Harga Kripto Melonjak: Dampak Penundaan Tarif Impor Trump

- Penulis

Kamis, 10 April 2025 - 20:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – JAKARTA. Sebagian besar mata uang kripto tampak menghijau, menyusul pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait penundaan tarif impor untuk beberapa produk selama 90 hari ke depan. Keputusan ini memicu optimisme di kalangan investor terhadap aset berisiko, termasuk di pasar aset kripto.

Menurut data dari Coinmarketcap.com, pada hari Kamis (10/4) pukul 17.00 WIB, harga Bitcoin (BTC) menunjukkan kenaikan sebesar 5,87% dalam 24 jam terakhir, mencapai level US$ 82.007.

Kenaikan ini juga terlihat pada aset kripto utama lainnya. Ethereum (ETH) mengalami peningkatan sebesar 8,35% menjadi US$ 1.603, Solana (SOL) naik 7,40% ke US$ 114,79, dan XRP melesat 9,90% hingga mencapai US$ 2,00.

Daftar Kripto dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di 2025

Panji Yudha, seorang Financial Expert dari Ajaib, menjelaskan bahwa dorongan positif ini didukung oleh keputusan Trump yang menunda penerapan tarif impor, memberikan pasar kesempatan untuk bernapas dari kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan perang dagang.

“Kebijakan ini memberikan kesempatan bagi aset-aset berisiko, seperti kripto, untuk bangkit kembali dari tekanan yang mereka alami sebelumnya,” kata Panji kepada Kontan.co.id, Kamis (10/4).

Panji berpendapat bahwa jika Bitcoin mampu secara konsisten mencatatkan penutupan harian di atas angka US$ 80.000, maka potensi kenaikan lebih lanjut menuju kisaran US$ 85.000 – US$ 87.000 akan semakin terbuka.

Baca Juga :  April Berkah: 6 Bank Bagi Dividen, Raih Peluang Investasi!

Secara keseluruhan, pasar kripto pada bulan ini masih berada dalam fase menunggu konfirmasi pembalikan arah (reversal) setelah mengalami koreksi yang cukup signifikan dari rekor tertingginya (all-time high/ATH) di level US$ 109.000.

Meskipun demikian, Panji mengingatkan para investor untuk tetap berhati-hati dalam memperhatikan sentimen global lainnya.

Alasannya, beberapa data ekonomi AS yang dijadwalkan rilis pada minggu ini berpotensi menjadi faktor penentu arah pasar di masa mendatang.

Bitcoin Kembali ke Level $82.000, Intip Cara Beli Aset Kripto bagi Pemula

“Yang paling dekat adalah pengumuman data inflasi konsumen AS malam ini, serta data inflasi produsen esok hari. Apabila hasilnya berada di bawah perkiraan, maka pasar, khususnya aset-aset berisiko seperti kripto, dapat dengan cepat berbalik arah,” terangnya.

Selain Bitcoin, Panji juga merekomendasikan Paxos Gold (PAXG) sebagai alternatif defensif bagi para investor di tengah kondisi pasar yang tidak pasti.

Sebab, PAXG merupakan aset kripto yang didukung oleh emas fisik, sehingga dapat berfungsi sebagai pelindung nilai tanpa harus meninggalkan ekosistem aset digital.

Sementara itu, Vice President Marketing Indodax, Antony Kesuma, menekankan bahwa pasar kripto pada dasarnya memiliki tingkat volatilitas yang tinggi.

Baca Juga :  5 Aplikasi Investasi Saham Amerika Terpercaya untuk Investor Indonesia: Raih Potensi Cuan!

Hal ini berarti potensi keuntungan yang besar sebanding dengan risiko kerugian signifikan dalam waktu yang relatif singkat.

“Contohnya adalah Solana, Ethereum, atau XRP. Ketiganya termasuk dalam daftar 10 aset kripto teratas dengan kapitalisasi pasar yang besar dan likuiditas yang tinggi, tetapi pergerakannya cenderung lebih fluktuatif dibandingkan dengan Bitcoin. Artinya, potensi keuntungannya juga lebih besar,” jelas Antony.

CFX Catat Transaksi Derivatif Kripto Rp 11 Triliun, Makin Dilirik Investor

Namun demikian, ia tetap menyarankan kepada para investor untuk melakukan riset yang komprehensif sebelum melakukan investasi dan menerapkan strategi yang sesuai dengan profil risiko masing-masing.

Salah satu strategi yang dapat dipertimbangkan adalah Dollar-Cost Averaging (DCA), yaitu membeli aset secara teratur tanpa terlalu memperhatikan fluktuasi harga dalam jangka pendek.

Strategi ini dinilai dapat mengurangi dampak volatilitas dan membantu membentuk portofolio yang lebih stabil dalam jangka panjang.

“Daripada menunggu momen harga terbaik, strategi DCA memungkinkan investor untuk memasuki pasar secara disiplin. Namun, tetap penting untuk mempertimbangkan toleransi risiko masing-masing,” pungkas Antony.

Berita Terkait

Repo SPPA BEI Sentuh Rp 100 Triliun, Investor Makin Aktif?
SMAR Bagi Dividen Lagi, Sinar Mas Tebar Rp86 Miliar!
Wall Street Berdarah, The Fed & Iran Bikin Saham AS Terjungkal!
Harga Minyak Dunia Meroket, Brent Sentuh US$75, WTI Ikut Naik!
Emas Menguat, Saatnya Beli Saham Produsen Emas Ini?
Rupiah Tertekan, BI Tahan Suku Bunga? Ini Prediksi Terbarunya!
CDS Indonesia Melonjak: Sentimen Global Ancam Investasi?
EDGE Fokus Ekspansi Data Center, Lewati Dividen Demi Modal Kuat

Berita Terkait

Rabu, 18 Juni 2025 - 04:57 WIB

Repo SPPA BEI Sentuh Rp 100 Triliun, Investor Makin Aktif?

Rabu, 18 Juni 2025 - 02:27 WIB

Wall Street Berdarah, The Fed & Iran Bikin Saham AS Terjungkal!

Rabu, 18 Juni 2025 - 00:57 WIB

Harga Minyak Dunia Meroket, Brent Sentuh US$75, WTI Ikut Naik!

Selasa, 17 Juni 2025 - 23:57 WIB

Emas Menguat, Saatnya Beli Saham Produsen Emas Ini?

Selasa, 17 Juni 2025 - 23:52 WIB

Rupiah Tertekan, BI Tahan Suku Bunga? Ini Prediksi Terbarunya!

Berita Terbaru

technology

Google Uji Audio Overviews, Fitur Baru Pencarian Suara?

Rabu, 18 Jun 2025 - 05:12 WIB

finance

Repo SPPA BEI Sentuh Rp 100 Triliun, Investor Makin Aktif?

Rabu, 18 Jun 2025 - 04:57 WIB