Konsorsium yang Libatkan Bintang NBA Jimmy Butler Ajukan Tawaran Beli Saham Mayoritas Crystal Palace
Musim 2024-2025 menjadi periode yang mengesankan bagi Crystal Palace. Selain berhasil menorehkan sejarah dengan meraih trofi Piala FA, klub asal London ini juga menunjukkan konsistensi di Liga Inggris dengan finis di posisi ke-12 klasemen akhir. Performa gemilang ini rupanya menarik perhatian besar, hingga memicu manuver signifikan di balik layar terkait kepemilikan klub.
Berdasarkan laporan *The Athletic* pada Kamis (12/6), sebuah konsorsium terkemuka di dunia olahraga dan hiburan telah mengajukan tawaran senilai sekitar USD 200 juta (sekitar Rp 3,24 triliun) untuk mengakuisisi 43 persen saham Eagle Football, entitas yang memiliki Crystal Palace. Yang menarik, konsorsium ini mencakup bintang NBA dari Golden State Warriors, Jimmy Butler. Kehadiran Butler dalam upaya akuisisi ini disebut-sebut terinspirasi oleh langkah serupa yang diambil pebasket LA Lakers, LeBron James, yang memiliki saham di klub raksasa Liga Inggris, Liverpool FC.
Konsorsium ambisius ini dipimpin oleh dua nama berpengalaman: Wajid Mir, mantan pengacara dari label musik Roc Nation, dan Bejan Esmaili, mantan eksekutif olahraga dari perusahaan investasi Morgan Stanley. Keduanya telah memulai pembicaraan serius dengan John Textor, pemegang saham terbesar Eagle Football, sejak awal Januari lalu. Textor sendiri adalah salah satu dari empat pemegang saham utama di Crystal Palace, bersama Josh Harris, David Blitzer, dan Steve Parish.
Namun, upaya penjualan saham Textor ini tidak berjalan mulus. *The Athletic* mengungkapkan bahwa rencana tersebut masih menghadapi penentangan dari tiga pemilik saham lainnya. John Textor sebelumnya mengakuisisi 40 persen saham di Eagle Football pada tahun 2021 dengan nilai USD 114 juta (sekitar Rp 1,85 triliun), menjadikannya salah satu figur sentral dalam struktur kepemilikan klub.
Alasan di balik keinginan Textor untuk menjual sebagian sahamnya adalah adanya regulasi ketat dari UEFA mengenai kepemilikan silang (multi-klub). Aturan UEFA secara tegas menyatakan bahwa klub-klub yang dimiliki oleh entitas atau individu yang sama tidak diizinkan untuk berkompetisi dalam ajang yang sama. Situasi ini menjadi dilema bagi Textor, mengingat ia tidak hanya memiliki saham di Crystal Palace, tetapi juga di klub Prancis Olympique Lyon, klub Brasil Botafogo, dan klub Belgia Daring Brussels.
Problematika ini semakin mendesak karena pada musim 2025-2026 mendatang, baik Olympique Lyon maupun Crystal Palace sama-sama berhasil lolos ke kompetisi Liga Europa. Mengutip *The Athletic*, “Jika Palace atau Lyon ingin berkompetisi di Eropa, Textor harus menjual sahamnya di salah satu klub.” Kondisi ini menempatkan Textor dalam posisi yang sulit, di mana ia harus membuat pilihan demi memastikan salah satu dari kedua klub miliknya dapat berlaga di kancah Eropa.