Kabar Baik: China Akhirnya Cabut Larangan Boeing!

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 14 Mei 2025 - 01:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Setelah mencapai kesepakatan dagang sementara dengan Amerika Serikat (AS), China secara resmi mengakhiri larangan yang berlangsung selama sebulan terhadap pengiriman pesawat Boeing. Pihak berwenang di China telah menginformasikan kepada maskapai penerbangan milik negara serta badan aviasi terkait pada minggu ini untuk memulai kembali pengiriman pesawat buatan AS.

Maskapai-maskapai tersebut diberikan keleluasaan penuh untuk mengatur jadwal dan logistik pengiriman secara independen. Keputusan ini menjadi kabar baik bagi Boeing, yang sebelumnya mengalami kendala akibat masalah keamanan, produksi, dan perselisihan dagang global. Diperkirakan sekitar 50 pesawat Boeing akan dikirimkan ke China pada tahun 2025.

Langkah ini diharapkan dapat mempercepat pemenuhan kebutuhan armada maskapai penerbangan China, sekaligus mengindikasikan upaya untuk menormalkan kembali hubungan dagang antara kedua negara.

Boeing Beri Solusi ke Luhut agar Bisa Turunkan Harga Tiket Pesawat

Boeing Beri Solusi ke Luhut agar Bisa Turunkan Harga Tiket Pesawat

1. AS dan China sepakat memangkas tarif impor sementara

Sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan dagang, kedua negara menyetujui pemangkasan tarif impor selama 90 hari. AS menurunkan tarif impor untuk barang-barang dari China dari 145 persen menjadi 30 persen, sementara China mengurangi bea masuk untuk barang-barang dari AS dari 125 persen menjadi 10 persen. China juga menangguhkan beberapa tindakan balasan.

Kebijakan ini meliputi produk-produk seperti perangkat medis, bahan-bahan kimia, dan sewa aviasi. Tanda-tanda perbaikan hubungan ini mulai terlihat sejak akhir April 2025, ketika China menyatakan kesediaannya untuk menormalkan hubungan dagang dengan perusahaan-perusahaan AS. Meskipun demikian, kesepakatan ini bersifat sementara dan dapat dibatalkan jika perundingan jangka panjang mengalami kegagalan.

Baca Juga :  Rupiah Tertekan! BI Turun Tangan Jaga Stabilitas di Tengah Gejolak Global

Langkah ini mencerminkan upaya kedua negara untuk meredakan ketegangan dagang yang telah berdampak pada industri global, termasuk sektor aviasi.

2. Boeing merasakan dampak positif dari kebijakan baru

Pencabutan larangan ini memberikan manfaat signifikan bagi Boeing, yang saat ini tengah menghadapi tantangan terkait kualitas dan produksi. Dengan dimulainya kembali pengiriman ke China, Boeing dapat menghindari biaya tambahan untuk mencari pembeli baru dan menerima pembayaran yang substansial saat pesawat diserahkan.

Menurut laporan dari The Times of India, yang diterbitkan pada hari Selasa, 13 Mei 2025, China diperkirakan akan menyumbang 20 persen dari permintaan pesawat global dalam 20 tahun mendatang, menjadikannya pasar yang strategis bagi Boeing dan pesaingnya, Airbus. Pada tahun 2018, seperempat dari produksi Boeing dikirim ke China sebelum hubungan kedua negara memburuk akibat perang tarif. Setelah larangan pengiriman diberlakukan, beberapa pesawat dikembalikan ke AS, memaksa Boeing untuk mencari pasar alternatif seperti India, Malaysia, dan Arab Saudi.

Analis industri menyampaikan optimisme mengenai potensi pasar China bagi Boeing, yang kini fokus untuk memperkuat posisinya di wilayah tersebut.

Perang Tarif AS-China Ancam Pabrik Pengiriman Boeing

Perang Tarif AS-China Ancam Pabrik Pengiriman Boeing

3. Ketidakpastian lanjutan masih menghantui kesepakatan dagang

Meskipun terdapat kemajuan, ketidakpastian masih membayangi kesepakatan ini. Jeda selama tiga bulan ini dapat berakhir jika negosiasi tidak menghasilkan resolusi permanen. Belum ada pernyataan resmi dari otoritas penerbangan China, dan juru bicara Boeing menolak untuk memberikan komentar. Jadwal pengiriman pesawat ke maskapai penerbangan China juga belum dapat dipastikan.

Baca Juga :  Astra (ASII) Berniat Bagi Dividen Final Sebesar Rp 308 per Saham

Menurut laporan The Straits Times yang mengutip Bloomberg, Boeing saat ini menghadapi tantangan tambahan, seperti krisis kualitas setelah insiden kegagalan komponen pintu 737 Max pada Januari 2024. Sejarah mencatat bahwa China menjadi negara pertama yang menghentikan operasional 737 Max pada tahun 2019 setelah dua kecelakaan fatal, menunjukkan kehati-hatian mereka terhadap produk Boeing.

4. Persaingan dengan Airbus dan kesepakatan dagang lainnya

Sengketa dagang dengan pemerintahan Trump dan Biden menyebabkan maskapai penerbangan China lebih cenderung memesan pesawat dari Airbus, pesaing utama Boeing. Larangan pengiriman Boeing semakin memperkuat posisi Airbus di pasar China, yang merupakan salah satu pasar penerbangan terbesar di dunia.

Di sisi lain, Boeing mendapatkan dukungan dari kesepakatan dagang terpisah. Pekan lalu, Gedung Putih mengumumkan pakta dagang dengan Inggris, termasuk kesepakatan senilai 10 miliar dolar AS (sekitar Rp166 triliun) untuk penjualan 32 pesawat Boeing 787-10 Dreamliner kepada British Airways. Kesepakatan ini menunjukkan peran Boeing yang semakin signifikan dalam dinamika perdagangan global.

China Batalkan Semua Pembelian Pesawat Boeing Imbas Perang Dagang 

China Batalkan Semua Pembelian Pesawat Boeing Imbas Perang Dagang 

Berita Terkait

Gaji PNS: Inilah 5 Faktor Penentu Besaran Gaji Anda!
Prospek Cerah Properti: Analisis Saham PWON, CTRA, ASRI, dan BSDE
Harga Emas Antam Hari Ini: Peluang Beli di Tengah Koreksi?
Harga Emas Hari Ini: Peluang Investasi Setelah Kesepakatan AS-China?
Kesepakatan Perang Dagang AS-China: Dampaknya Bagi IHSG Indonesia?
Kadin Susun Pedoman Ampuh Lindungi Investor dari Pemalakan Pengusaha Lokal
Rekomendasi Saham INDY, JSMR, KLBF: Analisis Teknikal Akurat untuk 14 Mei
Indonesia dan Jepang Bersatu Promosikan Investasi Hijau di World Expo 2025

Berita Terkait

Rabu, 14 Mei 2025 - 03:12 WIB

Gaji PNS: Inilah 5 Faktor Penentu Besaran Gaji Anda!

Rabu, 14 Mei 2025 - 02:32 WIB

Prospek Cerah Properti: Analisis Saham PWON, CTRA, ASRI, dan BSDE

Rabu, 14 Mei 2025 - 01:35 WIB

Kabar Baik: China Akhirnya Cabut Larangan Boeing!

Selasa, 13 Mei 2025 - 22:35 WIB

Harga Emas Antam Hari Ini: Peluang Beli di Tengah Koreksi?

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:43 WIB

Harga Emas Hari Ini: Peluang Investasi Setelah Kesepakatan AS-China?

Berita Terbaru

Society Culture And History

Ferrari: Simbol Protes Anti-Pemerintah yang Kontroversial di Serbia?

Rabu, 14 Mei 2025 - 06:19 WIB

politics

Prabowo Subianto Berduka, Melayat Almarhum Eddie Nalapraya

Rabu, 14 Mei 2025 - 04:51 WIB

technology

Samsung Galaxy S24 FE vs POCO F7 Pro: Mana Lebih Unggul?

Rabu, 14 Mei 2025 - 04:43 WIB

Public Safety And Emergencies

Hujan Deras Landa Tangerang, Beberapa Wilayah Terendam Banjir!

Rabu, 14 Mei 2025 - 03:35 WIB