IHSG Tergelincir di Tengah Gejolak Geopolitik Timur Tengah, Investor Waspadai Konflik Israel-Iran
Ragamutama.com Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan perdagangan Senin sore (17/06) berakhir di zona merah, tertekan oleh kekhawatiran pasar terhadap eskalasi ketegangan geopolitik yang memanas di kawasan Timur Tengah.
IHSG tercatat anjlok 48,48 poin atau 0,68 persen, mengakhiri sesi pada level 7.117,59. Senada, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan juga tak luput dari koreksi, tergelincir 6,82 poin atau 0,85 persen menjadi 794,99.
Maximilianus Nico Demus, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, mengungkapkan bahwa sentimen pasar didominasi oleh rilis data ekonomi terbaru dari China serta perkembangan ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang kian memanas.
Investor secara saksama memantau peningkatan konflik antara Israel dan Iran. Kedua negara tersebut dilaporkan saling melancarkan serangan selama tiga hari berturut-turut pada Minggu (15/06), disusul janji untuk terus membalas, yang memicu ketidakpastian global. Serangan berkelanjutan pada akhir pekan yang menargetkan infrastruktur energi telah mendorong kenaikan signifikan pada harga minyak dunia. Situasi ini diperparah oleh ancaman Iran untuk menutup Selat Hormuz, sebuah jalur maritim vital yang krusial bagi distribusi minyak global, semakin memperkeruh sentimen pasar.
Di sisi lain, dari ranah ekonomi global, data dari China menunjukkan gambaran yang bercampur. Penjualan ritel pada Mei tumbuh melampaui proyeksi, menandai laju tercepat dalam 15 bulan dan mengindikasikan potensi peningkatan permintaan konsumen. Namun, data produksi industri justru mengecewakan, tumbuh pada tingkat terlambat dalam enam bulan terakhir dan jauh dari ekspektasi pasar.
Meski sentimen negatif membayangi, dari dalam negeri terdapat secercah optimisme. Bank Indonesia (BI) melaporkan adanya aliran dana masuk atau *capital inflow* sebesar Rp5,20 triliun sepanjang pekan kedua Juni, sedikit meningkat dari Rp5,19 triliun pada pekan sebelumnya. Aliran dana ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek pasar keuangan domestik, yang seharusnya menjadi katalis positif bagi kinerja indeks dan stabilitas ekonomi nasional.
Pergerakan IHSG hari ini menunjukkan volatilitas. Setelah dibuka dengan penguatan, indeks segera berbalik arah ke teritori negatif dan bertahan di zona merah hingga penutupan sesi pertama perdagangan. Tren pelemahan ini berlanjut di sesi kedua, dengan IHSG tak mampu bangkit dan akhirnya ditutup di wilayah negatif.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, hanya empat sektor yang mampu mencatatkan penguatan. Sektor energi memimpin dengan kenaikan 0,88 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur (0,68 persen) dan sektor kesehatan (0,07 persen). Sementara itu, tujuh sektor lainnya terpantau terkoreksi, dengan pelemahan terdalam dialami sektor barang konsumen non-primer yang turun 1,38 persen. Sektor barang baku juga merosot 1,17 persen, disusul sektor transportasi & logistik yang terkoreksi 0,81 persen.
Di antara saham-saham yang menjadi *top gainers* hari ini, terdapat MBSS, PDES, STRK, ENRG, dan BRRC. Sebaliknya, saham-saham yang mengalami pelemahan signifikan (*top losers*) meliputi JECC, ASBI, JAWA, KOPI, dan KRYA.
Total frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.494.687 kali transaksi, melibatkan 24,62 miliar lembar saham dengan nilai transaksi mencapai Rp14,97 triliun. Rinciannya, 232 saham berhasil menguat, 388 saham mengalami penurunan, sementara 186 saham stagnan nilainya.