Ragamutama.com – , Jakarta – Kandidat Direktur Jenderal UNESCO, Khaled el-Enany, mengapresiasi kontribusi Indonesia terhadap warisan budaya global. Profesor Egiptologi dari Helwan University ini memuji kekayaan dan keunikan budaya Indonesia.
“Indonesia memiliki posisi penting dalam visi saya untuk UNESCO, karena mencerminkan nilai-nilai yang diperjuangkan organisasi ini,” ungkap Khaled kepada Tempo di kediaman Dubes Mesir, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Mei 2025.
Mantan Menteri Pariwisata dan Purbakala Mesir ini menjelaskan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”—yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu”—sebagai cerminan misi UNESCO untuk mempersatukan dunia melalui penghargaan terhadap keberagaman budaya.
Khaled menekankan bahwa dengan lebih dari 600 kelompok etnis dan 700 bahasa daerah, keberagaman Indonesia menunjukkan potensi luar biasa dari pluralisme budaya.
Ia bahkan terkesan dengan Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta. Baginya, terowongan ini simbol komitmen negara dalam mendukung kerukunan antarumat beragama.
Khaled menyoroti bahwa kekayaan budaya Indonesia belum mendapatkan pengakuan global yang memadai dalam konteks UNESCO.
Ia berharap peningkatan yang signifikan, tidak hanya dalam jumlah situs warisan, tetapi juga dalam keterlibatan dan dukungan yang lebih komprehensif terhadap pelestarian warisan budaya.
“Situs warisan budaya bukan sekadar simbol; harus menjadi warisan yang hidup—untuk pendidikan, partisipasi masyarakat, dan pemahaman antarbudaya,” tegasnya.
Melihat Indonesia sebagai destinasi wisata global terkemuka, Khaled mendorong promosi wisata budaya yang terencana dan berkelanjutan. Ia juga mendukung integrasi pembangunan ekonomi dengan perlindungan warisan budaya, identitas lokal, dan kohesi sosial.
“UNESCO harus membimbing negara-negara dalam mengembangkan strategi pariwisata berkelanjutan, menyeimbangkan peluang ekonomi dengan pelestarian keaslian, keanekaragaman hayati, dan ekosistem,” tambahnya.
Kunjungan Khaled ke Indonesia pada 6 Mei 2025 merupakan bagian dari kampanye kandidat Direktur Jenderal UNESCO. Ia dijadwalkan bertemu beberapa menteri Indonesia, termasuk Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Khaled telah mengunjungi banyak negara untuk memperkenalkan programnya dan mendengarkan aspirasi masyarakat internasional terkait pendidikan, sains, dan kebudayaan.
Pemilihan Direktur Jenderal UNESCO akan berlangsung Oktober mendatang.
“Saya keliling dunia untuk mendengarkan. Saya ingin belajar dari mereka,” ujarnya.
Menurut The African Report, Khaled (53 tahun) lahir dan besar di distrik Roda, sebuah pulau di Sungai Nil, Kairo. Ia putra seorang insinyur dan guru bahasa Prancis.
Sebelum menjadi ahli Mesir Kuno, Khaled berprofesi sebagai pemandu wisata. Setelah meraih gelar sarjana, ia melanjutkan studi Egyptologi, memperoleh gelar master di Universitas Helwan (1996) dan doktor di Universitas Montpellier III, Prancis (1997-2001).
Khaled bergabung dengan Institut Arkeologi Oriental Prancis di Kairo (2002) sebagai peneliti dan anggota dewan.
Sebagai anggota kehormatan Masyarakat Mesir Kuno Prancis dan Institut Arkeologi Jerman, ia menjabat sebagai Direktur Jenderal Museum Nasional Peradaban Mesir (2014), dan Museum Mesir di Kairo (2015-2016).
Khaled menjabat sebagai Menteri Peninggalan Purbakala (2016-2019), dan Menteri Pariwisata (2019-2022).
Pilihan Editor: Kunjungi Indonesia, Kandidat Dirjen UNESCO Perkenalkan Program Kerja