Republik India menyatakan bahwa aksi terorisme yang mengakibatkan hilangnya 26 nyawa tersebut merupakan tindakan yang brutal dan tidak berperikemanusiaan.
Pihak Kedubes India mengklaim bahwa pemerintahannya telah memperoleh informasi yang mengindikasikan keterkaitan pelaku serangan dengan jaringan teroris yang beroperasi di wilayah Pakistan.
“Pemerintah India memiliki bukti yang kuat, termasuk data teknis, kesaksian dari para korban selamat, dan informasi lainnya yang secara jelas menunjukkan keterlibatan teroris yang berbasis di Pakistan dalam aksi serangan ini,” demikian pernyataan resmi dari Kedubes India pada hari Rabu, 7 Mei 2025.
Kedubes India menyatakan bahwa sebelumnya, mereka telah menyampaikan permintaan agar tindakan tegas diambil terhadap para teroris beserta infrastruktur pendukung mereka. Akan tetapi, menurut Kedubes India, dalam kurun waktu dua minggu terakhir, Pakistan justru membantah tuduhan tersebut dan balik menuduh India melakukan operasi rekayasa (false flag).
Lebih lanjut, Kedubes India turut memberikan penjelasan mengenai serangan yang dilancarkan oleh negaranya terhadap wilayah Pakistan. Mereka menegaskan bahwa tindakan tersebut bersifat terukur dan menargetkan sasaran secara presisi.
Menurut pandangan pemerintah India, serangan terhadap Pakistan diambil
dengan perhitungan yang matang, penuh tanggung jawab, dan dirancang sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya eskalasi konflik.
“Tidak ada target sipil, fasilitas ekonomi, maupun aset militer Pakistan yang menjadi sasaran serangan. Hanya kamp-kamp pelatihan teroris yang telah teridentifikasi yang menjadi target operasi,” bunyi keterangan tersebut.
Militer Pakistan melaporkan bahwa setidaknya 34 orang meninggal dunia dan 46 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan dan penembakan yang terjadi di sepanjang wilayah perbatasan pada hari Rabu dini hari.
Sementara itu, delapan orang dilaporkan tewas di wilayah Kashmir yang dikuasai oleh India akibat tembakan yang berasal dari pihak Pakistan, demikian pernyataan dari pihak militer India.
Sebelumnya, sekelompok orang bersenjata melakukan penembakan terhadap puluhan wisatawan di wilayah Kashmir yang dikelola oleh India pada hari Selasa, 22 April 2025. Polisi India melaporkan bahwa sedikitnya 26 orang tewas dalam insiden tersebut, seperti yang dikutip dari laporan Aljazeera.
Serangan itu terjadi saat rombongan wisatawan sedang mengunjungi padang rumput Baisaran, yang terletak sekitar 5 kilometer dari kota peristirahatan Pahalgam di wilayah sengketa tersebut.
“Serangan kali ini jauh lebih besar dampaknya dibandingkan serangan-serangan lain yang pernah ditujukan kepada warga sipil dalam beberapa tahun terakhir,” tulis Kepala Menteri Omar Abdullah, pejabat terpilih tertinggi di wilayah tersebut, melalui akun media sosialnya.
Pihak kepolisian India menyatakan bahwa sedikitnya 26 orang telah menjadi korban jiwa. Sampai saat ini, belum ada kelompok yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, pihak kepolisian menduga bahwa serangan ini dilakukan oleh kelompok bersenjata yang menentang kekuasaan India. Pasukan keamanan saat ini tengah melakukan pengejaran terhadap para pelaku penyerangan. Para korban luka telah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.
Mayoritas wisatawan yang menjadi korban tewas merupakan warga negara India. Seorang pemandu wisata di Pahalgam mengatakan bahwa ia mendekati lokasi kejadian setelah mendengar suara tembakan.
Ia turut membantu mengevakuasi beberapa korban luka dengan menggunakan kuda. Waheed, seorang pemandu wisata, menuturkan bahwa ia melihat beberapa pria tergeletak tak bernyawa di tanah. Saksi mata lainnya mengatakan bahwa para pelaku tidak melakukan serangan terhadap wisatawan perempuan.
Perdana Menteri India Narendra Modi memutuskan untuk memperpendek kunjungan kerja dua harinya ke Arab Saudi dan kembali ke ibu kota pada hari Rabu pagi. Ia mengutuk serangan tersebut sebagai “tindakan yang mengerikan” dan berjanji bahwa para pelaku “akan dibawa ke pengadilan”.
“Agenda jahat mereka tidak akan pernah berhasil. Tekad kami untuk memerangi terorisme tidak akan pernah goyah dan akan semakin kuat,” tegas Modi melalui sebuah unggahan di platform X.
Beberapa hari setelah serangan tersebut, tepatnya pada tanggal 23 April 2025, India mengambil langkah untuk menurunkan hubungan diplomatiknya dengan Pakistan. Menteri Luar Negeri India Vikram Misri mengumumkan bahwa perbatasan darat utama antara kedua negara akan ditutup. Pemerintah India juga akan menangguhkan perjanjian mengenai pengelolaan air yang memungkinkan pembagian air dari sistem sungai Indus antara kedua negara.
Pihak India menyalahkan Pakistan atas terjadinya serangan tersebut dan menuding adanya keterkaitan lintas batas antara Pakistan dengan para pelaku serangan. Namun, Pakistan dengan tegas membantah tuduhan tersebut. Kedua negara saling memberikan respons setelah serangan tersebut, termasuk dengan menangguhkan pemberian visa dan mengusir diplomat.
Sita Planasari dan Dewi Rina Cahyani turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Trump Berharap India-Pakistan Segera Akhiri Pertempuran