JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Hasto Kristiyanto kembali mendapatkan kepercayaan penuh dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, untuk menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI-P. Penunjukan ini berlaku untuk periode 2025-2030, menandai kali ketiga Hasto menempati posisi strategis tersebut.
Kabar penunjukan kembali Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDI-P ini telah dikonfirmasi oleh Ganjar Pranowo kepada Kompas.com pada Kamis (14/8/2025). “Iya betul (Hasto ditunjuk sebagai Sekjen PDI-P),” ujar Ganjar.
Perjalanan Hasto kembali ke kursi Sekretaris Jenderal tidak lepas dari dinamika hukum yang sempat menjeratnya. Sebelumnya, nama Hasto Kristiyanto sempat terseret dalam kasus suap dan perintangan penyidikan perkara Harun Masiku. Kendati menghadapi proses hukum dan sempat ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Megawati Soekarnoputri tetap mempertahankan posisinya sebagai Sekjen PDI-P, menunjukkan dukungan kuat dari pucuk pimpinan partai.
Singkat cerita, Hasto Kristiyanto divonis 3 tahun 6 bulan penjara dalam kasus suap dan perintangan penyidikan perkara Harun Masiku. Namun, sebuah perkembangan penting terjadi pada Kamis (31/7/2025), ketika Presiden Prabowo Subianto memberikan amnesti atau pengampunan kepada 1.178 orang, di mana Hasto Kristiyanto termasuk di dalamnya. Dengan amnesti tersebut, Hasto resmi bebas dari tahanan KPK pada Jumat (1/8/2025) malam.
Meski telah bebas, PDI-P sempat tidak mengumumkan nama Hasto sebagai Sekjen dalam Kongres VI yang diselenggarakan di Bali pada Sabtu (2/8/2025). Pada momen tersebut, Megawati justru diumumkan merangkap jabatan sebagai Ketua Umum sekaligus Sekretaris Jenderal PDI-P. Namun, ketidakpastian itu akhirnya terjawab pada Jumat (14/8/2025), ketika Hasto Kristiyanto secara resmi kembali ditunjuk dan dilantik sebagai Sekretaris Jenderal PDI-P dalam sebuah acara di Kantor DPP PDI-P, Jakarta.
Profil Hasto Kristiyanto
Hasto Kristiyanto lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966. Sejak usia remaja, ia telah menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap dunia politik, sebuah minat yang terpupuk sejak bangku SMA Kolese de Britto Yogyakarta melalui kegemarannya membaca buku-buku bertema politik.
Minat politik Hasto terus berkembang seiring dengan pendidikannya di Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM). Selama masa kuliah, ia aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan dan pernah mengemban amanah sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik UGM.
Setelah menyelesaikan pendidikan tinggi pada tahun 1991, Hasto memulai karier profesionalnya di dunia bisnis. Ia bergabung dengan PT Rekayasa Industri sebagai Project Manager, sebelum kemudian menjabat sebagai Project Director di PT Prada Nusa Perkasa. Meskipun berkecimpung di sektor bisnis, ketertarikan utamanya pada dunia politik tetap tak tergoyahkan.
Langkah politik Hasto Kristiyanto di PDI Perjuangan dimulai pada tahun 2002, ketika ia dipercaya menjabat sebagai Wakil Sekretaris Bidang Media Massa dan Penggalangan DPP PDI-P. Dari titik itu, karier politiknya terus menanjak pesat. Pada Pemilu 2004, ia berhasil terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari daerah pemilihan (Dapil) Jawa Timur yang meliputi Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan, dan Trenggalek. Di Senayan, Hasto ditempatkan di Komisi VI DPR, yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, dan koperasi.
Di internal partai, Hasto terus meniti karier hingga akhirnya dipercaya untuk mengemban jabatan Sekretaris Jenderal PDI-P pada tahun 2014, menggantikan Tjahjo Kumolo. Dalam kapasitasnya sebagai Sekjen, ia memainkan peran penting dalam menggerakkan roda organisasi partai. Kini, Hasto Kristiyanto kembali dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal PDI-P untuk periode 2025-2030, sebuah penunjukan yang menegaskan posisinya selama tiga periode berturut-turut sejak kali pertama menjabat pada tahun 2014.