Hollywood Doyan Remake Film Asing: Untung atau Sekadar Ide Buntu?

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 4 Juli 2025 - 14:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kabar mengenai perilisan serial Squid Game versi Amerika Serikat kini menjadi sorotan utama di ranah media massa. Berita ini, meskipun menarik perhatian, bukanlah hal yang mengejutkan. Hollywood memiliki rekam jejak panjang dalam mengadaptasi film-film asing, terutama yang telah sukses besar di pasar global, untuk kemudian diproduksi dalam versi berbahasa Inggris.

Proses adaptasi ini seringkali melibatkan aktor-aktor ternama dan strategi pemasaran yang tidak main-main. Sebut saja beberapa contoh seperti Let Me In (2010), Funny Games (2007), The Guilty (2021), A Man Called Otto (2022), hingga Speak No Evil (2024). Meskipun beberapa di antaranya berhasil menyamai kesuksesan versi orisinalnya, tidak sedikit pula yang gagal meraih ekspektasi. Namun, sepertinya kegagalan tersebut tidak membuat Hollywood jera. Lantas, mengapa bisnis remake film asing tetap dianggap sangat menjanjikan bagi industri film Hollywood?

Ada beberapa alasan kuat yang mendasari keputusan strategis ini.

1. Remake sebagai Jalan Pintas untuk Menarik Penonton

Film-film asing yang telah meraih popularitas dan memiliki basis penggemar yang loyal, bahkan fanatik, diharapkan mampu menggaet penonton secara instan untuk versi remake-nya. Logika ini mudah diterima dan telah terbukti beberapa kali. Contohnya dapat dilihat pada Speak No Evil (2024), The Guilty (2021), dan A Man Called Otto (2022). Didukung oleh pemilihan aktor-aktor kaliber seperti James McAvoy, Jake Gyllenhaal, dan Tom Hanks, serta pemasaran yang agresif, film-film adaptasi ini berhasil mengikuti jejak kesuksesan versi aslinya.

Di satu sisi, remake dapat dipandang sebagai cara efektif untuk meminimalkan risiko kerugian besar dalam produksi film. Namun, di sisi lain, praktik ini juga seringkali dianggap sebagai bentuk kemalasan atau bahkan absennya kreativitas. Rumah-rumah produksi besar di Hollywood yang kerap melakukan adaptasi ini seolah kehabisan ide segar, sehingga memilih jalan instan untuk menjaga produktivitas sekaligus meraup keuntungan finansial.

Baca Juga :  Roman Dendam: Fakta Menarik, Sinopsis Singkat, Wajib Tonton!

2. Misi Amerikanisasi Budaya Pop

Terlepas dari potensi keuntungan, adaptasi film-film asing oleh Hollywood seringkali menuai kekecewaan, terutama bagi penonton yang telah menyaksikan versi aslinya. Meskipun perubahan alur cerita minor kerap dilakukan, Hollywood dikenal cenderung menciptakan akhir yang lebih bahagia atau setidaknya memuaskan. Ini terlihat jelas pada Speak No Evil dan The Guilty versi Amerika, berbanding terbalik dengan film-film asing dari Eropa dan Asia yang tak segan mengakhiri cerita dengan nuansa yang jauh lebih mengganggu atau tidak nyaman.

Fenomena ini dapat diinterpretasikan sebagai upaya Amerikanisasi produk budaya, yang dilakukan untuk mengakomodasi selera audiens di Amerika Serikat. Padahal, proses Amerikanisasi inilah yang pada akhirnya membuat film-film produksi Hollywood terkesan homogen atau seragam, serta mudah ditebak. Kritik pun bermunculan terkait banyak upaya apropriasi budaya yang dirasa kurang pas atau bahkan aneh, seperti yang terjadi pada beberapa remake film Jepang seperti The Grudge (2020) dan Godzilla (1998), serta remake film horor Austria, Goodnight Mommy, yang rilis pada 2022 lalu.

3. Memperkenalkan Karya Sinematik Brilian ke Khalayak Lebih Luas

Remake juga kerap dikritik karena menghilangkan sensasi menonton film tanpa distraksi nama besar aktor. Seperti diketahui, dalam beberapa kasus, ketiadaan bintang besar dalam sebuah film justru dapat menciptakan efek natural dan memungkinkan penonton lebih fokus pada kualitas cerita. Namun, sebagai rumah produksi yang berorientasi bisnis, keinginan untuk memperkenalkan naskah brilian ke khalayak yang lebih luas tidak dapat dipungkiri. Lagi pula, tidak semua film asing memiliki aksesibilitas seluas film-film produksi Hollywood.

Baca Juga :  Aldi Taher Ceritakan Momen Diblokir oleh Nadia Vega

Contohnya adalah Funny Games (1997) karya Michael Haneke, yang akhirnya dibuat versi Hollywood-nya satu dekade kemudian. Aktor kawakan seperti Naomi Watts dan Tim Roth didapuk sebagai protagonis, diadu dengan aktor muda Brady Corbet dan Michael Pitt sebagai antagonis. Berbeda dari kebanyakan remake Hollywood, Haneke tidak mengubah naskah aslinya sama sekali. Tiap adegan dibuat sama persis, dan akhir yang tragis tetap dipertahankan. Absennya upaya Amerikanisasi dari film suksesnya itu menuai pujian penonton, yang menganggapnya sebagai contoh remake yang seharusnya—hanya ditujukan untuk menjangkau lebih banyak audiens yang mungkin kesulitan mengakses versi asli atau tidak nyaman menonton dengan takarir.

Terlepas dari keberhasilan dan kegagalan berbagai upaya remake yang telah mereka lakukan sejauh ini, kebiasaan Hollywood ini tampaknya akan sulit dihentikan. Pasarnya terlalu besar untuk dilewatkan. Rasa penasaran penonton dan aksesibilitas luas yang dimiliki oleh rumah-rumah produksi mayor Hollywood adalah modal utama yang membuat bisnis remake akan terus bertahan.

5 Anime Klasik yang Layak Mendapatkan Remake, Kamu Setuju?

Berita Terkait

Squid Game 3: Sutradara & Netizen Ungkap Akhir Tragis!
Tissa Biani: Kehilangan Ayah Jadi Kekuatan di Film Panggil Aku Ayah
David Koepp Bukan Cuma Jurassic Park: 6 Thriller Wajib Tonton!
Robert Plant Berduka: Diogo Jota, Cahaya Sepak Bola Itu Padam
Siapa James Bond Terbaik? Urutan Aktor 007 dari Masa ke Masa
Aldi Taher Ceritakan Momen Diblokir oleh Nadia Vega
Desta Kecelakaan Touring Moge, Reaksi Natasha Rizky Bikin Heboh
Lanjutan The Devil Wears Prada: Produksi Film Kedua Dimulai

Berita Terkait

Jumat, 4 Juli 2025 - 20:04 WIB

Squid Game 3: Sutradara & Netizen Ungkap Akhir Tragis!

Jumat, 4 Juli 2025 - 19:29 WIB

David Koepp Bukan Cuma Jurassic Park: 6 Thriller Wajib Tonton!

Jumat, 4 Juli 2025 - 16:58 WIB

Robert Plant Berduka: Diogo Jota, Cahaya Sepak Bola Itu Padam

Jumat, 4 Juli 2025 - 14:17 WIB

Hollywood Doyan Remake Film Asing: Untung atau Sekadar Ide Buntu?

Jumat, 4 Juli 2025 - 11:46 WIB

Siapa James Bond Terbaik? Urutan Aktor 007 dari Masa ke Masa

Berita Terbaru

Family And Relationships

Megawati Comeback Voli? Ini Rencananya Setelah Menikah dengan Dio!

Jumat, 4 Jul 2025 - 20:40 WIB

entertainment

Squid Game 3: Sutradara & Netizen Ungkap Akhir Tragis!

Jumat, 4 Jul 2025 - 20:04 WIB