Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Hyundai Motor baru-baru ini mengumumkan penyesuaian harga, dengan kenaikan sekitar 1 persen untuk seluruh jajaran kendaraannya yang dijual di pasar Amerika Serikat (AS). Menurut laporan Bloomberg pada hari Kamis (29/5/2025), langkah ini diambil sebagai respons langsung terhadap pemberlakuan tarif impor oleh pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Kenaikan harga ini akan efektif mulai minggu depan dan hanya berlaku untuk unit kendaraan baru yang diproduksi setelah tanggal pengumuman. Sementara itu, stok kendaraan yang sudah tersedia di jaringan dealer tidak akan terpengaruh oleh perubahan harga ini.
1. Alasan di balik penyesuaian harga
Keputusan Hyundai untuk menaikkan harga adalah upaya untuk mengurangi dampak finansial yang signifikan akibat pemberlakuan tarif impor sebesar 25 persen pada kendaraan serta komponen otomotif yang berasal dari sejumlah negara, termasuk Meksiko dan Kanada. Tarif impor ini secara substansial meningkatkan biaya operasional dalam rantai pasokan, sehingga memaksa perusahaan untuk menyesuaikan strategi bisnisnya demi mempertahankan tingkat margin keuntungan yang sehat.
Dilansir oleh Bloomberg, kenaikan harga sebesar 1 persen dinilai cukup strategis untuk menutupi sebagian dari biaya tambahan yang muncul akibat tarif, tanpa memberikan beban yang terlalu berat bagi konsumen. Selain harga dasar kendaraan, Hyundai juga berencana untuk menyesuaikan biaya terkait pengiriman dan opsi tambahan, seperti karpet lantai dan rel atap. Strategi komprehensif ini dirancang untuk memastikan bahwa harga jual akhir tetap kompetitif di pasar.
“Kami sedang berupaya keras untuk menyeimbangkan antara tekanan biaya yang meningkat dengan kemampuan daya beli konsumen,” ungkap seorang juru bicara Hyundai, seperti yang dikutip oleh Reuters.
Perusahaan juga telah membentuk satuan tugas khusus yang bertugas untuk meminimalkan dampak tarif, termasuk merelokasi sebagian produksi model Tucson dari Meksiko ke Amerika Serikat dalam rangka mengurangi ketergantungan pada impor.
Investasi Hyundai Steel di AS Picu Kemarahan Investor
Investasi Hyundai Steel di AS Picu Kemarahan Investor
2. Implikasi bagi konsumen dan dinamika pasar
Kenaikan harga ini berpotensi memberikan tekanan tambahan pada konsumen, terutama di tengah kekhawatiran akan potensi resesi ekonomi. Menurut data dari Cox Automotive, tarif sebesar 25 persen dapat menyebabkan kenaikan harga hingga 15 persen untuk model-model kendaraan yang terkena dampak langsung, dan sekitar 5 persen untuk model lainnya.
Hyundai berusaha untuk menahan kenaikan harga hingga awal Juni. Namun, tren ini dapat memicu pergeseran permintaan ke pasar mobil bekas, yang telah mengalami lonjakan harga sejak tahun 2023.
“Konsumen mulai melakukan pembelian lebih cepat sebelum harga naik, yang pada akhirnya menyebabkan penipisan stok di dealer,” ujar Jeremy Robb, Direktur Senior Cox Automotive, seperti yang dilaporkan oleh CNBC.
Kenaikan harga ini juga dapat melemahkan daya saing Hyundai di pasar AS, di mana merek-merek lokal seperti Ford dan GM memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap tarif berkat basis produksi domestik yang lebih kuat.
Jajaki Kandang Hyundai, BYD Ekspansi Gila-Gilaan di Korea Selatan
Jajaki Kandang Hyundai, BYD Ekspansi Gila-Gilaan di Korea Selatan
3. Reaksi industri dan strategi adaptasi Hyundai
Kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan Trump juga berdampak pada produsen otomotif lainnya, termasuk Porsche, BMW, dan Volkswagen. Porsche menyatakan bahwa kenaikan harga adalah sesuatu yang tak terhindarkan jika tarif tetap diberlakukan, sementara BMW berharap bahwa hasil negosiasi dapat menghasilkan penurunan tarif.
“Kami sedang berdiskusi intensif dengan pemerintah AS untuk mencari solusi bersama,” kata CEO BMW, Oliver Zipse, seperti yang dikutip dari The Guardian.
Hyundai sendiri telah mengambil langkah-langkah untuk memindahkan sebagian kegiatan produksinya ke Amerika Serikat, meskipun proses ini membutuhkan waktu dan investasi yang signifikan.
Sebagai solusi jangka pendek, Hyundai menawarkan diskon pada beberapa model hingga awal Juni. Perusahaan tetap optimis dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang ada.
“Kami terus memantau perkembangan pasar secara cermat dan akan menyesuaikan strategi kami untuk memastikan kami tetap kompetitif,” kata juru bicara Hyundai, seperti yang dilansir oleh Bloomberg.
Dengan negosiasi perdagangan yang terus berlanjut, termasuk dengan Uni Eropa dan Inggris, industri otomotif berharap bahwa tekanan tarif akan mereda dalam waktu dekat.
Hyundai dan Posco Bersatu Bangun Pabrik Baja di AS
Hyundai dan Posco Bersatu Bangun Pabrik Baja di AS