Gunung Rinjani: Siapa saja yang bertanggung jawab atas keselamatan para pendaki?

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 27 Juni 2025 - 12:18 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kematian warga Brasil, Juliana Marins, yang jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, menyisakan kepahitan bagi keluarganya.

Melalui unggahan di akun Instagram @resgatejulianamarins (25/6), pihak keluarga Juliana menyatakan apa yang menimpa perempuan tersebut adalah “kelalaian besar.”

“Jika tim berhasil mencapainya dalam waktu yang diperkirakan 7 jam, Juliana masih akan hidup. Juliana pantas mendapatkan lebih.”

Pihak keluarga mungkin menempuh jalur hukum seperti yang diindikasikan dalam unggahan tersebut, “Sekarang kita akan mencari keadilan untuknya, karena itulah yang pantas dia dapatkan.”

Jenazah Juliana Marins telah dievakuasi dari jurang di Gunung Rinjani pada Rabu sore (25/06) waktu setempat.

Tapi pihak keluarga masih ingin mengetahui bagaimana Juliana wafat. Karena itu mereka meminta proses autopsi.

“Pihak keluarga mau tahu proses kematian karena apa. Mereka hanya ingin tahu kapan kematiannya,” kata Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti Putri, dalam konferensi pers Kamis (26/06) pagi.

Untuk kepentingan itu, jenazah Juliana didatangkan ke Bali pada Kamis (26/06) malam.

Di luar perkembangan itu, muncul pertanyaan: bagaimana keselamatan para pendaki bisa dijaga serta siapa saja pihak yang terlibat dan bertanggung jawab atas keselamatan pendaki?

Kami mewawancarai sejumlah orang untuk memetakan siapa saja pihak yang berperan dalam mewujudkan keselamatan pendaki. Mereka adalah:

  • Mustaal, salah satu pendiri operator wisata Lombok Explorer;
  • Royal Sembahulun, ketua Forum Wisata Lingkar Rinjani;
  • Rahman Mukhlis, ketua Asosasi Pemandu Gunung Indonesia;
  • Jago, pemandu atau guide yang beroperasi hampir 10 tahun di Gunung Rinjani.

Kami juga menggunakan jawaban tertulis dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan serta dokumen-dokumen yang diterbitkan pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani di media sosial dan laman web resmi mereka.

Bagaimana peran dan tanggung jawab setiap pihak atas keselamatan para pendaki?Pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani

Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dikelola oleh Balai Besar Taman Nasional Gunung Rinjani yang merupakan bagian dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Badan pengelola inilah yang mengeluarkan izin kepada para pendaki, para pemandu, dan operator wisata (dalam konteks ini disebut sebagai TO, trekking operator).

Untuk menjamin keselamatan para pendaki, Taman Nasional juga mengeluarkan prosedur operasi standar pendakian yang harus ditaati operator, guide, dan para pendaki.

Dalam standar tersebut disebutkan, misalnya, para pendaki harus didampingi oleh pemandu lokal.

Kemudian, satu pemandu bisa mendampingi satu kelompok pendaki yang terdiri dari maksimal enam orang.

Menurut Jago dan Royal, jumlah itu terlalu banyak. Di medan pendakian seberat Gunung Rinjani, Jago membutuhkan bantuan seorang pemandu lainnya untuk mengawal lima pendaki. Satu pemandu di depan, satu lagi di belakang rombongan.

“Sepertinya perlu revisi SOP. Standar layak itu bukan satu orang mendampingi enam orang. Tapi, enam orang didampingi dua guide,” kata Royal.

Royal menambahkan, Taman Nasional bertanggung jawab ketika ada laporan kejadian seperti kecelakaan dan selanjutnya mengoordinasikan upaya penyelamatan.

Perbaikan aturan ini juga yang akan jadi fokus perbaikan layanan Taman Nasional setelah insiden yang menimpa pendaki Brasil, Juliana Marins.

  • Mengapa perlu waktu berhari-hari mengevakuasi WNA Brasil di Gunung Rinjani?
  • Kesaksian warga Irlandia yang hampir tewas saat mendaki Gunung Rinjani
  • Jenazah pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani bakal diautopsi di Bali – Apa yang sejauh ini diketahui?

Kementerian Kehutanan menyatakan: “Sosialisasi akan difokuskan pada aspek keselamatan kepada pendaki, misalnya, menyampaikan kembali aturan terkait proporsi/perbandingan jumlah guide dan porter dengan jumlah pendaki yang didampingi.”

Baca Juga :  24 Kloter Siap Berangkatkan Calon Haji Sumatera Utara

“Memastikan kembali bahwa pendaki wajib memenuhi peralatan standar pendakian (Sepatu, pakaian, jaket, trekking pole, headlamp dsb); Merevisi ketentuan batas waktu keterangan sehat dari H-3 sebelum pendakian menjadi H-1.”

Taman Nasional juga berhak memberikan sanksi pada operator tur dan pemandu yang melanggar SOP. Sanksi juga akan diberikan kepada para pendaki yang melanggar aturan.

Operator wisata

Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup menyatakan, pada 2025 pihaknya telah memberikan sanksi kepada 14 TO [trekking operator, penyedia jasa operator pendakian] berupa pembekuan akun secara bervariasi (tiga bulan hingga dua tahun) sesuai tingkat pelanggaran

Penyedia layanan seperti Rinjani Explorer yang berbasis di Lombok dan turut didirikan Mustaal, bisa dikategorikan sebagai “Trekker Operator.”

Sederhananya, mereka adalah perusahaan penyedia jasa layanan wisata yang menyusun program dan memasarkan paket-paket wisata tersebut kepada konsumen ke seluruh dunia.

Laman resmi Taman Nasional Gunung Rinjani menyebutkan ada 190 pemegang izin wisata alam di Taman Nasional itu, 179 di antaranya adalah pemegang izin untuk jenis wisata pendakian. Mayoritas izin wisata alam dipegang perorangan, sebanyak 187 orang.

Operator ini kemudian bekerja sama dengan pemandu lokal di lapangan.

Kata Mustaal, operator tak sembarangan menunjuk pemandu di lapangan.

“Kita sebagai itu [operator] juga tidak berani memberikan, membawa tamu kita, memberikan pada guide yang tidak kita tahu pengalamannya. Dan kita sendiri men-training guidenya,” ujarnya.

Para pendaki wajib didampingi para pemandu lokal saat mendaki.

  • Pelajaran pahit dari erupsi Gunung Marapi: Letusan ‘tiba-tiba’ dan prosedur keselamatan ‘diabaikan’
  • Dua perempuan meninggal dalam pendakian Carstensz – Kenangan terakhir rekan-rekan, kronologi, hingga kesaksian penyanyi Fiersa Besari

‘Kontrak’ antara konsumen dengan operator inilah, yang menurut Rahman Mukhlis selaku ketua Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, mesti diperhatikan konsumen.

“Biasanya ada kontrak kan? Jadi dia beli paket pendakian Gunung Rinjani, misalnya harga sekian, fasilitas apa yang didapat. Misalnya, guide-nya lebih banyak orangnya, fasilitasnya lebih mendukung, ada asuransi, itu pasti ada.”

Rahman Mukhlis mengoperasikan operator wisata dari Jakarta. Saat ada permintaan klien untuk mendaki Rinjani, biasanya dia akan bekerja sama dengan operator atau pemandu lokal, yang memang diwajibkan oleh pengelola Taman Nasional.

Operator, menurutnya, harus membantu koordinasi kelancaran evakuasi. Selain itu, dalam kejadian darurat operator juga harus membantu keluarga mendapatkan hak-haknya dari pihak asuransi.

“Mayoritas penyedia jasa wisata menyediakan fasilitas asuransi. Misalnya ada kecelakaan hal-hal kayak gini, kita bantu urus sampai dengan dapat fasilitas dari asuransi tersebut. Tanggung jawabnya seperti itu,” ujar Rahman.

Guide atau pemandu

Baik Royal maupun Jago berpendapat pemandu di lapangan adalah orang yang paling bertanggung jawab atas keselamatan peserta pendakian. “Guide ini membawa nyawa tamunya,” kata Jago.

Karena itu, katanya, pemandu yang mendapatkan bayaran yang paling besar.

“Kejadian bisa terjadi pada siapapun. Namun jika kecelakaan terjadi karena faktor kelalaian orang yang menemani di lapangan, maka guide patut dituntut yang paling bertanggung jawab. Karena itu, dalam manajemen mendaki, guide mestinya harus mampu mengontrol tamunya agar berjalan bareng sehingga mudah dikontrol,” kata Royal.

Pemandu di lapangan adalah juga orang yang harus segera mengontak operator tur dan Taman Nasional jika ada kedaruratan, kata Mustaal.

Baca Juga :  Tragedi Garut: Investigasi Mendalam Pemusnahan Amunisi TNI AD yang Tewaskan 13 Orang

Alur komunikasi mestinya juga tidak memakan waktu lama, katanya. “Komunikasi saya rasa sekarang dengan adanya HP agak lebih cepat. Apalagi di atas itu sudah ada sinyal (telepon seluler).”

Meski tidak menunjuk siapa yang paling bertanggung jawab dalam kasus kecelakaan pendaki, Rahman Mukhlis memberi catatan bahwa peran pemandu amat penting dalam keselamatan pendakian.

“[Rencana pendakian] Itu dibuat sematang mungkin, seideal mungkin, sesuai dengan medan pendakian. Kemudian pemandu juga berkewajiban menjelaskan mengenai rute pendakian, termasuk mana titik-titik ekstrem. Lalu antisipasi pada saat melewatinya,” kata Rahman.

Tak sembarangan orang juga bisa jadi pemandu, menurut Rahman. Pemandu mesti punya kompetensi bagaimana memandu, teknik pendakian, teknik berjalan, teknik pendampingan. Setiap pemandu juga membawa peralatan keselamatan pertama, makanan, minuman, dan alat komunikasi, tambah Rahman.

Sebagai langkah antisipasi dan meningkatkan keselamatan pendakian pasca-insiden yang menimpa Juliana Marins, Kementerian Kehutanan akan “Melakukan penyegaran dan peningkatan kapasitas bagi petugas, TO, guide dan porter melalui pelatihan pemanduan dan keselamatan,” tulis pernyataan tertulis Kementerian Kehutanan.

Pendaki

Menurut para pendaki senior, Gunung Rinjani memiliki tingkat kesulitan yang berat dalam pendakian. Para pendaki pemula, kata mereka, tak cocok mendaki gunung ini.

Melalui pernyataan tertulis kepada BBC News Indonesia, Kementerian Hutan dan Lingkungan Hidup menyebut sedang mengkaji larangan mendaki di Gunung Rinjani terhadap para pendaki pemula atau orang yang belum pernah melakukan pendakian gunung.

Sepanjang 2025, Taman Nasional Gunung Rinjani telah memberikan sanksi berupa blacklist kepada 99 pendaki. Mereka dilarang mendaki Gunung Rinjani selama lima tahun,” tulis pernyataan Kementerian Kehutanan.

Sebelum mendaki, menurut Rahman Mukhlis, pendaki perlu mengetahui tantangan yang akan mereka hadapi.

Pemberian informasi soal tantangan ini, kata dia, dilakukan sebelum calon pendaki memutuskan berangkat mendaki Gunung Rinjani. Standar prosedur Taman Nasional Gunung Rinjani juga mewajibkan proses ini sebelum pendakian.

“Dari sisi wisatawan, mereka harus memahami medan risiko, kemudian mempersiapkan perlengkapan, mempersiapkan fisik. Sehingga bisa membantu mengantisipasi risiko,” kata Rahman Mukhlis.

Jago menuturkan, berdasarkan pengalamannya tidak semua pendaki memiliki kecepatan yang sama, dan tak jarang ada saja peserta yang ketinggalan rombongan. Di sinilah peran ‘buddy system‘ penting untuk diketahui oleh pendaki dan pemandu.

Buddy system berlaku buat semua. Walaupun kita naik gunung mandiri, misalnya tanpa pemandu, atau hanya dalam rombongan teman-teman, buddy system itu penting,” kata Rahman Mukhlis.

“Artinya kita tidak meninggalkan salah satu teman pendakian sendiri.”

Sepanjang pengalamannya, sambung Jago, ada saja peserta pendaki yang tidak sabar dan tidak menuruti instruksi pemandu.

“Sebenarnya kita sebelum jalan juga pasti sudah briefing segala macam. Tapi kan manusia itu banyak tipenya. Ada yang beneran nurut, ada yang enggak,” ujar Jago.

Saat ini pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani sedang mengkaji rencana penerapan asuransi premium.

Dengan skema ini, pendaki memiliki opsi asuransi standar seperti saat ini (Rp10.000 per trip) atau asuransi premium untuk kegiatan luar ruang yang berisiko tinggi.

  • Mengapa perlu waktu berhari-hari mengevakuasi WNA Brasil di Gunung Rinjani?
  • Kesaksian warga Irlandia yang hampir tewas saat mendaki Gunung Rinjani
  • Jenazah pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani bakal diautopsi di Bali – Apa yang sejauh ini diketahui?

Berita Terkait

DPR Bakal Terjunkan Tim ke Gunung Rinjani Pasca-Tewasnya Pendaki Brasil
Tragis! Truk ODOL Picu Maut, Dirut Jasa Marga Geram!
Eri Cahyadi: Anak Kena Razia Jam Malam? Asramakan Saja!
Jenazah Juliana Pendaki Rinjani Asal Brazil Diautopsi Hari Ini
Mengapa perlu waktu berhari-hari mengevakuasi WNA Brasil di Gunung Rinjani?
Pendaki Brasil yang Meninggal di Rinjani Akan Dibawa ke Bali untuk Dipulangkan ke Negara Asal
48 WNI dari Iran Pulang Hari Ini, Siap Kembali ke Tanah Air!
Website Kominfo Jatim Diretas, Nama Khofifah Terseret

Berita Terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 12:18 WIB

Gunung Rinjani: Siapa saja yang bertanggung jawab atas keselamatan para pendaki?

Jumat, 27 Juni 2025 - 04:13 WIB

DPR Bakal Terjunkan Tim ke Gunung Rinjani Pasca-Tewasnya Pendaki Brasil

Jumat, 27 Juni 2025 - 00:18 WIB

Tragis! Truk ODOL Picu Maut, Dirut Jasa Marga Geram!

Kamis, 26 Juni 2025 - 22:27 WIB

Eri Cahyadi: Anak Kena Razia Jam Malam? Asramakan Saja!

Kamis, 26 Juni 2025 - 10:23 WIB

Jenazah Juliana Pendaki Rinjani Asal Brazil Diautopsi Hari Ini

Berita Terbaru

entertainment

Keisya Levronka & Nyoman Paul Rilis Duet! Lagu Cinta Baru?

Jumat, 27 Jun 2025 - 16:13 WIB

crime

Musi Rawas Gempar! Pria Cabuli 2 Bocah, Ini Pengakuannya

Jumat, 27 Jun 2025 - 15:18 WIB

Society Culture And History

Meksiko: 5 Fakta Unik Negara Warisan Peradaban Dunia, Wajib Tahu!

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:38 WIB