Imbas Longsor Maut, Penambangan Gunung Kuda Cirebon Ditutup Permanen oleh Gubernur Dedi Mulyadi
Cirebon – Setelah tragedi longsor yang menewaskan 14 orang, aktivitas penambangan di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kabupaten Cirebon, resmi ditutup permanen. Keputusan tegas ini diambil langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sebagai respons cepat terhadap insiden memilukan yang terjadi.
Gubernur Dedi Mulyadi menegaskan penutupan total operasional tambang tersebut saat meninjau langsung lokasi longsor di Gunung Kuda, Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, pada Sabtu, 31 Mei 2025. “Semuanya tadi malam sudah ditutup. Tidak akan saya buka lagi. Tadi malam kami sudah mengeluarkan sanksi administrasi dalam bentuk pencabutan izin tambang ini,” tegas Dedi, menggarisbawahi komitmennya untuk tidak lagi mengizinkan aktivitas serupa di wilayah tersebut.
Penutupan aktivitas penambangan di Gunung Kuda ini dipastikan akan bersifat permanen. Keputusan krusial tersebut diambil Dedi sebagai respons terhadap longsor dahsyat yang terjadi pada Jumat, 30 Mei 2025. Lebih lanjut, ia menambahkan, “Kami langsung memberikan sanksi berupa pencabutan Izin Usaha Penambangan (IUP) terhadap pengelola,” sebagai langkah konkret menindak tegas pihak yang bertanggung jawab.
Meskipun pengelola penambangan memiliki Izin Usaha Penambangan (IUP) yang berlaku dari November 2020 hingga Oktober 2025, Gubernur Dedi menegaskan bahwa pemerintah tidak akan lagi memberikan kewenangan untuk melanjutkan aktivitas di Gunung Kuda. “Jadi moratorium dilihat ketika melakukan perizinan. Izin yang habis tidak akan kita perpanjang,” jelas Dedi. Ia juga menyoroti bahwa tragedi ini terjadi meskipun Dinas Sumber Daya Mineral (SDM) Provinsi Jawa Barat telah beberapa kali melayangkan surat peringatan mengenai potensi bahaya dari pengelolaan tambang tersebut.
Sementara itu, upaya pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan di lokasi. Hingga laporan ini ditulis, petugas masih berupaya menemukan korban yang diduga masih tertimbun material longsor. Tercatat, 14 korban meninggal dunia telah berhasil dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga. Selain itu, sejumlah korban luka-luka masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan puskesmas Dukupuntang, memastikan mereka mendapatkan penanganan medis yang diperlukan.