Ragamutama.com JAKARTA. Bursa saham Asia mengalami pelemahan pada Jumat pagi (30/5). Pada pukul 08.10 WIB, indeks Nikkei 225 tercatat turun 558,79 poin atau 1,45% ke angka 37.871,61. Indeks Kospi juga mengalami penurunan sebesar 10,62 poin (0,35%), ditutup pada 2.711,05. ASX 200 turut melemah, turun 18,11 poin (0,22%) menjadi 8.391,70.
Penurunan bursa Asia ini terjadi setelah dirilisnya data yang menunjukkan perlambatan ekonomi AS. Para investor juga mempertimbangkan ketidakpastian hukum terkait tarif dagang yang diterapkan era Donald Trump.
Mengutip Bloomberg, pengadilan banding Federal memberikan penangguhan sementara kepada Trump terkait putusan yang berpotensi membatalkan sebagian besar kebijakan tarifnya.
Kekhawatiran semakin meningkat seiring dengan data yang menunjukkan ekonomi AS mengalami kontraksi di awal tahun. Hal ini disebabkan oleh melemahnya belanja konsumen dan dampak negatif perdagangan yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Pengadilan AS Batalkan Tarif Trump, Begini Prediksi Arah Bursa Asia
“Terlepas dari apapun yang terjadi, pasar menyadari bahwa kita menghadapi periode ketidakpastian yang cukup panjang,” ujar Win Thin, kepala strategi pasar global di Brown Brothers Harriman & Co.
“Menerapkan tarif meningkatkan risiko stagnasi dan berdampak negatif terhadap dolar AS serta pasar ekuitas.”
Di sisi lain, inflasi di Tokyo meningkat tajam ke level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Kenaikan ini menjadi sinyal yang mengkhawatirkan bagi Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba, menjelang pemilihan umum di musim panas.
Bursa Asia-Pasifik Menguat Kamis (29/5), Usai Pengadilan AS Blokir Tarif Trump
Kristina Clifton, ekonom senior Commonwealth Bank of Australia, menyatakan bahwa inflasi yang tinggi dan pertumbuhan upah yang kuat meningkatkan kemungkinan Bank of Japan menaikkan suku bunga pada Juli dan Desember.
“Namun, bagi BOJ, risiko kenaikan suku bunga cenderung lebih kecil mengingat ketidakpastian global dan dampak negatif tarif AS terhadap perekonomian Jepang,” tambahnya.