IHSG Anjlok Terimbas Tarif Trump: Analisis dan Tips Investor

- Penulis

Rabu, 9 April 2025 - 05:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com Pada hari Selasa, 8 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam, bahkan sempat menyentuh angka di atas 9 persen.

Penurunan signifikan ini disebabkan oleh pergerakan IHSG yang memasuki zona merah pada awal sesi perdagangan setelah periode libur Lebaran tahun 2025.

Data dari RTI menunjukkan bahwa pada pukul 09.01 WIB, IHSG berada pada posisi 5.912. Terjadi pelemahan sebesar 598,55 poin atau setara dengan 9,19 persen dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 6.510.

Menanggapi situasi ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengambil tindakan dengan memberlakukan trading halt, yaitu penghentian sementara perdagangan saham selama 3 menit.

Sebenarnya, potensi penurunan IHSG pada hari tersebut sudah diantisipasi sebelumnya, mengingat kondisi global yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kebijakan tarif yang diterapkan oleh Trump.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, seberapa besar pengaruh tarif timbal balik yang diterapkan oleh Trump terhadap penurunan IHSG, dan dampak apa saja yang perlu diwaspadai oleh masyarakat?

Dampak tarif Trump terhadap IHSG

Wahyu Widodo, seorang Ekonom dari Universitas Diponegoro (Undip), berpendapat bahwa penurunan IHSG sebenarnya sudah dapat diperkirakan sebelumnya, terutama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif beberapa waktu lalu.

Menurutnya, hampir semua negara yang terkena dampak kebijakan tarif AS, baik yang dikenakan tarif dasar 10 persen maupun tarif timbal balik, mengalami penurunan di pasar saham mereka, meskipun dengan tingkat penurunan yang berbeda-beda.

“Hampir seluruh negara yang dikenakan kebijakan tarif, baik yang basisnya 10 persen maupun tarif timbal balik, perdagangan sahamnya mengalami penurunan dengan variasi yang berbeda,” ungkapnya kepada Kompas.com pada Selasa (8/4/2025).

Baca Juga :  Sentimen Positif Dongkrak Prospek Investasi Reksadana

Indonesia, yang dikenakan tarif timbal balik sebesar 32 persen, hanya tinggal menunggu waktu hingga pasar sahamnya ikut merasakan tekanan.

Wahyu menjelaskan bahwa terdapat dua efek utama dari kebijakan ini yang perlu mendapatkan perhatian serius.

Yang pertama adalah efek matematis, yang sebenarnya tidak separah yang diperkirakan oleh banyak pihak.

Ia menegaskan bahwa dampak kebijakan tarif tersebut terhadap IHSG tidak terjadi secara langsung atau spontan, melainkan secara bertahap melalui transmisi pada neraca perdagangan.

“Efek tarif Trump terhadap IHSG tidak bersifat spontan, melainkan melalui transmisi pada neraca perdagangan,” jelas Wahyu.

Wahyu melanjutkan, selain dampak matematis, kebijakan tarif ini juga menciptakan efek psikologis yang cukup kuat di pasar.

Ketidakpastian dan perubahan ekspektasi di kalangan investor menyebabkan pasar keuangan bereaksi secara emosional.

Menurutnya, kebijakan Trump yang bersifat masif ini langsung direspon dengan langkah protektif dari para investor yang segera mengamankan portofolio investasi mereka.

“Kebijakan Trump yang bersifat masif ini menimbulkan respons yang masif pula dari para investor di pasar keuangan yang berupaya mengamankan portofolio mereka,” papar Wahyu.

Ia menambahkan bahwa perang dagang ini tidak lagi sekadar mengenai ekspor-impor barang, tetapi telah meluas ke ranah yang lebih kompleks, termasuk persepsi pasar terhadap kredibilitas pemerintah dalam menghadapi tekanan ekonomi global.

Reaksi pasar yang cenderung berlebihan, menurut Wahyu, mencerminkan kekhawatiran bahwa pemerintah mungkin tidak cukup siap dalam mengatasi dampak dari perang dagang ini.

Baca Juga :  Warren Buffett: Strategi Jitu Hadapi Koreksi Pasar Saham

“Karena itu, pengaruh dari kebijakan tarif ini menjadi sangat kompleks, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi juga menyentuh aspek psikologis dan kepercayaan pasar,” ujarnya.

Apa yang perlu dikhawatirkan?

Wahyu juga menyoroti bahwa nilai tukar Rupiah cenderung mengikuti pergerakan IHSG, karena keduanya sangat dipengaruhi oleh respons investor di pasar keuangan.

Jika IHSG mengalami penurunan yang signifikan, maka Rupiah juga berpotensi mengalami pelemahan. Menurutnya, hal ini perlu diwaspadai karena dampaknya dapat meluas ke berbagai sektor.

Ia menjelaskan bahwa pelemahan Rupiah tidak hanya berdampak pada sektor produksi atau ekspor-impor, tetapi juga dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam hal konsumsi.

Kenaikan harga barang impor dan bahan baku dapat mengurangi daya beli masyarakat, yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi.

“Ini lebih berbahaya karena efeknya yang lebih luas, bukan hanya ke sektor produksi, tetapi juga ke konsumsi secara langsung,” jelasnya.

Lebih jauh lagi, Wahyu mengingatkan bahwa hal yang paling berbahaya adalah jika tekanan ekonomi ini terjadi bersamaan dengan ketidakstabilan politik di dalam negeri.

Ia berpendapat bahwa kebijakan tarif yang dikeluarkan oleh Presiden Trump tidak hanya berkaitan dengan perdagangan, tetapi juga membawa pesan politik.

“Negara-negara yang dikenai tarif dianggap tidak adil terhadap Amerika Serikat, termasuk dalam hal isu good governance,” ucapnya.

Berita Terkait

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!
Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025
BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025
IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I
UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III
BRIS, MLIA, PANI: Rekomendasi Teknikal Saham Mirae Sekuritas
Dolar AS Menguat! Sentimen The Fed Dorong Indeks Dolar ke 99
SMDR Bagi Dividen Interim Rp 40,92 Miliar: Laba Bersih Melejit!

Berita Terkait

Sabtu, 2 Agustus 2025 - 08:07 WIB

Rekening Diblokir PPATK? Ini Penjelasan Lengkap Soal Rekening Dormant!

Kamis, 31 Juli 2025 - 15:10 WIB

Laba Alfaria Trijaya (AMRT) Naik 4,98% Jadi Rp 1,88 Triliun pada Semester I-2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 13:39 WIB

BI Malang Dorong UMKM dan Ekonomi Syariah lewat MBF 2025

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:50 WIB

IHSG Terkoreksi: Merdeka Group Jatuh, LQ45 Tertekan di Sesi I

Kamis, 31 Juli 2025 - 12:15 WIB

UNVR Semester I 2025: Fundamental Kuat, Tumbuh di Kuartal III

Berita Terbaru

politics

Megawati Rombak PDIP: Hasto Kristiyanto Lengser dari Sekjen!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 18:30 WIB

sports

Son Tinggalkan Tottenham? Siap Jadi Rival Messi!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 18:02 WIB

politics

Hasto Peluk Megawati di Kongres PDIP, Momen yang Menyentuh!

Sabtu, 2 Agu 2025 - 16:52 WIB