Ragamutama.com – , Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menyatakan bahwa dua konsorsium investor internasional, dari Amerika Serikat dan Korea Selatan, telah menjadi pelopor dalam proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk pembangunan rumah susun di IKN.
Konsorsium Amerika Serikat, yang beranggotakan PJ-IC International, Bee-Invest, Ozturk Holdings, dan Promec Joint Venture, bersama mitra dari Brunei, Turki, dan Spanyol, berencana membangun 20 menara rumah susun. Investasi yang diestimasi mencapai Rp 6 triliun.
Sementara itu, konsorsium Korea Selatan, gabungan Samsung C&T dan OT Brantas Abipraya, akan membangun 21 menara rumah susun dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp 6,3 triliun.
“Keikutsertaan konsorsium internasional ini menjadi pertanda positif bagi perkembangan pembangunan IKN,” ungkap Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, dalam siaran pers pada Sabtu, 24 Mei 2025.
Agung menekankan bahwa partisipasi konsorsium dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan negara-negara mitra lainnya, menunjukkan kepercayaan dunia internasional terhadap pembangunan IKN.
Ia juga menambahkan bahwa strategi pembiayaan melalui skema KPBU telah mendapat sambutan positif dari pasar global. Menurutnya, skema KPBU menawarkan model pembiayaan alternatif yang transparan, akuntabel, dan berkelanjutan.
Lalu, bagaimana dengan antusiasme investor domestik?
Otorita IKN telah mengundang pengembang perumahan di Indonesia untuk berpartisipasi dalam pembangunan hunian di ibu kota baru Kalimantan Timur. Ajakan ini disampaikan langsung oleh Kepala Otorita IKN, Basuki Hadimuljono, saat perayaan hari jadi Real Estate Indonesia (REI) di IKN pada Jumat, 16 Mei 2025.
Basuki menyatakan telah tercipta kepastian dan kejelasan mengenai potensi pasar di IKN. Ia juga menawarkan berbagai insentif, seperti pembebasan 100 persen Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), tax holiday, super tax deduction, dan lainnya.
Ketua Umum REI, Joko Suranto, menyatakan minatnya berinvestasi di IKN. Akan tetapi, ia menunggu kepastian hukum terkait pemindahan ibu kota dan kejelasan relokasi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk memastikan potensi pasar. Menurutnya, mitigasi risiko, peluang, dan pasar perlu dikaji agar investasi memberikan keuntungan yang terjamin.
“Investasi yang kita cari tentu saja yang memberikan keuntungan dan pengembalian investasi,” jelas Joko seusai pertemuan dengan Komisi V DPR RI di Gedung Parlemen Senayan, Selasa, 20 Mei 2025.
Senada dengan Joko, Ketua Umum Asosiasi Pengembang dan Pemasar Rumah Nasional (Asprumnas), M. Syawali, mengungkapkan bahwa asosiasinya telah menerima tawaran untuk berinvestasi dalam proyek pembangunan 3 menara hunian di IKN.
“Pak Bas (Basuki Hadimuljono) bersedia memfasilitasi. Pemerintah juga. Namun, karena Keppres (pemindahan ibu kota) belum ada, masih sulit untuk memastikannya,” tutur Syawali.
Pilihan Editor: Mengapa Pembangunan di IKN Mandek Setelah Groundbreaking