Kapitalisasi Pasar BEI Berubah: BBCA Ungguli BREN, Analis Beri Rekomendasi Saham

- Penulis

Rabu, 16 April 2025 - 08:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Dinamika pasar modal diwarnai dengan penurunan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI), sebuah konsekuensi dari koreksi yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tengah gejolak pasar saham yang sedang berlangsung.

Pada penutupan sesi perdagangan hari Selasa, 15 April, IHSG tercatat berada pada level 6.441,68. Data *year to date* (ytd) menunjukkan bahwa IHSG telah mengalami penurunan sebesar 9,01%. Imbas dari penurunan ini, kapitalisasi pasar BEI ikut menyusut menjadi Rp 11.105 triliun, atau turun sekitar 11,08% dibandingkan posisi pada akhir tahun 2024 yang mencapai Rp 12.336 triliun.

Komposisi saham-saham dengan kapitalisasi besar (*big caps*) juga mengalami pergeseran. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kini menduduki peringkat pertama dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 1.047 triliun. Posisi kedua ditempati oleh PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 789 triliun.

Asing Net Sell Jumbo Saat IHSG Menguat 4 Hari Beruntun, Cek Saham yang Banyak Dijual

Sebagai gambaran perbandingan, pada penghujung tahun 2024, BREN sempat memimpin daftar dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.241 triliun, diikuti oleh BBCA dengan nilai Rp 1.181 triliun.

PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) harus rela terlempar dari daftar 10 besar saham dengan kapitalisasi pasar terbesar. Pada akhir tahun 2024, kapitalisasi pasar PANI tercatat sebesar Rp 270 triliun. Posisinya kini digantikan oleh PT DCI Indonesia Tbk (DCII), yang mencatatkan kapitalisasi pasar sebesar Rp 362 triliun per 15 April 2025.

Baca Juga :  Profil Sritex, Raksasa Tekstil di ASEAN yang Resmi Tutup Hari Ini

Oktavianus Audi, Vice President Marketing, Strategy, and Planning Kiwoom Sekuritas, menjelaskan bahwa penurunan kapitalisasi pasar BEI ini selaras dengan pelemahan IHSG jika dibandingkan dengan posisinya di akhir tahun sebelumnya.

  BBCA Chart by TradingView  

Kendati demikian, ia menyoroti bahwa dalam beberapa hari terakhir, IHSG mulai menunjukkan tren penguatan hingga berhasil menembus kembali level 6.000, yang didorong oleh kenaikan harga saham-saham *big caps*.

IHSG Menguat 4 Hari Berturut-turut, Cermati Saham-Saham yang Banyak Diborong Asing

Menurut Audi, penguatan ini cenderung bersifat jangka pendek hingga menengah, dipicu oleh adanya peluang negosiasi selama 90 hari terkait rencana pemberlakuan tarif impor oleh Amerika Serikat.

Ia menambahkan, apabila IHSG mampu kembali ke level 7.000, maka kapitalisasi pasar berpotensi mengalami peningkatan. Saat ini, pasar membutuhkan likuiditas yang memadai di tengah tekanan jual dari investor asing.

Rekomendasi Saham

Ekky Topan, Investment Analyst Infovesta Utama, menyarankan para investor untuk mencermati saham-saham *blue chip* milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), seiring dengan wacana Danantara yang akan berperan sebagai penyedia likuiditas. Langkah ini diharapkan dapat membantu menstabilkan harga saham, terutama emiten-emiten yang termasuk dalam portofolio Danantara.

Baca Juga :  Duka Mendalam Ganjar Pranowo atas Kepergian Bunda Iffet

Ia juga melihat rencana BPJS Ketenagakerjaan untuk menggandakan investasi di pasar saham sebagai sentimen positif bagi saham-saham *big caps*, khususnya yang bergerak di sektor keuangan.

Saham-saham pilihan Ekky antara lain BBRI, BMRI, TLKM, serta BBCA di luar sektor BUMN. Target jangka pendek untuk BBCA dipatok pada harga Rp 9.250, sementara target jangka panjangnya adalah Rp 10.400. Sementara itu, untuk *swing trading*, BBRI ditargetkan pada harga Rp 5.000, BMRI di Rp 6.300, dan TLKM di kisaran Rp 2.600–2.700.

Ruang Penguatan IHSG Masih Terbuka

Indy Naila, Investment Analyst Edvisor Profina Visindo, menambahkan bahwa penguatan saham-saham *big caps* saat ini masih bersifat jangka menengah.

Ia menyatakan bahwa pasar masih menunggu kepastian terkait penundaan tarif oleh pemerintah AS, serta keputusan suku bunga acuan dari Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan diselenggarakan pada pekan depan.

Menurutnya, saham-saham perbankan *big caps* tetap menarik untuk dikoleksi. Ia merekomendasikan BBRI dengan target harga Rp 5.025 dan BMRI di Rp 6.100, dengan alasan valuasi yang masih tergolong rendah. Sementara itu, Audi merekomendasikan untuk membeli BBCA di harga Rp 9.250, serta BMRI dan TLKM masing-masing di harga Rp 5.450 dan Rp 2.830.

Berita Terkait

Prediksi Pasar Saham Mei 2025: Waspadai Fenomena Sell in May and Go Away
Analisis Teknikal Saham BMRI, AKRA, dan GOTO: Rekomendasi untuk Trading Jumat
Laba dan Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya
Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025
Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia
Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?
Ahmad Luthfi Luncurkan Kebijakan: Tarif Bus Buruh Cuma Seribu Rupiah!
BIKE Tebar Dividen: Simak Jadwal dan Besaran Dividen Sepeda Bersama Indonesia

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 20:51 WIB

Analisis Teknikal Saham BMRI, AKRA, dan GOTO: Rekomendasi untuk Trading Jumat

Kamis, 1 Mei 2025 - 19:51 WIB

Laba dan Pendapatan Sumber Alfaria Trijaya

Kamis, 1 Mei 2025 - 18:23 WIB

Laba Bersih BSI Melesat Rp1,87 Triliun di Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:55 WIB

Sah! Bank DKI Disetujui IPO di Bursa Efek Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 17:19 WIB

Kejagung Dalami Dugaan Korupsi Kredit Bank ke Sritex: Apa Dampaknya?

Berita Terbaru

Education And Learning

Ujian UTBK SNBT 2025 Diduga Banyak Kecurangan: Sistem Pendidikan Butuh Perbaikan

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:15 WIB

technology

WhatsApp Perluas Fitur: Panggilan Suara & Video Kini di Web

Kamis, 1 Mei 2025 - 22:04 WIB

Public Safety And Emergencies

Polda Metro Jaya Ungkap Anarko Dalang Kericuhan May Day, 13 Ditangkap!

Kamis, 1 Mei 2025 - 21:51 WIB