Pasar Saham Bergejolak: IHSG Anjlok 3,61%, Investor Asing Tarik Dana Triliunan Rupiah
Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri pekan lalu dengan koreksi signifikan, ditutup melemah di level 6.907 pada Jumat, 20 Juni 2025. Pelemahan ini turut diwarnai aksi jual besar-besaran oleh investor asing, dengan *outflow* mencapai Rp 4,6 triliun di pasar reguler, mencerminkan sentimen negatif yang tengah membayangi pasar modal domestik.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, IHSG tergerus 3,61 persen dari posisi pembukaan sebelumnya di level 7.117,5. Penurunan tajam ini, menurut David Kurniawan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), tak lepas dari sejumlah sentimen global dan domestik. Ketidakpastian geopolitik akibat konflik yang memanas antara Israel dan Iran, serta keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dan Bank Indonesia (BI) yang tetap menahan suku bunga acuan, menjadi faktor utama yang membebani pergerakan indeks.
Menjelang pekan perdagangan baru, investor dan *trader* perlu mencermati kalender pasar yang lebih singkat. Perdagangan saham hanya akan berlangsung selama empat hari, yakni 23 hingga 26 Juni 2025, karena libur Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah pada Jumat, 27 Juni 2025. Dalam periode yang terbatas ini, David menggarisbawahi dua sentimen kunci yang diproyeksikan akan sangat memengaruhi dinamika pasar: geopolitik dan energi.
Menurut David, dinamika geopolitik antara Iran dan Israel masih menjadi penentu krusial. “Jika konflik mereda, harga minyak berpotensi turun, yang pada gilirannya dapat mengangkat saham-saham di sektor konsumen. Sebaliknya, jika eskalasi meningkat, pasar energi akan mengalami kenaikan, dan sektor pertahanan justru akan mendapat keuntungan,” terangnya dalam keterangan resmi, Minggu, 22 Juni 2025. Pergeseran sentimen ini menuntut kewaspadaan tinggi bagi para pelaku pasar.
Meskipun pasar diliputi ketidakpastian, IPOT tetap menawarkan panduan investasi. Untuk perdagangan pekan ini, IPOT merekomendasikan empat pilihan aset yang dinilai memiliki potensi, baik dalam bentuk saham maupun obligasi. Berikut adalah rekomendasi tersebut:
1. PT Barito Pacific Tbk (BRPT): Secara teknikal, saham BRPT berada dalam fase kenaikan atau *uptrend* yang solid. Prospeknya semakin cerah mengingat target pemerintah Indonesia untuk memulai transisi ke energi bersih pada tahun 2025, menjadikan BRPT salah satu emiten favorit di sektor ini.
2. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Meskipun secara teknikal BBNI menunjukkan pergerakan menurun, saat ini sahamnya berada di area *support* yang menarik. Titik masuk (entry point) di area harga saat ini menawarkan risiko yang sangat terukur. Keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga acuan juga menjadi sentimen positif yang kuat bagi emiten perbankan.
3. PT Indosat Tbk (ISAT): Analisis teknikal menunjukkan bahwa ISAT bergerak dalam tren yang sangat baik, terlihat dari pergerakan grafik atau *candlestick* yang konsisten di atas MA5. Jika area konsolidasi saat ini berhasil ditembus dengan volume perdagangan yang tinggi, saham emiten telekomunikasi ini diprediksi akan menjadi sangat menarik.
4. Obligasi FR0097 di IPOT Bond: Selain saham, IPOT juga merekomendasikan obligasi seri FR0097 yang tersedia di platform IPOT Bond. Obligasi ini menawarkan kupon tahunan sebesar 7,125 persen, dengan tanggal jatuh tempo pada 15 Juni 2043. Imbal Hasil hingga Jatuh Tempo (Yield to Maturity-YTM) yang tercatat saat ini berada di level 6,9 persen, menjadikannya pilihan menarik bagi investor yang mencari pendapatan tetap.
*Disclaimer: Artikel ini merupakan hasil analisis PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) dan tidak bertujuan untuk mengajak pembaca membeli atau menjual saham. Segala keputusan investasi sepenuhnya berada pada pertimbangan dan risiko masing-masing pembaca.*