Kabar duka menyelimuti belantika musik Tanah Air. Hamdan ATT, legenda penyanyi dangdut senior yang dikenal lewat tembang ikonik “Termiskin di Dunia”, telah berpulang ke Rahmatullah pada Selasa, 1 Juli 2025, dalam usia 76 tahun. Berita duka ini dikonfirmasi oleh putranya, Haikal Attamimi, melalui unggahan yang menyentuh di Instagram Story-nya.
Pilihan Editor: Dapat Bantuan Pengobatan dari Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah, Hamdan ATT Menitikkan Air Mata
“Innalillahi wainna ilaihi Rojiun, telah berpulang ke rahmatullah, Aba @realhamdan.att pada jam 12.00. Mohon doanya,” demikian bunyi pesan singkat dari Haikal yang mengiringi kepergian sang ayah.
Kepergian Hamdan ATT meninggalkan duka mendalam setelah perjuangan panjangnya melawan berbagai penyakit. Sejak tahun 2017, beliau didiagnosis menderita stroke, yang sempat menunjukkan perbaikan. Namun, sekitar tiga tahun silam, kondisi kesehatannya memburuk setelah mengalami pecah pembuluh darah di otak. Selain itu, pria kelahiran Maluku ini juga diketahui mengidap penyakit ginjal yang semakin memperlemah tubuhnya. Pada Oktober 2024 lalu, pihak keluarga sempat menginformasikan perkembangan kondisi Hamdan ATT pasca menjalani operasi penting.
“Pada Senin (7/10), ayah kami telah menjalani operasi pemasangan selang karena adanya cairan di otak. Cairan di otak ini menjadi salah satu faktor pecahnya kembali pembuluh darah di otak,” demikian pernyataan yang diunggah oleh keluarga melalui akun Instagram resmi Hamdan ATT, mengisyaratkan betapa kompleksnya penyakit yang diderita.
Profil Hamdan ATT
Hamdan Attamimi, nama asli dari sang maestro yang lebih dikenal luas sebagai Hamdan ATT, adalah seorang penyanyi dangdut senior kebanggaan Indonesia. Lahir di Maluku pada 27 Januari 1949, musisi berdarah Arab-Ambon ini mencapai puncak popularitasnya berkat lagu legendaris “Termiskin di Dunia”. Hingga kini, karya tersebut tetap menjadi salah satu tembang abadi yang sangat dikenang oleh para pencinta musik dangdut di Tanah Air.
Perjalanan karier Hamdan ATT di dunia musik dimulai sejak tahun 1964. Selain “Termiskin di Dunia”, ia juga dikenal lewat sejumlah lagu populer lainnya yang turut memperkaya khazanah dangdut Indonesia. Beberapa di antaranya adalah “Berkawan Dalam Duka”, “Jangan Cintai Aku”, “Berdosa”, “Petualangan Cinta”, dan “Nurlela”, yang semuanya menunjukkan kepiawaiannya dalam membawakan lirik dan melodi yang menyentuh hati.
Sebelum namanya melambung sebagai pedangdut, Hamdan ATT sempat meniti karier di jalur musik yang berbeda. Ia pernah menjadi bagian dari sebuah band yang mengambil inspirasi dari grup musik legendaris asal Inggris, The Shadows. Kiprahnya semakin cemerlang ketika pada tahun 1968, ia bergabung dengan band Nada Buana. Penampilannya yang seringkali menghiasi layar kaca TVRI turut mengukuhkan namanya dan menjadikannya figur yang dikenal luas di kancah hiburan nasional.
Dedikasi dan kontribusi Hamdan ATT terhadap industri musik dangdut tidak luput dari pengakuan. Berbagai penghargaan bergengsi telah diterimanya, menjadi bukti nyata atas prestasinya. Pada tahun 2021, ia dianugerahi penghargaan Pattimura Muda oleh Lembaga Prestasi Indonesia-Dunia (LEPRID) sebagai inspirator bagi pemuda Maluku dalam bidang seni dan musik. Puncaknya, dalam ajang Anugerah Dangdut Indonesia 2024, Hamdan ATT kembali menerima penghargaan bergengsi yaitu Lifetime Achievement, sebuah apresiasi tertinggi atas perjalanan karier dan sumbangsihnya yang tak ternilai bagi musik dangdut.
Karya terakhir yang dipersembahkan oleh Hamdan ATT kepada penggemarnya adalah lagu berjudul “Ciliwung”, yang dirilis pada Januari 2021. Melalui unggahan di Instagram pribadinya, ia mengungkapkan bahwa lagu tersebut direkam dalam kondisi yang sangat sederhana, mencerminkan kesehatannya yang mulai menurun kala itu, bahkan sebelum sempat dipublikasikan secara luas. Kini, lagu “Ciliwung” dapat dinikmati oleh publik melalui kanal YouTube resmi Hamdan ATT Official, menjadi penutup perjalanan bermusik sang legenda.
Sejak pertama kali didiagnosis menderita stroke, Hamdan ATT lebih banyak menghabiskan waktunya beraktivitas dengan bantuan kursi roda. Kondisi kesehatan yang terus menurun ini menyentuh hati banyak pihak, khususnya rekan-rekan artis di dunia hiburan. Berbagai bentuk kepedulian pun mengalir, baik dukungan moral maupun materi, sebagai wujud solidaritas kepada sang legenda musik dangdut yang sedang berjuang.
Salah satu momen mengharukan datang dari kunjungan Tantowi Yahya dan Ikke Nurjanah ke kediaman Hamdan ATT di Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Mei tahun lalu. Dalam kunjungan tersebut, mereka menyerahkan hasil donasi yang dikumpulkan untuk membantu biaya pengobatan Hamdan ATT. Dana mulia ini merupakan hasil dari lelang lukisan karya seniman Bali yang diselenggarakan melalui kolaborasi Yayasan United In Diversity (UID) dan Yayasan Bunga Bali, menunjukkan kepedulian yang mendalam dari berbagai kalangan.
“Kami sepakat bahwa bang Hamdan termasuk kriteria musisi legendaris yang paling layak menerima manfaat dari hasil lelang lukisan ini. Tidak banyak, tetapi semoga bisa membantu biaya pengobatan agar bang Hamdan lekas pulih dan berkarya lagi,” tutur Tantowi Yahya, mengungkapkan harapannya akan kesembuhan sang sahabat.
Dalam kesempatan yang sama, Ikke Nurjanah, yang menganggap Hamdan ATT sebagai salah satu mentornya di dunia musik dangdut, turut mendoakan kesembuhan sang senior. Ia bahkan menghibur Hamdan ATT dengan melantunkan lagu ‘Reruntuhan Cinta’, sebuah momen yang penuh kehangatan dan kebersamaan.
Marvela berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Hamdan ATT Meninggal dalam Usia 76 Tahun