Harga Minyak Dunia Ambles 5%, Gencatan Senjata Israel-Iran Picu Anjloknya Harga

Avatar photo

- Penulis

Rabu, 25 Juni 2025 - 01:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga Minyak Dunia Ambles 5% Usai Gencatan Senjata Israel-Iran, Tapi Ancaman Belum Usai

Harga minyak dunia mengalami penurunan signifikan sebesar 5% pada Selasa (24/6), mencapai titik terendah dalam dua pekan terakhir. Kabar gencatan senjata antara Israel dan Iran, yang awalnya meredakan kekhawatiran gangguan pasokan minyak dari Timur Tengah, menjadi pendorong utama penurunan ini. Namun, kedamaian yang rapuh tersebut segera dibayangi oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menuduh kedua negara melanggar kesepakatan hanya beberapa jam setelah diumumkan.

Minyak Brent anjlok US$3,29 (4,6%) menjadi US$68,19 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) merosot US$3,20 (4,7%) ke level US$65,31 per barel pada pukul 10.43 EDT (21.43 WIB). Kedua harga ini menandai penutupan terendah sejak 10 Juni, sebelum serangan mendadak Israel ke fasilitas militer dan nuklir Iran pada 13 Juni lalu.

Meskipun gencatan senjata telah dideklarasikan, ledakan masih terdengar di Teheran. Trump sendiri mengakui adanya serangan Israel pasca-kesepakatan, mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap tindakan tersebut dan balasan keras dari Iran. “Saya tidak suka fakta bahwa Israel langsung menyerang setelah kesepakatan dicapai,” ujarnya kepada wartawan, “Mereka tidak harus melakukannya, dan saya juga tidak suka balasan yang sangat kuat dari pihak seberang.”

Baca Juga :  Won Korea dan Dolar Taiwan Perkasa: Mata Uang Asia Lainnya Tertekan Dolar AS

Situasi semakin kompleks dengan pernyataan Trump di platform Truth Social. Ia menyebutkan kemungkinan China kembali membeli minyak Iran, potensi yang menimbulkan kekhawatiran akan kelebihan pasokan di pasar global dan menekan harga lebih lanjut. Menambah keruwetan, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengklaim telah memerintahkan serangan baru ke Teheran sebagai respons atas dugaan serangan rudal Iran—tuduhan yang dibantah oleh Iran.

Konflik selama 12 hari ini telah menciptakan volatilitas tinggi di pasar minyak. Pada Senin (23/6), minyak Brent diperdagangkan dalam rentang terluas, US$11,86, sejak Juli 2022. Meskipun sempat menguat ke level tertinggi lima bulan setelah serangan AS ke fasilitas nuklir Iran, harga minyak akhirnya ditutup melemah lebih dari 7% pada sesi perdagangan sebelumnya. Analis dari Barclays mencatat penurunan tajam ini disebabkan kegagalan serangan AS dalam memicu konflik yang lebih luas dan mengancam pasokan minyak regional.

Baca Juga :  IHSG Sepekan Menguat 2,48%, Market Cap Naik Jadi Rp11.786 Triliun

Ketegangan geopolitik ini juga memfokuskan perhatian pada Selat Hormuz, jalur vital bagi pengiriman 18–19 juta barel minyak dan bahan bakar per hari—sekitar 20% konsumsi global. Sementara itu, dari sisi penawaran, KazMunayGaz, perusahaan energi nasional Kazakhstan, menaikkan proyeksi produksi minyak dari ladang Tengiz (yang dikelola Chevron) menjadi 35,7 juta ton metrik pada 2025, dari sebelumnya 34,8 juta ton. Sebagai anggota OPEC+, Kazakhstan turut berperan dalam dinamika pasokan minyak global yang dipengaruhi oleh faktor-faktor geopolitik dan produksi negara-negara anggota lainnya, termasuk Rusia.

Sebelum konflik Israel-Iran, Ritterbusch and Associates, firma penasihat energi, telah memprediksi penurunan harga minyak. Mereka berpendapat hal ini disebabkan peningkatan produksi OPEC+, potensi penurunan permintaan akibat kebijakan tarif baru pemerintahan Trump, dan situasi pasar yang cenderung bearish. Kompleksitas faktor-faktor ini menggambarkan betapa rentannya pasar minyak terhadap berbagai pengaruh geopolitik dan ekonomi global.

Berita Terkait

Liberty Media Ambil Alih MotoGP, Apa Dampaknya?
Intip Rekomendasi Saham Citra Marga Nusaphala (CMNP) yang Fokus Garap Proyek
Pemerintah Kota Solo Beri Diskon Pajak 15 Persen untuk Hotel dan Restoran saat Solo Raya Great Sale 2025
Wall Street Cetak Rekor Tertinggi Usai Gencatan Senjata Iran-Israel
Ini Alasan Citra Marga Nusaphala (CMNP) Absen Bagi Dividen di Tahun Ini
Transaksi BI Fast Perbankan Kian Subur di Bulan Mei 2025
Rupiah Menguat Tajam, Dolar AS Melemah di Tengah Harapan Damai Timur Tengah
IHSG Naik, Tensi Timur Tengah Mereda, Bursa Saham Menguat

Berita Terkait

Rabu, 25 Juni 2025 - 09:32 WIB

Liberty Media Ambil Alih MotoGP, Apa Dampaknya?

Rabu, 25 Juni 2025 - 07:42 WIB

Intip Rekomendasi Saham Citra Marga Nusaphala (CMNP) yang Fokus Garap Proyek

Rabu, 25 Juni 2025 - 07:37 WIB

Pemerintah Kota Solo Beri Diskon Pajak 15 Persen untuk Hotel dan Restoran saat Solo Raya Great Sale 2025

Rabu, 25 Juni 2025 - 07:33 WIB

Wall Street Cetak Rekor Tertinggi Usai Gencatan Senjata Iran-Israel

Rabu, 25 Juni 2025 - 06:42 WIB

Ini Alasan Citra Marga Nusaphala (CMNP) Absen Bagi Dividen di Tahun Ini

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Rangkuman Insiden Dimas Anggara Tampar Kiesha Alvaro, Berujung Damai

Rabu, 25 Jun 2025 - 09:43 WIB

finance

Liberty Media Ambil Alih MotoGP, Apa Dampaknya?

Rabu, 25 Jun 2025 - 09:32 WIB

politics

Konflik Israel-Iran Berdampak pada Proses Evakuasi WNI

Rabu, 25 Jun 2025 - 09:27 WIB