Hamil Saat Pakai IUD, Mungkinkah? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 8 Juni 2025 - 02:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mengejutkan, Hamil Meski Sudah Pakai KB IUD? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Bagi sebagian perempuan, merasakan cemas setelah menyadari tanda-tanda kehamilan padahal sudah menggunakan alat kontrasepsi IUD (Intrauterine Device) adalah hal yang nyata. Pertanyaan “apakah bisa hamil meskipun sudah pakai KB IUD?” seringkali terlintas di benak. Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai efektivitas IUD dan mengapa kehamilan bisa terjadi meskipun alat kontrasepsi ini dikenal sangat ampuh.

Penggunaan alat kontrasepsi merupakan langkah proteksi penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Pasangan memiliki beragam pilihan, baik yang bersifat hormonal maupun nonhormonal, yang dapat disepakati bersama. Seringkali, efek samping hormonal membuat banyak perempuan memilih KB nonhormonal seperti IUD. Jenis KB ini populer karena dikenal sangat efektif, minim efek samping setelah pemasangan, serta tidak mengurangi kenyamanan dalam berhubungan intim.

Mengenal Lebih Dekat KB IUD: Efektivitas dan Cara Kerjanya

Intrauterine Device (IUD) adalah alat kontrasepsi berbentuk ‘T’ yang dipasang oleh dokter kandungan (obgyn) di dalam rahim untuk mencegah terjadinya kehamilan. KB IUD termasuk salah satu bentuk kontrasepsi yang sangat efektif. Mayoritas penggunanya tidak mengalami kehamilan, namun perlu diingat bahwa potensi kehamilan tetap ada, meskipun kasusnya tergolong sangat jarang terjadi.

Jika seorang perempuan hamil saat menggunakan KB IUD, seringkali mereka tidak langsung menyadarinya. Kecurigaan umumnya muncul ketika merasakan beberapa gejala kehamilan umum. Untuk memastikan kondisi tersebut, segera berkonsultasi dengan dokter adalah langkah terbaik. Dokter akan membantu menentukan tindakan penanganan yang paling tepat, berdasarkan lokasi embrio tertanam, posisi IUD saat kehamilan, serta keinginan dari pasien yang bersangkutan.

Mengapa KB IUD Bisa ‘Kebobolan’? Penyebab di Balik Kegagalan

Efektivitas IUD tidak diragukan lagi. Menurut The Centers for Disease Control and Prevention (CDC), IUD berbahan tembaga memiliki tingkat kegagalan sekitar 0,8 persen, sementara sistem intrauterin levonorgestrel (IUD hormonal) memiliki tingkat kegagalan yang lebih rendah, yaitu 0,1 hingga 0,4 persen. Demikian pula, Planned Parenthood mencatat bahwa IUD lebih dari 99 persen efektif dalam mencegah kehamilan.

Meskipun peluangnya sangat kecil, hamil dengan IUD memang bisa terjadi. Potensi ini dapat meningkat jika beberapa kondisi terpenuhi:

* Hubungan Seksual dalam 7 Hari Setelah Pemasangan: Salah satu penyebab utama adalah melakukan hubungan seksual dalam kurun waktu 7 hari setelah IUD dipasang, seperti yang dikutip dari laman *Medical News Today*. Pada periode ini, IUD mungkin belum berfungsi secara optimal untuk mencegah kehamilan.
* IUD Bergeser atau Terlepas (IUD Expulsion): Penyebab lain adalah posisi IUD yang tidak pada tempatnya. Dokter menyebut kondisi ini sebagai IUD expulsion. Idealnya, IUD harus berada di bagian bawah rahim, tepat melewati serviks, dengan benangnya memanjang ke dalam vagina. Apabila IUD bergeser dari posisi seharusnya, efektivitasnya dalam mencegah kehamilan akan menurun drastis.

Baca Juga :  Rahasia Sehat Alami: 6 Manfaat Ketan Hitam untuk Jantung & Gula Darah Anda!

Meskipun pengeluaran IUD secara spontan jarang terjadi, kondisi ini lebih mungkin menimpa beberapa orang. The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) melaporkan tingkat pengeluaran IUD sekitar 2 hingga 10 persen dalam waktu 1 tahun setelah pemasangan. ACOG juga menemukan bahwa perempuan yang sedang menyusui atau memilih pemasangan IUD pascapersalinan memiliki risiko lebih tinggi mengalami pergeseran IUD.

Dalam beberapa kasus, IUD dapat terlepas sepenuhnya. Namun, pada kasus lainnya, IUD hanya bergeser posisinya di dalam rahim. Seringkali, perempuan tidak menyadari bahwa IUD mereka telah bergeser karena tidak mengalami gejala apa pun. Namun, jika gejala muncul, seseorang mungkin mengalami perdarahan hebat, kram yang tidak normal, atau keputihan yang tidak biasa. Jika Bunda menemukan salah satu dari gejala tersebut, segera hubungi dokter kandungan sesegera mungkin.

*(Foto: Dwi Rachmi/ HaiBunda)*
*Indah, Istri Rigen, membagikan pengalaman hamil lagi padahal baru mengenakan KB IUD tiga bulan yang lalu. Simak penyebab alat kontrasepsi ini tidak efektif.*

Tanda-tanda Kehamilan Saat Menggunakan IUD

Jika seseorang hamil saat masih menggunakan KB IUD, kemungkinan besar beberapa gejala kehamilan umum akan terlihat, terutama jika embrio telah tertanam di rahim. Gejala yang mungkin muncul di antaranya mual, kelelahan berlebihan, menstruasi terlambat, payudara nyeri atau sensitif, perubahan suasana hati yang drastis, dan lain-lain.

Selain itu, perempuan yang hamil saat menggunakan IUD mungkin akan memperhatikan bahwa benang IUD tidak pada tempatnya, hilang, atau terasa tidak rata saat diraba. Penting bagi Bunda untuk segera berkonsultasi ke dokter untuk memastikannya lebih lanjut dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Memahami Kehamilan Ektopik dan IUD

Perlu diketahui bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi pada perempuan yang masih menggunakan IUD. Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi menempel di luar rahim, paling sering di tuba fallopi, dan kondisi ini menimbulkan risiko kesehatan yang serius bagi perempuan.

Baca Juga :  5 Bahan Herbal yang Bantu Menurunkan Tekanan Darah Tinggi,Mudah Ditemukan di Rumah

Ada kesalahpahaman umum bahwa penggunaan IUD meningkatkan risiko kehamilan ektopik. Padahal, penggunaan IUD sangat efektif dalam mencegah kehamilan di dalam rahim. Oleh karena itu, jika kehamilan memang terjadi saat menggunakan IUD, kemungkinan besar kehamilan tersebut terjadi di luar rahim (ektopik) dibandingkan dengan kehamilan yang terjadi di dalam rahim. Namun, ini tidak berarti bahwa pasien berisiko lebih tinggi mengalami kehamilan ektopik secara keseluruhan hanya karena menggunakan IUD. Justru, IUD sangat efektif mencegah segala jenis kehamilan, termasuk ektopik.

Penanganan Kehamilan Saat IUD Terpasang

Ketika Bunda memeriksakan diri ke dokter, tim medis biasanya akan mencari benang IUD di serviks untuk kemudian melepaskan alat tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa risiko keguguran, kelahiran prematur, dan infeksi pada kantung serta cairan ketuban sebelum melahirkan secara signifikan lebih tinggi jika IUD dibiarkan terpasang selama kehamilan, dibandingkan dengan kehamilan di mana IUD dilepas.

Namun, meskipun pelepasan IUD dapat meningkatkan hasil kehamilan, masih ada risiko komplikasi kehamilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang tidak pernah memasang IUD sama sekali. Bagi sebagian besar perempuan yang benang IUD-nya terlihat melalui serviks, sangat disarankan untuk melepas IUD pada kunjungan pertama, seperti yang dikutip dari laman *Utswmed*.

Pada beberapa perempuan, benang IUD justru menggulung ke dalam serviks sehingga sulit dijangkau. Bila hal itu terjadi, terkadang dokter dapat menggunakan alat kecil untuk memegang benang, atau menggunakan panduan USG untuk mencoba mengambil IUD. Namun, karena rahim telah tumbuh seiring membesarnya janin, terkadang IUD tidak dapat dijangkau tanpa risiko. Dalam kasus ini, membiarkan IUD tetap terpasang seringkali menjadi opsi yang dipilih, karena memaksa pencarian dapat secara tidak sengaja melukai ibu atau janin. Setelah melahirkan, IUD akan dipastikan keberadaannya di dalam plasenta, selaput, atau rahim.

Memastikan IUD tetap aman dengan kontrol rutin menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Jika Bunda merasakan ada gangguan atau ketidaknyamanan, jangan ragu untuk segera menjadwalkan pemeriksaan dan konsultasi dengan dokter. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Bunda!

Berita Terkait

Vaksin Covid: Amankah untuk Ibu Hamil dan Anak-Anak?
Nirina Zubir Burnout, Pilih Rehat 2 Bulan dan Menjauhi Lingkungan Sosial
3 Olahraga Terbaik untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Olahraga Terbaik untuk Kontrol Tekanan Darah Tinggi: Panduan Lengkap
Empat Penyakit Mematikan di Indonesia: Waspadai dan Lindungi Diri Anda
8 Olahraga Aman & Efektif Turunkan Tekanan Darah Tinggi
Boxing Populer di Kalangan Wanita: Ini 4 Alasannya!
Padel Makin Populer: Intip 4 Manfaat Olahraga Kekinian Ini Bagi Kesehatan Anda!

Berita Terkait

Minggu, 8 Juni 2025 - 06:17 WIB

Vaksin Covid: Amankah untuk Ibu Hamil dan Anak-Anak?

Minggu, 8 Juni 2025 - 03:27 WIB

Nirina Zubir Burnout, Pilih Rehat 2 Bulan dan Menjauhi Lingkungan Sosial

Minggu, 8 Juni 2025 - 02:17 WIB

Hamil Saat Pakai IUD, Mungkinkah? Ini Penjelasan Lengkapnya!

Kamis, 22 Mei 2025 - 09:04 WIB

3 Olahraga Terbaik untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Rabu, 21 Mei 2025 - 21:01 WIB

Olahraga Terbaik untuk Kontrol Tekanan Darah Tinggi: Panduan Lengkap

Berita Terbaru

finance

PGAS Bagi Dividen, Catat Tanggal Pentingnya!

Minggu, 8 Jun 2025 - 07:32 WIB

sports

Bagnaia ke Yamaha? Bantah Rumor, Pengamat: Mustahil!

Minggu, 8 Jun 2025 - 07:12 WIB

sports

Thom Haye Kecewa? Indonesia Kalahkan China, Ini Curhatnya!

Minggu, 8 Jun 2025 - 06:47 WIB

health

Vaksin Covid: Amankah untuk Ibu Hamil dan Anak-Anak?

Minggu, 8 Jun 2025 - 06:17 WIB