Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca Jakarta dan wilayah sekitarnya, meliputi Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), pada hari Senin, 4 Agustus 2025, akan didominasi kondisi cerah berawan hingga berawan tebal. Meskipun demikian, hujan berpotensi turun di hampir seluruh wilayah, dengan pengecualian di Kepulauan Seribu.
Menurut prakiraan cuaca BMKG, sebagian besar wilayah Jabodetabek yang berpotensi hujan akan diguyur hujan dengan intensitas ringan. Khusus untuk Kota Bekasi, hujan dengan intensitas sedang diperkirakan akan hadir pada hari ini.
Adapun suhu udara di Jakarta diperkirakan berkisar antara 25 hingga 33 derajat Celsius, disertai kecepatan angin antara 4 sampai 27 kilometer per jam. Sementara itu, di Kabupaten Bogor, suhu udara akan berkisar 19-33 derajat Celsius. Untuk Kota Bogor, Depok, dan Bekasi, suhu udara diperkirakan berada di rentang 20-33 derajat Celsius. Di wilayah Kabupaten dan Kota Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan, suhu udara diproyeksikan berkisar 24-33 derajat Celsius.
Potensi hujan yang diprediksi hari ini tidak lepas dari kondisi cuaca sehari sebelumnya. Pada Minggu, 3 Agustus 2025, curah hujan yang signifikan terpantau di banyak wilayah Jabodetabek dan sekitarnya, bahkan dengan intensitas tinggi yang disertai petir, sesuai dengan perkiraan sebelumnya.
Menurut Erma Yulihastin, seorang peneliti dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfera, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), peningkatan curah hujan ini tidak hanya terjadi di Jabodetabek, melainkan juga meluas hingga Sumatra dan Jawa bagian barat. Fenomena ini disebabkan oleh terbentuknya vorteks di Samudra Hindia yang kini telah berkembang menjadi bibit siklon 90S. Erma juga menambahkan melalui akun media sosial X-nya, yang telah dikonfirmasi, bahwa “Hujan deras meluas terjadi di Bogor dan Sukabumi bagian barat.”
Data dari BMKG turut mengonfirmasi bahwa bibit siklon tropis 90S telah terbentuk sejak Sabtu, 2 Agustus 2025. Bibit siklon ini diperkirakan akan persisten dengan pergerakan ke arah selatan-barat daya di dalam wilayah Pusat Peringatan Dini Siklon Tropis (TCWC) Jakarta, sebelum intensitasnya menurun. Penurunan intensitas ini terjadi seiring dengan masuknya sistem tersebut pada wilayah dengan vertical wind shear yang lebih kuat, suhu permukaan laut yang kurang hangat, dan kelembapan udara yang kurang basah.
Meskipun demikian, BMKG menegaskan bahwa bibit siklon 90S memberikan dampak tidak langsung terhadap kondisi cuaca ekstrem dan perairan di beberapa wilayah Indonesia, berupa angin kencang serta peningkatan tinggi gelombang laut yang mencapai 1,25 hingga 2,50 meter.
Pilihan Editor: Jalan Panjang Pembuktian di Balik Terbang 7 Menit Drone Elang Hitam