Di tengah terik mentari yang membakar, wajah Bahder Resky dan sang istri, Nisrawati, merekah memerah. Namun, langkah kaki pasangan ini tetap kokoh, menapak jalan panjang dari Mina menuju Jamarat. Keringat dan lelah tak mampu memadamkan semangat bergelora dalam dada mereka—tekad kuat untuk menuntaskan puncak ibadah haji.
“Kami dari Aceh datang jauh-jauh ke sini untuk melihat kebesaran Ilahi. Kenyataan yang kami temukan sungguh luar biasa,” ujar Bahder dengan sorot mata takjub saat ditemui di area Jamarat, Mina, pada Jumat (6/6/2025). Bahder merupakan salah seorang jemaah haji asal Aceh yang tergabung dalam kloter BTJ-06. Ia menunaikan ibadah haji bersama istri dan beberapa sahabat sekampung, menuntaskan rangkaian inti setelah wukuf di Arafah dan bermalam di Muzdalifah. Kini, mereka menjalani mabit di Mina sembari melontar jumrah Aqabah di Jamarat.
Meski harus menempuh perjalanan berkilo-kilometer dengan berjalan kaki, tak sedikit pun keluh terucap dari bibir Bahder. Ia justru mengungkapkan rasa syukur mendalam karena bisa menuntaskan ritual melontar jumrah tanpa harus terpisah dari sang istri. Pengalaman ini semakin diperkaya oleh apresiasi tinggi yang disampaikannya terhadap pelayanan haji yang disiapkan oleh Kementerian Agama. Menurutnya, di bawah kepemimpinan Menteri Agama Nasaruddin Umar, layanan ibadah haji tahun ini terasa jauh lebih baik dan ramah bagi para jemaah.
“Petugas haji Indonesia berseragam banyak berjaga di sepanjang rute Mina ke Jamarat. Kami yang dari kampung dan tak fasih berbahasa jadi lebih mudah bertanya. Alhamdulillah,” ungkap Bahder, merasakan kemudahan yang tak ternilai. Penantiannya selama 12 tahun untuk bisa berhaji kini terbayar lunas. Pelayanan prima yang ia terima memungkinkan dirinya beribadah dengan tenang dan khusyuk, tanpa beban.
“Banyak cerita hari ini. Ini penantian kami lebih dari 12 tahun. Rasanya luar biasa. Alhamdulillah,” tuturnya, mata berbinar penuh haru. Dalam rangkaian ibadah haji di Mina, jemaah akan melontar jumrah Aqabah pada 10 Zulhijah, dilanjutkan dengan melempar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah selama hari-hari Tasyrik. Bagi jemaah yang memilih Nafar Awal, kepulangan ke Makkah akan dilakukan pada 12 Zulhijah sebelum matahari terbenam. Sementara itu, jemaah Nafar Tsani akan kembali pada 13 Zulhijah.
Inti Haji Telah Tuntas
Dari Mina, Menteri Agama Nasaruddin Umar memastikan bahwa seluruh jemaah haji Indonesia telah menjalani wukuf di Arafah—sebuah rukun haji yang menjadi inti sekaligus penentu sahnya seluruh rangkaian ibadah. “Bisa dipastikan, tidak ada satu pun jemaah yang tidak berangkat ke Arafah,” tegasnya pada Jumat (6/6/2025).
Bagi jemaah yang wafat atau dalam kondisi sakit parah sehingga tidak dapat melaksanakan wukuf secara mandiri, semuanya telah dibadalkan atau mengikuti program safari wukuf. Ini berarti, seluruh rukun haji bagi jemaah Indonesia telah terpenuhi dengan sempurna. “Sudah dibadalkan, dan yang sakit telah mengikuti safari wukuf,” tambahnya, memberikan jaminan kelengkapan ibadah.
Nasaruddin Umar juga tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih tulus kepada Pemerintah Arab Saudi, khususnya atas kemudahan yang diberikan, termasuk izin masuknya ambulans Indonesia ke Arafah dan Mina. “Kami berterima kasih atas segala kemudahan yang diberikan kepada Indonesia,” pungkasnya, mengakhiri pernyataannya dengan apresiasi tinggi.
Baca juga:
* Puncak Haji Arafah Tuntas, Jemaah Bergerak ke Muzdalifah & Mina
* Menag Pastikan Seluruh Jemaah Haji RI Sudah Wukuf di Arafah