Ragamutama.com – Pada sesi perdagangan hari Selasa (13/5), dinamika pasar emas menunjukkan pergerakan yang menarik. Harga emas terpantau berada di dekat level terendahnya dalam lebih dari sepekan, sebuah fenomena yang berkaitan erat dengan meningkatnya nafsu risiko di kalangan investor. Optimisme ini didorong oleh tercapainya kesepakatan sementara antara Amerika Serikat (AS) dan China, yang menangguhkan pemberlakuan tarif balasan selama periode 90 hari. Akibatnya, daya pikat emas sebagai aset safe haven mengalami penurunan.
Menurut laporan dari Reuters, harga emas spot menunjukkan ketahanan dengan stabil di level US$3.230,99 per troi ons pada pukul 03.09 GMT, setelah sebelumnya mengalami penurunan signifikan sebesar 2,7% pada sesi perdagangan sebelumnya. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS mencatatkan kenaikan tipis sebesar 0,2%, mencapai US$3.235,20.
Harga Emas Antam Logam Hari Ini Selasa (13/5) Turun Rp 21.000
Kesepakatan antara AS dan China ini merupakan hasil dari negosiasi intensif selama dua hari di Jenewa, yang menghasilkan komitmen dari kedua negara untuk mengurangi tarif selama tiga bulan ke depan.
Rincian kesepakatan menunjukkan bahwa AS akan menurunkan tarif impor atas produk-produk China dari 145% menjadi 30%. Di sisi lain, China juga akan mengurangi tarif atas produk impor dari AS dari 125% menjadi 10%. Langkah-langkah ini memicu lonjakan harga saham di pasar global.
“Potensi perbaikan dalam hubungan perdagangan antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini telah meningkatkan selera risiko dan mengurangi permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai,” kata Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade, dalam analisisnya.
“Meskipun demikian, konsolidasi nilai dolar memberikan dorongan kecil bagi harga emas untuk sedikit menguat,” tambahnya.
Gubernur Federal Reserve, Adriana Kugler, menyampaikan bahwa penundaan penerapan tarif impor ini mengurangi kemungkinan bahwa The Fed perlu menurunkan suku bunga sebagai respons terhadap potensi perlambatan ekonomi.
Harga Emas Antam Logam Hari Ini Selasa (13/5) Turun Rp 21.000 ke Rp 1.884.000 / Gram
Sementara itu, perhatian para pelaku pasar tertuju pada rilis laporan Consumer Price Index (CPI) AS yang dijadwalkan hari ini. Data CPI ini diharapkan memberikan petunjuk penting mengenai arah kebijakan moneter di masa depan.
Saat ini, pasar memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 55 basis poin oleh The Fed pada tahun ini, dengan kemungkinan dimulainya penurunan tersebut pada bulan September.
Emas secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven yang menarik di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi, dan biasanya mendapatkan dukungan dalam lingkungan suku bunga yang rendah.
“Saya masih berpendapat bahwa pembeli akan tertarik untuk mengakumulasi emas saat harga mengalami penurunan, mengingat risiko ekonomi dan geopolitik global masih tetap ada,” kata Waterer.
Harga Emas Spot Stabil Pagi Ini, Investor Tahan Aksi Jual Jelang Data Inflasi AS
Sementara itu, Citi Research memproyeksikan bahwa pergerakan harga emas dalam jangka pendek akan cenderung mendatar, dengan kisaran US$3.000 hingga US$3.300. Mereka juga menurunkan target harga emas untuk periode 0-3 bulan ke depan menjadi US$3.150.
Di pasar logam mulia lainnya, harga perak spot mengalami kenaikan sebesar 0,6% menjadi US$32,78 per troi ons, sedangkan harga platinum menguat 0,8% menjadi US$982,70. Sebaliknya, harga palladium mengalami penurunan sebesar 0,4% menjadi US$942,19.