Harga Emas Memudar di Akhir Pekan, Tapi Trennya Tetap Akan Naik

- Penulis

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:06 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

NEW YORK. Harga emas turun lebih dari 1% pada akhir pekan, Jumat (14/2), karena aksi ambil untung. Namun harga emas tetap berpotensi untuk kenaikan mingguan ketujuh berturut-turut, didorong kekhawatiran perang dagang global yang diletupkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Seperti dilansir Reuters, harga emas spot turun 1,6% menjadi US$ 2.882,99 per ons pada pukul 01:40 ET (1840 GMT), tetapi tetap berada di jalur untuk kenaikan mingguan sebesar 0,8%. Harga emas mencapai puncak rekor US$ 2.942,70 pada hari Selasa.

Sementara, harga emas berjangka AS ditutup 1,5% lebih rendah pada US$ 2.900,70.

“Ada beberapa faktor teknis yang berperan; ketidakmampuan untuk mencapai level tertinggi sepanjang masa yang ditetapkan pada hari Selasa meninggalkan potensi double top, dan kami melihat beberapa aksi ambil untung menjelang akhir pekan,” kata Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals seperti dikutip Reuters.

Masih ada tren bullish dalam emas yang didorong beberapa faktor seperti perag tarif, inflasi yang mendasarinya, dan dolar AS yang lebih lemah, dengan pergeseran yang berkembang dari emas kertas ke fisik yang semakin memicu tren ini, kata Alex Ebkarian, kepala operasi di Allegiance Gold.

Baca Juga :  IHSG Anjlok Parah! Trading Halt Hentikan Perdagangan Perdana

Pada hari Kamis, Trump mengarahkan tim ekonominya untuk merumuskan rencana tarif timbal balik untuk setiap negara yang mengenakan pajak pada impor AS. Langkah yang berpotensi inflasi ini dapat mendorong permintaan safe-haven lebih lanjut untuk emas, lindung nilai tradisional terhadap kenaikan harga dan ketidakpastian geopolitik.

Baca Juga :  Mengapa Warga Berbondong-bondong Beli Emas Setelah Lebaran?

Sementara itu, penjualan ritel AS turun paling banyak dalam hampir dua tahun pada bulan Januari, menunjukkan perlambatan tajam dalam pertumbuhan ekonomi di awal kuartal pertama.

Namun, para trader memperkirakan Federal Reserve tidak akan memangkas suku bunga hingga September karena kekhawatiran atas inflasi yang tinggi. Penurunan klaim pengangguran menandakan berlanjutnya ketahanan pasar tenaga kerja.

Berita Terkait

Laba PTBA Terjun Bebas: Analisis Mendalam Kuartal I 2025
Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode Mei-Juli 2025: Peluang Investasi Blue Chip Menarik
Gotrade Hadirkan Kemudahan Trading Saham AS Lewat TradingView Mobile!
Asing Jual Besar-besaran Saham BMRI dan BBRI, Ini Daftar Lengkapnya
Bank DKI Bagikan Dividen Jumbo dan Rencanakan IPO untuk Transformasi
Harga Emas Hari Ini: Update Grafik & Harga Terbaru Antam, UBS, Galeri 24, Pegadaian
Bank DKI Bagi Dividen Rp249,31 Miliar & Siap IPO: Langkah Strategis Menuju Pasar Saham
Sektor Manufaktur China Terkontraksi Signifikan: Data April 2025 Mengkhawatirkan

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:55 WIB

Laba PTBA Terjun Bebas: Analisis Mendalam Kuartal I 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:23 WIB

Daftar Lengkap Saham LQ45 Periode Mei-Juli 2025: Peluang Investasi Blue Chip Menarik

Kamis, 1 Mei 2025 - 07:03 WIB

Gotrade Hadirkan Kemudahan Trading Saham AS Lewat TradingView Mobile!

Kamis, 1 Mei 2025 - 06:23 WIB

Asing Jual Besar-besaran Saham BMRI dan BBRI, Ini Daftar Lengkapnya

Kamis, 1 Mei 2025 - 05:07 WIB

Bank DKI Bagikan Dividen Jumbo dan Rencanakan IPO untuk Transformasi

Berita Terbaru

travel

7 Rekomendasi Spa Terbaik di Bandung: Relaksasi Maksimal!

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:19 WIB

Family And Relationships

Terungkap! Panggilan Sayang Maxime Bouttier ke Luna Maya Bikin Gempar Netizen

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:15 WIB