Yustinus Pae, salah satu pilar Persipura Jayapura, tak dapat menyembunyikan kekagumannya terhadap jersey terbaru tim berjulukan Mutiara Hitam, bahkan mengaku merinding saat menyaksikannya. Menurutnya, seragam tempur anyar Persipura ini bukan sekadar pakaian, melainkan sebuah kanvas yang sarat akan nilai budaya kental dari Tanah Papua.
Jersey tersebut secara resmi diperkenalkan sebagai identitas baru Mutiara Hitam dalam menghadapi kompetisi Championship 2025/2026 yang akan dimulai pada awal September 2025. Setiap detail pada jersey Persipura dirancang dengan filosofi mendalam, merefleksikan jati diri dan doa bagi masyarakat Papua.
Jersey kandang mempertahankan warna merah yang ikonik, namun dengan sentuhan modern berupa garis hitam yang tidak lagi lurus. Garis-garis dinamis ini melambangkan DNA pemain Persipura yang dikenal liar, penuh karakter, dan gesit di lapangan. Goresan artistik tersebut turut merepresentasikan bakat alami para pesepak bola Papua yang tak pernah habis, dengan potensi luar biasa yang siap meledak.
Tak hanya itu, kemewahan desain juga terletak pada motif batik ikan terbang karya seniman lokal Jimmy Afaar. Motif ini merupakan perpaduan harmonis antara ikan, burung camar, kampak batu, dan manik-manik. Elemen-elemen ini bukan sekadar hiasan, melainkan simbol doa restu dan pengesahan dari leluhur yang disampaikan melalui tradisi adat. Doa tersebut diyakini akan menjadi pelindung dan pengingat bagi anak-anak tanah Papua untuk senantiasa menjaga nilai-nilai kebersamaan, keharmonisan, serta kelestarian adat istiadat mereka.
Sementara itu, untuk jersey tandang, Persipura memilih warna putih yang elegan, sedangkan penjaga gawang akan mengenakan seragam berwarna pink dan hijau yang mencolok.
Yustinus Pae mengungkapkan antusiasmenya setelah mencoba langsung jersey tersebut. “Saya sudah melihat dan mencobanya. Jerseynya bagus dan bahannya lembut halus. Ini kira-kira akan menjadi semangat baru untuk kami,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Mantan bek Dewa United ini sangat terkesan dengan upaya manajemen Persipura yang berhasil mengintegrasikan aura dan semangat Papua secara mendalam ke dalam desain jersey. Ia bahkan mengaku terkejut dan merasakan getaran emosional saat melihat “senjata perang” yang diluncurkan oleh Cendrawasih Karsa, nama lain dari Persipura.
“Saya sempat merinding karena ada motif-motif perwakilan adat dan bahan-bahan yang orang Papua pakai untuk merayakan adat. Ada ikan, ada pohon sagu, dan di samping kami berjuang di sisi agama, adat juga membantu menjaga kekuatan kami,” jelas Yustinus Pae, menggambarkan betapa kuatnya ikatan spiritual jersey tersebut.
Dengan peluncuran jersey baru ini, Persipura Jayapura menandai era baru, dengan target ambisius untuk meraih promosi ke Liga Super 2026/2027. Yustinus Pae optimistis bahwa seragam kebanggaan ini akan memompa motivasi dirinya dan rekan-rekan setim untuk memberikan performa terbaik dan bertarung habis-habisan di Championship 2025/2026.
Ia juga menyampaikan pesan kepada para pendukung setia Mutiara Hitam. “Semoga juga para suporter bisa mendapatkan jersey ini di Papua. Pecinta Persipura, tunggu saja waktunya,” tutup Yustinus Pae, menanti momen kebersamaan dengan para penggemar.