Ketegangan antara Iran dan Israel kembali memanas, mencapai titik kritis dengan serangkaian serangan udara mematikan. Serangan brutal yang dilancarkan oleh Israel pada akhir pekan lalu telah merenggut nyawa banyak warga sipil tak berdosa, termasuk atlet-atlet muda kebanggaan Iran, menambah daftar panjang korban konflik yang tiada henti.
Duka mendalam menyelimuti dunia olahraga Iran menyusul kabar tragis meninggalnya tiga atlet taekwondo mereka. Federasi Taekwondo Iran, sebagaimana dilaporkan CNN, mengonfirmasi gugurnya tiga anggotanya dalam serangan mematikan tersebut, termasuk seorang remaja yang masih aktif dalam tim nasional junior. Para korban yang diidentifikasi adalah Amir Ali Amini dari tim junior, Mir Ali Amini dari tim remaja, serta Hojatoleslam Ahmadpour, seorang pengurus senior dalam federasi. Kehilangan ini menjadi pukulan telak yang menyisakan kepedihan mendalam bagi komunitas olahraga di Iran.
Namun, deretan tragedi kemanusiaan yang diakibatkan konflik ini tak berhenti sampai di sana. Media lokal IranWire melaporkan kabar pilu mengenai Mehdi Pouladvand, seorang juara berkuda nasional, yang turut menjadi korban keganasan rudal Israel.
Atlet muda berbakat asal Provinsi Alborz tersebut tewas bersama seluruh anggota keluarganya—ayah, ibu, dan saudara perempuan—ketika rumah mereka hancur lebur rata dengan tanah akibat serangan udara. Federasi Berkuda Iran menggarisbawahi bahwa Pouladvand merupakan salah satu atlet termuda yang telah dipanggil ke pemusatan latihan nasional (pelatnas) senior, meskipun ia masih berkompetisi di kategori usia muda. Prestasinya tidak main-main; ia pernah meraih medali emas dalam lomba lompat rintangan dan dinobatkan sebagai juara nasional pada kategori senior ‘tur kecil’.
Klub Berkuda Teheran merilis pernyataan resmi yang memilukan, “Kami mendapat kabar pada pagi hari bahwa seluruh anggota keluarga Pouladvand tertimbun reruntuhan setelah serangan rudal. Setelah berjam-jam pencarian yang intens, jasad mereka akhirnya ditemukan.”
Insiden tragis yang merenggut nyawa para atlet ini merupakan bagian tak terpisahkan dari eskalasi konflik serius antara Iran dan Israel yang kembali memanas sejak Sabtu (14/6). Iran membalas dengan menargetkan Tel Aviv, sementara militer Israel secara agresif membombardir wilayah Teheran dan sekitarnya.
Kematian para atlet muda berbakat ini, bersama dengan korban sipil lainnya, semakin memperpanjang daftar hitam akibat konflik berkepanjangan antara kedua negara yang tak kunjung usai. Desakan dunia internasional kini semakin menguat, menyerukan penghentian segera kekerasan dan penyelidikan mendalam atas serangan yang terus merenggut nyawa warga sipil, termasuk anak-anak dan potensi masa depan bangsa seperti para atlet muda ini.