Janice Tjen akhirnya menjadi petenis putri Indonesia pertama yang lolos ke babak utama turnamen Grand Slam setelah 21 tahun.
—
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini
—
Sejarah baru telah terukir dalam dunia tenis Indonesia. Setelah menanti selama 21 tahun, Janice Tjen resmi mencatatkan namanya sebagai petenis putri Indonesia pertama yang berhasil menembus babak utama turnamen Grand Slam, tepatnya di US Open 2025. Pencapaian luar biasa ini sontak memicu gelombang kebanggaan dan harapan di kalangan pegiat serta penikmat olahraga tenis Tanah Air.
Akun resmi X (sebelumnya Twitter) US Open Tennis turut mengabadikan momen bersejarah ini dengan unggahan, “Torehkan sejarah untuk negaranya. Janice Tjen menjadi atlet pertama Indonesia dalam babak utama Grand Slam sejak Angelique Widjaja pada US Open 2004.” Cuitan tersebut kemudian disebarluaskan oleh beberapa tokoh terkemuka, di antaranya tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Ulil Abshar-Abdalla, yang dikenal sangat menggemari olahraga tenis.
Melalui akun X pribadinya pada Sabtu, 23 Agustus 2025, Gus Ulil, sapaan akrab Ulil Abshar-Abdalla, mengungkapkan antusiasmenya. “AKHIRNYA ADA WAKIL DARI INDONESIA DI TURNAMEN GRAND SLAM,” tulisnya. “Setelah sekian lama, akhirnya ada wakil dari Indonesia di turnamen tenis perempuan paling bergengsi di dunia: grand slam di US Open. Pemain itu bernama: Janice Tjen. Pemain terakhir dari Indonesia yg tembus ke “main draw” US Open adalah Angelique Widjaja pada 2004.”
Gus Ulil juga menyoroti performa impresif Janice Tjen, menambahkan, “Tjen mengalahkan pemain unggulan ketiga di babak kualifikasi, petenis Jepang, Aoi Ito. Ia menang dg sangat meyakinkan: 61 62. Ito sempat membuat kejutan bulan lalu di turnamen WTA 1000, Montreal Open, dg mengalahkan pemain papan atas dari Italia: Jasmine Paolini. Selamat untuk Janice Tjen!”
Mengutip laporan Kompas.com, Janice Tjen memastikan tiketnya ke US Open 2025 usai melewati babak kualifikasi pada Jumat (22/8) malam WIB. Dalam penampilan perdananya di kualifikasi Grand Slam, Janice menunjukkan dominasinya dengan menyingkirkan petenis Jepang, Aoi Ito, melalui skor meyakinkan 6-1, 6-2. Kemenangan ini melengkapi serangkaian tiga kemenangan beruntun yang berhasil diraihnya sepanjang pekan kualifikasi.
Laga kontra Aoi Ito sejatinya mempertemukan dua petenis dengan performa yang sangat impresif. Ito sebelumnya telah menciptakan kejutan besar di musim panas ini dengan menumbangkan peringkat 8 dunia, Jasmine Paolini, pada turnamen WTA 1000 Montreal, serta menyingkirkan finalis French Open 2021, Anastasia Pavlyuchenkova, di WTA 1000 Cincinnati. Namun, Janice mampu tampil superior dan menutup pertandingan hanya dalam dua set, menunjukkan kematangan permainannya.
Kehadiran Janice Tjen di US Open mengakhiri penantian panjang bagi sejarah tenis Indonesia. Kali terakhir Indonesia memiliki perwakilan di babak utama tunggal Grand Slam adalah Angelique Widjaja pada US Open 2004. Pencapaian Janice ini menandai kembalinya Indonesia ke panggung tenis dunia setelah lebih dari dua dekade.
“Ini berarti banyak sekali bagi saya untuk bisa melakukannya lagi setelah lebih dari 20 tahun sangat luar biasa,” tutur Janice Tjen setelah memastikan tiket ke babak utama. “Saya mencoba untuk tidak terlalu banyak memikirkan itu dan hanya berusaha memberikan yang terbaik.” Janice mengakui bahwa Angelique Widjaja adalah salah satu inspirasinya dalam meniti karier sebagai petenis profesional, mengingat rekam jejak Angelique sebagai salah satu petenis terbaik yang pernah dilahirkan Indonesia.
Lolosnya Janice ke babak utama Grand Slam US Open melengkapi deretan prestasi yang menjadikan musim ini sebagai musim terbaik sepanjang kariernya. Petenis berusia 23 tahun ini sebelumnya tampil sebagai finalis beruntun pada turnamen ITF W75 Lexington dan ITF W100 Landisville di awal bulan, yang secara signifikan mendongkrak posisinya hingga menembus peringkat 200 besar dunia. Ia juga berhasil meraih gelar ITF Player of the Month dua kali berturut-turut pada bulan Mei dan Juni, dengan catatan impresif 42 kemenangan set beruntun.
Sebelum menembus panggung profesional, Janice Tjen menuntaskan masa kuliahnya di Pepperdine University, Amerika Serikat. Selama berkuliah, ia menorehkan prestasi gemilang dengan menjadi runner-up ganda NCAA pada tahun 2024. “Tenis di level universitas sangat membantu saya, baik sebagai pemain maupun sebagai pribadi. Terutama secara mental, itu membuat saya selalu memberikan 100 persen,” kata Janice, menyoroti peran penting pendidikan dalam membentuk mentalitasnya sebagai atlet.
Saat ini, Janice Tjen bersiap menjalani debut di babak utama Grand Slam perdananya. Undian putaran pertama US Open akan digelar akhir pekan ini untuk menentukan lawan yang akan dihadapinya, sementara pertandingan babak utama dijadwalkan dimulai pada Minggu (24/8/2025) waktu setempat. Dengan pencapaian gemilang ini, Janice Tjen resmi menorehkan namanya dalam buku sejarah tenis Indonesia dan membuka lembaran baru harapan bagi kebangkitan olahraga tenis di Tanah Air.
Sejarah partisipasi petenis putri Indonesia di babak utama Grand Slam memang tidak panjang. Pada tahun 1971, Lita Liem Sugiarto dan Lany Kaligis tercatat berlaga di Grand Slam Wimbledon. Dua puluh tahun kemudian, giliran Nany Rahayu Basuki, atau Yayuk Basuki, yang berkiprah, bahkan lebih dari sekali. Perempuan terakhir sebelum Janice Tjen yang berlaga di Grand Slam adalah Angelique Widjaja pada tahun 2004. Setelah itu, praktis tidak ada petenis tunggal putri Indonesia yang berhasil menembus babak utama turnamen tenis paling bergengsi di dunia. Janice Tjen kini telah memecahkan kebuntuan tersebut, membawa kembali nama Indonesia ke panggung utama tenis dunia.
Janice Tjen, yang lahir di Jakarta pada 6 Mei 2002, telah menunjukkan bakat tenisnya sejak usia sangat muda. Namanya mulai dikenal luas setelah meraih medali emas pada ajang ASEAN Schools Games 2019 di Semarang, di mana ia berhasil mengalahkan unggulan pertama asal Thailand di final. Setelah lulus dari SMA Ragunan, Janice melanjutkan pendidikannya di Amerika Serikat, bergabung dengan tim tenis Universitas Oregon dari tahun 2020 hingga 2021, sebelum akhirnya berpindah ke Pepperdine University.
Di Pepperdine University inilah karier tenisnya semakin berkembang pesat. Selain menjadi runner-up ganda Kejuaraan NCAA, Janice juga menorehkan sejumlah prestasi lain selama di Amerika, termasuk penghargaan ITA All-American dan WCC Player of the Year, berkat konsistensi dan dominasinya. Ia juga pernah ikut serta dalam Asian Games di Hangzhou pada tahun 2022, tampil di nomor ganda putri berpasangan dengan Aldila Sutjiadi.
Sejak tahun 2021, Janice Tjen telah tiga kali masuk nominasi tim Piala Fed Indonesia, berhasil meraih dua kemenangan di nomor ganda dari total empat pertandingan (dua tunggal dan dua ganda) yang ia lakoni. Ini membuktikan bahwa selain unggul di sektor tunggal, Janice Tjen juga sangat mahir di sektor ganda. Hingga April 2025, ia telah mengoleksi delapan gelar juara di nomor tunggal dan tiga gelar di nomor ganda dari berbagai ajang ITF. Berkat serangkaian prestasinya, Janice Tjen saat ini menduduki peringkat ke-148 WTA untuk tunggal putri dan peringkat 260 untuk ganda, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi tenis Indonesia.
