Hadapi Perang Dagang Trump: Strategi Bapanas Tingkatkan Produksi Lokal

- Penulis

Jumat, 4 April 2025 - 13:48 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menekankan perlunya peningkatan produksi pangan dalam negeri sebagai respons terhadap kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Tarif tambahan 32 persen pada produk Indonesia berpotensi signifikan menurunkan ekspor ke Amerika Serikat.

Menanggapi kebijakan tarif impor Trump, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, memaparkan langkah antisipatif pemerintah, terutama untuk komoditas pangan ekspor utama ke AS, seperti kakao, teh, kopi, minyak kelapa sawit, dan udang.

“Dengan currency rate yang tinggi, harga pangan global yang melambung, dan kebijakan tarif impor dari berbagai negara – tak hanya Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump – saat ini adalah momentum tepat untuk meningkatkan produksi dalam negeri,” tegas Arief dalam Rapat Koordinasi Hari Besar Keagamaan Nasional Pasca-Idul Fitri 1446 Hijriah secara daring, Kamis, 3 April 2025.

Baca Juga :  Presiden Prabowo Dianugerahi Bintang Kebesaran Tertinggi dari Brunei

Selain peningkatan produksi, Arief juga menyoroti pentingnya penambahan cadangan pangan untuk menstabilkan harga. Ia menambahkan perlunya pengembangan teknologi untuk memperpanjang masa simpan (shelf life) pangan, guna meminimalkan kerugian akibat penurunan kualitas selama distribusi.

Pemerintah, menurut Arief, masih perlu mengembangkan teknologi tersebut. “Contohnya, ketika harga ayam hidup (live bird) dan karkas rendah, kita bisa membelinya dengan harga baik, lalu menggunakan airbrush freezer, menyimpannya dalam cold storage dalam kondisi beku,” jelas Arief memberikan contoh konkret.

Cadangan pangan ini, lanjut Arief, berguna sebagai intervensi pasar saat harga unggas melonjak, terutama di Indonesia Timur atau daerah lain yang membutuhkan, sehingga harga tetap stabil.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor pada Rabu, 2 April 2025 waktu setempat, menerapkan tarif minimal 10 persen pada semua produk impor ke AS dari semua negara.

Baca Juga :  Bantahan Nono Sampono,Eks Jenderal yang Terseret Kasus Pagar Laut Tangerang,Ancam Pidanakan Ini

Trump juga menerapkan tarif timbal balik (reciprocal tariffs) yang lebih tinggi kepada beberapa negara mitra dagang, termasuk Indonesia (32 persen), Cina (34 persen), dan Uni Eropa (20 persen).

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mencatat bahwa ekspor Indonesia ke AS mencapai rata-rata 10,3 persen pangsa pasar tahunan, menempati posisi kedua setelah Cina. Tarif tambahan ini akan berdampak langsung dan signifikan pada penurunan ekspor Indonesia ke AS.

Pelaku ekspor komoditas unggulan seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, dan produk pertanian akan menanggung biaya tinggi. “Akibatnya, produksi melambat dan lapangan kerja terancam,” ujar Eisha dalam keterangan tertulis, Kamis, 3 April 2025.

Ervana Trikarinaputri berkontribusi pada berita ini.

Pilihan Editor: Apa Saja Dampak Tarif Impor Trump Terhadap Barang Indonesia

Berita Terkait

Ijazah Jokowi: Kubu Ungkap Alasan Penolakan Tunjukkan Asli, Hindari Chaos?
Kepala Intelijen Garda Revolusi Iran Tewas, Misteri di Balik Kematian?
Prabowo ke Rusia, Sinyal Kuat Indonesia di Mata Putin?
Fadli Zon Dikecam, WNI Belanda Tuntut Cabut Pernyataan Pemerkosaan 1998
Pengacara Jokowi: Tuduhan Ijazah Palsu, Upaya Jatuhkan Presiden?
Prabowo ke Rusia Temui Putin, Usai Kunjungan Singapura, Apa yang Dibahas?
Sengketa 4 Pulau, Yusril: Kepmendagri Tak Bisa Tentukan Batas Wilayah!
Prabowo ke Singapura-Rusia, Dasco & Gibran Lepas di Bandara!

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 11:22 WIB

Ijazah Jokowi: Kubu Ungkap Alasan Penolakan Tunjukkan Asli, Hindari Chaos?

Senin, 16 Juni 2025 - 11:02 WIB

Kepala Intelijen Garda Revolusi Iran Tewas, Misteri di Balik Kematian?

Senin, 16 Juni 2025 - 10:47 WIB

Prabowo ke Rusia, Sinyal Kuat Indonesia di Mata Putin?

Senin, 16 Juni 2025 - 09:47 WIB

Fadli Zon Dikecam, WNI Belanda Tuntut Cabut Pernyataan Pemerkosaan 1998

Senin, 16 Juni 2025 - 09:22 WIB

Pengacara Jokowi: Tuduhan Ijazah Palsu, Upaya Jatuhkan Presiden?

Berita Terbaru

finance

Awas! 4 Saham Ini Diawasi BEI, Termasuk Emiten BUMN

Senin, 16 Jun 2025 - 10:57 WIB

politics

Prabowo ke Rusia, Sinyal Kuat Indonesia di Mata Putin?

Senin, 16 Jun 2025 - 10:47 WIB