Dunia bulu tangkis Indonesia diselimuti duka mendalam atas berpulangnya Iie Sumirat, salah satu legenda kebanggaan Tanah Air yang pernah berjaya menjuarai Piala Thomas. Pria kelahiran Bandung pada 15 November 1950 ini mengembuskan napas terakhirnya pada usia 74 tahun. Kabar duka tersebut secara resmi diumumkan oleh Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada Rabu (23/7) pagi WIB.
Melalui akun resminya, PBSI menyampaikan ucapan dukacita mendalam atas kepergian sosok yang telah mengharumkan nama bangsa di panggung dunia ini. Mereka mengakui kehilangan besar atas meninggalnya Iie Sumirat, seorang pahlawan bulu tangkis sejati. PBSI juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan almarhum agar segala amal ibadahnya diterima, dosa-dosanya diampuni, serta mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. “Beristirahatlah dalam damai, Legenda,” demikian salah satu kutipan dari pernyataan mereka.
Iie Sumirat merupakan ikon bulu tangkis Tanah Air yang mencapai puncak kejayaan pada dekade 1970-an. Ia adalah bagian tak terpisahkan dari skuad Indonesia yang sukses meraih gelar juara pada Piala Thomas 1976 di Bangkok dan kembali mengukir sejarah pada edisi 1979 di Jakarta, menjadikannya salah satu pilar di balik dominasi bulu tangkis Indonesia kala itu.
Selain sukses di kancah beregu, Iie Sumirat juga menunjukkan kehebatannya di nomor perorangan. Ia berhasil meraih medali perunggu pada Kejuaraan Dunia 1977 di Malmo, Swedia, sebuah edisi perdana yang bersejarah dari ajang tersebut. Tak hanya itu, di ajang Asian Games 1978 di Bangkok, Thailand, Iie Sumirat mempersembahkan medali perunggu untuk nomor tunggal putra sekaligus turut menyumbang medali emas di nomor beregu putra.