Harum Energy (HRUM) Anggarkan Capex US$ 315 Juta di Tahun 2025

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 28 Mei 2025 - 08:32 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) mengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 315 juta atau sekitar Rp 5,13 triliun (berdasarkan kurs US$ 1 = Rp 16.290) untuk tahun buku 2025.

Ray Antonio Gunara, Direktur Utama HRUM, menjelaskan bahwa sebagian besar capex, tepatnya US$ 300 juta, akan dialokasikan untuk pengembangan sektor nikel perusahaan.

“Dari total belanja modal US$ 315 juta untuk tahun 2025, sekitar US$ 300 juta akan digunakan untuk pengembangan proyek nikel yang sudah berjalan, sementara sisanya untuk perawatan fasilitas pertambangan batubara,” ungkap Ray dalam paparan publik HRUM yang digelar daring, Selasa (27/5).

Investasi dan belanja modal tahun 2025 ini meningkat 38,83% dibandingkan capex 2024 yang mencapai US$ 226,9 juta. Meskipun demikian, fokus utama HRUM pada tahun 2024 dan 2025 tetap pada pengembangan bisnis nikel, bukan batubara.

“Alokasi capex 2024 dialokasikan 90% untuk pemurnian nikel, 6% untuk properti dan pertambangan, 2% untuk kendaraan, 1% untuk logistik, dan 1% untuk keperluan lainnya,” rinci Ray.

Kinerja Harum Energy (HRUM) Didukung Sektor Nikel, Perhatikan Rekomendasi Analis

Hingga 31 Maret 2025 (kuartal pertama), realisasi belanja modal telah mencapai US$ 206,8 juta. Sebesar US$ 205 juta digunakan untuk pengembangan unit usaha nikel, sementara sisanya dialokasikan untuk operasional pertambangan, logistik, dan keperluan lainnya.

Sebagai informasi, HRUM memiliki empat anak perusahaan yang bergerak di bidang nikel. Pertama, PT Position (POS) yang mengantongi izin usaha pertambangan di Halmahera Timur, Maluku Utara, dengan cadangan nikel sekitar 215 juta ton.

Kedua, PT Infei Metal Industri (IMI) yang mengelola pemurnian nikel dengan dua jalur smelter berteknologi Rotary Klin Electric Furnace (RKEF), memiliki kapasitas produksi tahunan 28.000 ton nikel.

Ketiga, PT Westrong Metal Industri (WMI) juga bergerak di bidang pemurnian nikel dengan empat jalur smelter RKEF, berkapasitas produksi tahunan 56.000 ton nikel.

Terakhir, PT Blue Sparking Energy (BSE) yang tengah membangun tiga jalur smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) dan ditargetkan beroperasi pada kuartal pertama 2026.

Smelter BSE diperkirakan memiliki kapasitas produksi tahunan 67.000 ton nikel serta 7.500 ton kobalt sebagai produk sampingan.

  HRUM Chart by TradingView

Berita Terkait

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?
Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?
Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!
Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung
Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil
BSU 2025: Rp600 Ribu Cair! Cek Syarat, Jadwal, dan Caranya
Saham Libur! BEI Tutup Hari Ini, Cuti Bersama Proklamasi
Dasco Usul: Tantiem Pejabat BUMN Dihapus, Hemat Negara Rp 18 Triliun!

Berita Terkait

Senin, 25 Agustus 2025 - 05:44 WIB

Debt Collector Culik Kepala Cabang Bank di Parkiran Supermarket?

Minggu, 24 Agustus 2025 - 08:36 WIB

Immanuel Ebenezer Sebut Irvian Bobby ‘Sultan’: Ada Apa?

Sabtu, 23 Agustus 2025 - 11:23 WIB

Immanuel Ebenezer Ditangkap KPK: Dulu Bilang Gaji Rp 42 Juta Cukup!

Jumat, 22 Agustus 2025 - 16:01 WIB

Riza Chalid Buron! Resmi Jadi DPO, Dicari Kejaksaan Agung

Jumat, 22 Agustus 2025 - 13:41 WIB

Lisa Mariana Penuhi Panggilan KPK Terkait Kasus Korupsi Iklan Bank BJB yang Seret Nama Ridwan Kamil

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Jurnalis Antara Dianiaya Polisi Saat Liput Demo DPR!

Senin, 25 Agu 2025 - 21:08 WIB