IHSG Terancam Inflasi & Tarif Impor AS? Cek Proyeksi Senin!

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 29 Juni 2025 - 19:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan Kamis (26/6) dengan penguatan tipis, ditutup di level 6.897,40. Kenaikan sebesar 0,96% atau setara 65,26 poin ini menunjukkan performa positif dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Menjelang awal pekan, fokus pasar akan tertuju pada sejumlah data ekonomi krusial, baik dari skala global maupun domestik. Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyoroti tekanan inflasi dari Amerika Serikat sebagai sentimen utama yang akan dicermati pasar saat ini.

“Kenaikan data US PCE (Personal Consumption Expenditures) dan Core PCE jelas mengindikasikan adanya tekanan inflasi. Hal ini akan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan arah kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) ke depan,” ujar Nafan kepada Kontan, Minggu (29/6), menekankan dampaknya terhadap pasar.

Sejalan dengan pandangan tersebut, VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi, juga melihat kekhawatiran pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga The Fed akan semakin tajam seiring dengan rilis data ketenagakerjaan AS yang sangat dinanti. Audi memproyeksikan data Non-Farm Payroll (NFP) AS akan menunjukkan perlambatan signifikan.

“Pasar menantikan rilis data pekerjaan AS dengan Non-Farm Payroll (NFP) yang diperkirakan melambat menjadi sekitar 10.000 di bulan Juni, turun drastis dari 139.000 pekerjaan baru sebelumnya. Kondisi ini cenderung akan direspon negatif oleh pasar,” jelas Audi. Selain itu, Nafan juga menyoroti kondisi sektor manufaktur global. Ia menilai, sejumlah negara masih berada dalam fase kontraksi akibat melemahnya permintaan global, termasuk yang terjadi di Indonesia.

Baca Juga :  Koperasi Melania Terlilit Utang, Gagal Bayar Anggota Hingga Rp 1,3 Miliar!

Dari sisi domestik, Audi memusatkan perhatian pada rilis data inflasi Indonesia yang diperkirakan cenderung melambat, mencapai 2,3% YoY dari sebelumnya 2,4% YoY untuk inflasi inti. Menurutnya, pasar cenderung merespons negatif jika perlambatan ini disebabkan oleh melemahnya sisi permintaan di dalam negeri.

Adapun dari aspek geopolitik dan eksternal lainnya, Nafan melihat adanya potensi katalis positif. Ia mengamati bahwa tensi konflik di Timur Tengah mulai mereda, sementara diplomasi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok menunjukkan perkembangan yang lebih konstruktif.

“Apabila negosiasi dagang dapat diarahkan menuju kesepakatan konkret, hal itu berpotensi menenangkan pasar dan menjadi katalis positif yang signifikan,” ujar Nafan.

Cermati Proyeksi IHSG hingga Akhir Tahun, Ini Rekomendasi Saham Pilihan Analis

Namun, Audi mengingatkan bahwa negosiasi tarif impor AS sudah memasuki tahap akhir dengan tenggat waktu pada 9 Juli. Ia menambahkan, pembicaraan dengan Kanada bahkan cenderung mandek akibat sengketa pajak digital, tanpa ada kejelasan mengenai kapan isu tersebut akan diselesaikan.

Baca Juga :  BEI Suspensi Saham WIKA karena Belum Bayar Surat Utang

“Kami meyakini pasar masih akan sangat terpengaruh oleh sentimen kebijakan tarif impor AS. Jika terjadi ketidaksesuaian dengan ekspektasi pasar, hal tersebut cenderung akan memberikan sinyal negatif yang kuat ke pasar,” tegasnya.

Secara teknikal, Nafan memperkirakan IHSG pada perdagangan Senin (30/6) akan bergerak pada kisaran support 6.814 dan 6.745, dengan level resistance di 6.980 dan 7.053. Sementara itu, Audi memproyeksikan IHSG akan bergerak mixed cenderung menguat dalam rentang level support 6.795 dan resistance 6.980, didukung oleh indikator RSI yang menunjukkan kenaikan.

Simak Proyeksi IHSG Senin (30/6) Usai Long Weekend

Cek Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham untuk Senin (30/6)

Untuk perdagangan Senin (30/6), Audi menyarankan dua saham yang dinilai menarik secara teknikal, yaitu:

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)

Support: Rp 4.800

Resistance: Rp 5.500

Rekomendasi: Speculative Buy

PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)

Support: Rp 2.570

Resistance: Rp 2.900

Rekomendasi: Speculative Buy

Berita Terkait

Saham Pilihan Asing: Intip Daftar Koleksi Terpopuler Minggu Ini!
Asing Kabur dari BBRI & BBCA? Cek Daftar Saham Terlaris!
Logam Industri Fluktuatif: Peluang & Tantangan di Tengah Ketidakpastian
Saham Konsumsi: 4 Pilihan Cerdas Diversifikasi Portofolio Anda
35 Ribu Pekerjaan Baru dari Proyek Baterai Listrik ANTAM-IBC-CBL!
Rupiah Menguat Awal Pekan? Cek Faktor Pendorongnya!
IHSG 2024: Proyeksi Akhir Tahun & Rekomendasi Saham Analis
Emas Antam Mandeg? Cuan 26% Setahun Masih Mungkin!

Berita Terkait

Senin, 30 Juni 2025 - 01:41 WIB

Saham Pilihan Asing: Intip Daftar Koleksi Terpopuler Minggu Ini!

Minggu, 29 Juni 2025 - 23:52 WIB

Asing Kabur dari BBRI & BBCA? Cek Daftar Saham Terlaris!

Minggu, 29 Juni 2025 - 23:16 WIB

Logam Industri Fluktuatif: Peluang & Tantangan di Tengah Ketidakpastian

Minggu, 29 Juni 2025 - 22:05 WIB

Saham Konsumsi: 4 Pilihan Cerdas Diversifikasi Portofolio Anda

Minggu, 29 Juni 2025 - 21:29 WIB

35 Ribu Pekerjaan Baru dari Proyek Baterai Listrik ANTAM-IBC-CBL!

Berita Terbaru

crime

Bejat! Guru Ngaji Tebet Cabuli Murid, Modus Hadas

Senin, 30 Jun 2025 - 01:52 WIB

technology

Lupa Password WiFi? Ini Cara Mudah Melihatnya di Laptop Windows!

Senin, 30 Jun 2025 - 01:35 WIB

entertainment

Sunny Deol Menyesal? 5 Film Bollywood Hits Ini Pernah Ditolaknya!

Senin, 30 Jun 2025 - 01:10 WIB