Analisis Teknikal IHSG dan 3 Saham Pilihan: Mirae Asset Beri Sinyal Rebound dan Rekomendasi ‘Buy on Weakness’
JAKARTA – Pasar saham Indonesia memulai hari ini dengan tekanan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah pada Jumat pagi, 13 Juni 2025, tercatat turun 0,4% ke level 7.170 pada pukul 09:06 WIB.
Namun, di tengah pelemahan tersebut, Tasrul Tannar, Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia, memberikan proyeksi optimis. Secara teknikal, Tasrul memperkirakan IHSG pada Jumat (13/6) akan bergerak dalam tren penguatan, dengan rentang pergerakan yang diperkirakan berada di level 7.162 hingga 7.296.
Lebih lanjut, analisis teknikal menunjukkan bahwa IHSG saat ini berada dalam tren naik moderat, ditandai oleh slope 20.19 dan r-squared 0.816, mengindikasikan arah tren yang masih kuat dan konsisten. Indeks berhasil menjaga posisinya di atas level support krusial 7.162, sekaligus bergerak progresif menuju target resistance berikutnya di 7.254 dan 7.296. Struktur indeks tetap dinilai sehat selama tidak terjadi *breakdown* di bawah level 7.113. Dari perspektif volatilitas, pergerakan indeks terpantau dalam batas normal dengan deviasi standar 1.32, menunjukkan stabilitas.
Sinyal positif juga terlihat dari meredanya tekanan jual, tercermin dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang menurun ke 31.30, mendekati zona *oversold* dan berpotensi memicu *rebound* awal. Indikator Money Flow Index (MFI) yang stabil di 64.41 juga mengonfirmasi adanya arus dana masuk yang masih solid. Sementara itu, indikator Chande Momentum Oscillator (CMO) di 37.87 dan Williams %R (W%R) di -39.79 turut menunjukkan momentum positif, meskipun belum mencapai kondisi ekstrem. Secara keseluruhan, kondisi teknikal IHSG sangat mendukung strategi “*buy on pullback*” selama indeks mampu mempertahankan diri di atas support kritisnya. Validasi kenaikan signifikan akan terjadi jika IHSG berhasil menembus resistance 7.297 yang didukung oleh volume perdagangan yang kuat. Level kritis yang harus diperhatikan adalah 7.110.
Tak hanya IHSG, Tasrul Tannar dari Mirae Asset Sekuritas juga membagikan rekomendasi teknikal untuk beberapa saham pilihan yang patut dicermati investor. Berikut adalah rincian analisis dan rekomendasinya:
### 1. PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) saat ini memperlihatkan pola pelemahan setelah sebelumnya mengalami tren kenaikan yang sangat agresif, ditandai oleh *slope* 50.26 dan *r-squared* tinggi 0.895, yang mengindikasikan struktur tren masih sangat kuat. Namun, harga INCO kini mulai terkoreksi dan sedang menguji level support penting di 3.410, dengan area krusial berikutnya yang perlu diwaspadai di 3.340. Di sisi lain, level resistance utama yang menjadi konfirmasi pembalikan arah berada di 3.540 dan 3.600 jika berhasil ditembus. Indikator teknikal secara jelas menunjukkan adanya tekanan jual yang ekstrem, di mana Money Flow Index (MFI) hanya berada di 2.73, mengindikasikan belum adanya akumulasi signifikan dan pasar mendekati fase kapitulasi.
Relative Strength Index (RSI) INCO juga berada di 21.34, menandakan kondisi *oversold* ekstrem yang membuka peluang besar untuk terjadinya *technical rebound*. Indikator Chande Momentum Oscillator (CMO) dan Williams %R (W%R) yang masih negatif memperkuat sinyal bahwa momentum saat ini cenderung lemah, namun pada saat yang sama mulai menunjukkan potensi pembentukan *bottom*. Secara keseluruhan, saham INCO berada dalam fase koreksi yang tajam, namun memiliki potensi untuk menciptakan pantulan teknikal yang signifikan jika tidak terjadi *breakdown* dari support utamanya. Strategi terbaik saat ini adalah “*wait and see*” untuk validasi *bottoming* atau mempertimbangkan “*speculative buy*” di area support dengan manajemen risiko yang sangat ketat. *Breakout* di atas 3.540 akan menjadi sinyal yang sangat kuat untuk pembalikan arah dalam jangka pendek. Level *cut loss* yang disarankan adalah 3.330.
Support: Rp 3.340
Resistance: Rp 3.600
Rekomendasi: *Buy on Weakness*
### 2. PT Indosat Tbk (ISAT)
Saham PT Indosat Tbk (ISAT) tengah menunjukkan pola koreksi moderat menyusul kenaikan yang dialami sebelumnya, dengan *slope* 11.66 dan *r-squared* 0.730 yang mengindikasikan bahwa tren masih terbentuk meski mulai menunjukkan pelemahan. Harga ISAT kini sedang menguji level support penting di 2.020, dengan area kritis selanjutnya yang harus diperhatikan di 1.970. Apabila *rebound* berhasil terjadi, level resistance di 2.110 dan 2.160 akan menjadi konfirmasi awal pemulihan tren. Indikator teknikal ISAT mulai memperlihatkan sinyal pantulan yang terbentuk. Relative Strength Index (RSI) berada di 25.84 dan mendekati zona *oversold*, membuka ruang yang cukup untuk *rebound* teknikal. Money Flow Index (MFI) yang masih rendah di 23.69 menunjukkan bahwa tekanan jual memang sudah mulai menurun, meskipun akumulasi dana masuk belum terlihat signifikan.
Chande Momentum Oscillator (CMO) yang negatif dan Williams %R (W%R) di -52.64 mengindikasikan bahwa pasar saat ini berada dalam kondisi netral dengan bias cenderung lemah, namun berpotensi untuk berbalik arah. Secara keseluruhan, meskipun tren ISAT saat ini melemah, struktur teknikalnya masih sangat memungkinkan terjadinya *rebound* dalam jangka pendek, terutama jika level support 2.020 mampu bertahan dengan solid. Strategi spekulatif dapat dipertimbangkan dengan penerapan manajemen risiko yang ketat. Validasi arah kenaikan baru akan terkonfirmasi jika harga berhasil menembus level 2.110 yang didukung oleh volume perdagangan yang kuat. Level *cut loss* yang direkomendasikan adalah 1.960.
Support: Rp 1.970
Resistance: Rp 2.160
Rekomendasi: *Buy on Weakness*
### 3. PT Chandra Asri Tbk (TPIA)
Saham PT Chandra Asri Tbk (TPIA) masih mempertahankan tren kenaikan yang cukup kuat, terlihat dari *slope* 79.93 dan *r-squared* 0.757. Ini mengindikasikan bahwa tren jangka pendek tetap valid meskipun laju kenaikannya mulai melambat. Harga TPIA saat ini berada di dekat area support penting di 9.850. Ada potensi untuk menguji level resistance berikutnya di 10.225 dan 10.400 jika tekanan jual yang ada mereda. Dari sisi volatilitas, pergerakan harga TPIA tetap sangat aktif, dengan deviasi standar 1.16 dan beta 3.11, menunjukkan respons harga yang sangat sensitif terhadap dinamika pasar.
Meskipun tekanan jual sebelumnya telah menyeret harga TPIA ke area kritis, indikator Relative Strength Index (RSI) di 27.40 dan Williams %R (W%R) di -72.73 kini menunjukkan kondisi *oversold* yang kuat, membuka peluang substansial untuk *rebound* dalam jangka pendek. Momentum perdagangan masih negatif, namun mulai menunjukkan tanda-tanda stabil, yang tercermin dari perbaikan Chande Momentum Oscillator (CMO) menjadi -45.17 dan Money Flow Index (MFI) di 31.22, yang mengindikasikan potensi awal akumulasi. Jika harga TPIA berhasil bertahan di atas support 9.850 dan didukung oleh konfirmasi volume beli yang signifikan, skenario utama adalah pemulihan menuju resistance 10.225. Sebaliknya, *breakdown* ke bawah 9.675 akan membuka risiko koreksi yang lebih dalam. Level *cut loss* yang disarankan adalah 9.650.
Support: Rp 9.850
Resistance: Rp 10.400
Rekomendasi: *Buy on Weakness*