Ragamutama.com – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (8/5), menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada saat penutupan, IHSG tercatat merosot tajam sebesar 1,42 persen atau setara dengan 98,4 poin, berakhir pada level 6.827. Kendati sempat dibuka dengan optimisme di level 6.945, yang mencerminkan kenaikan sebesar 32,3 poin atau 0,47 persen, performa pasar saham Indonesia kemudian berbalik arah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari RTI Business, indeks komposit mencatatkan fluktuasi yang cukup lebar sepanjang hari perdagangan. Titik tertinggi yang berhasil dicapai adalah 6.965, sementara titik terendahnya menyentuh angka 6.824. Total volume transaksi yang terjadi mencapai 38.448 miliar saham, dengan nilai transaksi keseluruhan mencapai Rp 14.852 triliun.
Frekuensi transaksi yang terekam mencapai 1.622.445 kali. Selama sesi perdagangan berlangsung, terdapat 228 saham yang mengalami kenaikan harga, sementara 393 saham lainnya mengalami penurunan. Sebanyak 184 saham tidak mengalami perubahan harga, atau berada dalam kondisi stagnan.
Sebelumnya, Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus, telah memberikan proyeksi bahwa IHSG pada hari ini akan bergerak dalam rentang 6.840 hingga 7.000. Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG, menurutnya, masih akan berasal dari keputusan The Fed yang mempertahankan suku bunga acuan.
Faktor lain yang turut mempengaruhi adalah penurunan tingkat suku bunga 7D Reverse Repo Rate oleh Bank Sentral China. “Selain itu, ada juga pertemuan antara perwakilan Amerika Serikat dan Tiongkok yang akan berlangsung akhir pekan ini di Swiss. Pasar tampaknya mulai merespons positif penundaan kebijakan oleh Trump selama 90 hari,” jelas Maximilianus Nicodemus kepada JawaPos.com.
Di sisi lain, laporan dari Reuters menunjukkan bahwa indeks saham berjangka AS mengalami kenaikan, didorong oleh optimisme terhadap potensi terobosan kebijakan perdagangan oleh pemerintahan Trump. Saham-saham sektor chip juga menguat setelah munculnya berita tentang rencana pelonggaran pembatasan ekspor.
Presiden Donald Trump pada hari Kamis (8/5) atau Jumat (9/5) waktu Indonesia mengumumkan rencana untuk menyelenggarakan kesepakatan perdagangan dengan negara besar yang sangat dihormati. Kesepakatan perdagangan ini akan menjadi yang pertama sejak Amerika Serikat menghentikan penerapan tarif yang sebelumnya diberlakukan pada perekonomian global bulan lalu.
Berita ini muncul setelah adanya indikasi dari pemerintah mengenai negosiasi yang sedang berlangsung dengan mitra dagang, meskipun pasar belum melihat realisasi konkret dari hal tersebut.
“Mengingat kompleksitas negosiasi kesepakatan perdagangan yang komprehensif, kemungkinan besar ini akan menjadi kerangka kerja awal. Akan menarik untuk melihat apakah tarif dasar sebesar 10 persen akan tetap dipertahankan,” ujar seorang ahli strategi dari Deutsche Bank.