Ragamutama.com Spekulasi Jorge Martin ke Honda belum tentu bisa lancar karena masalah kontrak dengan Aprilia yang belum jelas.
Rumor kepindahan Jorge Martin ke tim Repsol Honda di ajang MotoGP terus bergulir, namun kepastiannya masih terganjal oleh polemik kontrak sang pembalap dengan Aprilia. Klaim mengenai adanya klausul khusus yang diajukan oleh pihak Martin dan manajernya, Albert Valera, menjadi kunci yang harus dibuktikan kepada Honda.
Pekan lalu, manajer tim Honda, Alberto Puig, telah secara terbuka mengakui ketertarikan timnya untuk merekrut Martin. Tak bisa dimungkiri, sebagai salah satu pembalap tersukses di musim 2024, sosok Martin tentu menarik perhatian banyak tim pabrikan di kelas premier.
Namun demikian, Honda, sebagai pabrikan raksasa dengan reputasi panjang di dunia balap, tidak akan mengambil langkah tanpa kejelasan. Mereka menuntut adanya resolusi definitif terkait kontrak yang saat ini masih diperselisihkan antara Martin dan Aprilia, yang kabarnya bahkan berpotensi berujung di meja hijau jika tidak ada titik temu melalui negosiasi.
Alberto Puig menegaskan sikap Honda di sela-sela MotoGP Belanda 2025. “Kami tidak membuat kontrak dengan pembalap yang masih terikat kontrak,” ujarnya tegas, seperti dikutip oleh BolaSport dari Speedweek. “Apa yang disepakati antara pembalap, tim, dan pabrikan terjadi secara langsung di antara mereka. Tentu saja, Martin adalah pilihan bagi kami jika dia tidak memiliki kontrak.”
“Saat ini, situasinya belum sepenuhnya jelas bagi kami. Kami perlu memastikan apa yang kami lakukan. Saat ini, kami tidak tahu dan tidak ada tenggat waktu,” lanjut Puig. “Harus jelas seperti apa situasi antara Jorge dan Aprilia. Jika dia keluar dari kontrak, maka kami akan tahu apa yang terjadi. Kami tidak terburu-buru dan harus menunggu solusinya, kami butuh bukti.”
Di sisi lain, Honda sendiri tengah menghadapi tantangan serius dalam pengembangan motor RC213V mereka. Kondisi motor yang belum kompetitif menjadi persoalan internal yang harus diatasi. Test rider Honda, Aleix Espargaro, yang menggantikan Luca Marini di MotoGP Belanda 2025, secara terang-terangan mengeluhkan kesulitan mengendarai motor pabrikan Asaka, Jepang itu.
Espargaro merasakan masalah signifikan, terutama getaran pada motor yang mempersulitnya dalam mengatur akselerasi. “Saya tidak bisa mengemudi,” keluh Espargaro. “Setelah delapan atau sepuluh putaran, saya putus asa. Saya harus mengurangi kecepatan dan melakukan banyak kesalahan. Sebisa mungkin mampu menyelesaikan balapan.”
“Jika saya harus membalap sepanjang musim, itu akan menjadi tugas terpenting saya, membiasakan diri berkendara dengan getaran,” tambahnya. “Kami punya beberapa gagasan dan sudah menguji berbagai hal di Barcelona. Kami bermain dengan bobot dan mencoba berbagai lengan ayun (swingarm). Namun, kami agak bingung (tersesat). Kedengarannya aneh karena kami punya teknisi hebat dan merupakan produsen besar. Namun, kami tidak dapat memecahkan masalah. Ini sangat membuat frustrasi.”
Pertanyaan pun muncul: jika motor Honda belum sepenuhnya kompetitif, apakah Jorge Martin benar-benar bersedia meninggalkan Aprilia yang musim ini telah menunjukkan performa menjanjikan dengan satu kemenangan dan dua podium melalui Marco Bezzecchi? Menurut sumber orang dalam yang tidak ingin disebutkan namanya, seperti dilansir Speedweek, alasan di balik spekulasi ini cukup jelas: finansial.
Honda, dengan kekuatan finansialnya yang jauh lebih besar dibandingkan Aprilia di kancah MotoGP, tengah berupaya keras mencari pembalap bintang setelah kabarnya “ditolak” oleh Pedro Acosta. Dana besar menjadi daya tarik utama bagi pembalap top di tengah situasi kontrak yang belum jelas ini.