Dinamika Saham Bank Besar LQ45: BBCA Melesat, BMRI Terkoreksi, BBRI Stagnan pada Perdagangan 12 Juni
Pergerakan saham bank-bank besar yang tergabung dalam indeks LQ45 menampilkan dinamika menarik pada perdagangan Kamis, 12 Juni 2025. Tiga emiten perbankan raksasa, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), menunjukkan arah yang berbeda, merefleksikan sentimen pasar yang bervariasi terhadap sektor keuangan.
Saham BMRI Melemah Tipis
Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menutup sesi perdagangan Kamis ini dengan performa yang kurang menggembirakan. Saat Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri aktivitas perdagangan, harga saham BMRI tercatat berada di level Rp 5.175 per lembar. Posisi ini menunjukkan penurunan tipis sebesar 0,48% dibandingkan penutupan hari sebelumnya, Rabu (11 Juni 2025), yang berada di angka Rp 5.200, atau setara dengan koreksi Rp 25 per saham dalam sehari.
Meskipun dibuka lebih tinggi pada harga Rp 5.225 per saham, pergerakan harian saham BMRI sempat menyentuh level tertinggi di Rp 5.225 dan terendah di Rp 5.125. Secara performa mingguan, terhitung sejak 5 Juni 2025, saham BMRI masih menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan sebesar 1,97% dari harga Rp 5.075. Namun, jika dilihat dari perspektif tahunan, yaitu sejak 12 Juni 2024, nilai saham BMRI justru terkoreksi 12,66% dari harga setahun lalu yang mencapai Rp 5.925. Data BEI mencatat total nilai transaksi saham BMRI pada hari ini mencapai Rp 375,10 miliar, dengan volume perdagangan mencapai 724.237 lot.
BBRI Alami Stagnansi di Level Krusial
Berbeda dengan BMRI, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) justru mengakhiri perdagangan tanpa perubahan harga yang signifikan. Saat pasar resmi ditutup, saham BBRI tetap bertahan di level Rp 4.070 per lembar, persis sama dengan posisi penutupan pada Rabu (11 Juni 2025). Stagnansi ini juga terlihat dari harga pembukaan yang sama dengan penutupan sebelumnya, yaitu Rp 4.070 per saham.
Sepanjang sesi perdagangan, saham bank BUMN ini sempat menyentuh harga tertinggi Rp 4.100 dan terendah di Rp 4.060. Meskipun demikian, pada akhirnya saham BBRI ditutup stabil tanpa pergerakan harga. Dalam skala mingguan, dibandingkan dengan harga pada 5 Juni 2025 (Rp 4.100), saham BBRI mengalami penurunan tipis sebesar 0,73%. Sementara itu, secara tahunan, yakni dibandingkan dengan harga pada 12 Juni 2024 yang mencapai Rp 4.350, saham BBRI terkoreksi sebesar 6,44%. BEI melaporkan nilai transaksi saham BBRI hari ini mencapai Rp 463,40 miliar, dengan volume perdagangan yang solid sebesar 1.138.505 lot.
BBCA Menguat Hampir 1%
Di sisi lain, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi primadona dengan penutupan yang menghijau pada perdagangan Kamis ini. Saham bank swasta terbesar ini ditutup pada harga Rp 9.125 per saham. Angka ini menandai kenaikan sebesar 0,83% dibandingkan penutupan Rabu (11 Juni 2025) di level Rp 9.050, atau setara dengan kenaikan Rp 75 per saham dalam sehari.
Meskipun dibuka sedikit di bawah harga penutupan sehari sebelumnya, tepatnya pada Rp 9.000 per saham, BBCA menunjukkan kekuatan sepanjang hari. Saham ini mencatatkan harga tertinggi di Rp 9.125 dan terendah di Rp 9.000. Performa mingguan saham BBCA terbilang positif, di mana sejak 5 Juni 2025, harganya telah naik 2,24% dari Rp 8.925. Namun, dalam rentang waktu setahun terakhir, sejak 12 Juni 2024, saham BBCA masih menunjukkan koreksi tipis sebesar 1,35% dari harga Rp 9.250. Total nilai transaksi saham BBCA hari ini mencapai Rp 375,30 miliar, dengan volume perdagangan mencapai 413.373 lot.
Secara keseluruhan, pergerakan saham tiga bank besar LQ45 ini pada 12 Juni 2025 mencerminkan sentimen yang beragam di pasar modal Indonesia. Sementara BBCA mampu meraih penguatan signifikan, BMRI harus menghadapi koreksi, dan BBRI menunjukkan stabilitas relatif, dengan tren jangka panjang yang masih perlu dicermati oleh para investor.