Dalam laga perebutan tempat ketiga di babak Grand Final Four Proliga 2025, yang mempertemukan Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia, opposite, Megawati Hangestri Pertiwi, tidak mendapatkan banyak kesempatan untuk unjuk gigi.
Kendati demikian, Petrokimia sukses mengamankan posisi ketiga setelah mengalahkan Jakarta Electric PLN dalam pertandingan sengit yang berlangsung di GOR Amongrogo, Yogyakarta, pada hari Sabtu (10/5/2025).
Pertandingan tersebut dimenangkan Petrokimia melalui empat set yang mendebarkan, dengan skor akhir 3-1 (25-15, 20-25, 25-19, 25-21).
Pada pertandingan tersebut, tim Petrokimia menunjukkan performa yang solid di garis depan, sehingga tidak terlalu bergantung pada kehadiran Megawati di lapangan.
Megawati baru diturunkan pada awal set kedua, saat tim Petrokimia sedang tertinggal dengan skor 7-11.
Namun, kehadirannya pun tidak serta-merta mengubah perannya menjadi penyerang utama.
Dua pemain asing Petrokimia, Hanna Davykiba dan Julia Sangiacomo, tampil memukau dengan mencatatkan total 48 poin.
Sementara itu, Rika Dwi Latri berhasil menyumbangkan 11 poin, dan Mediol Stiovanny Yoku menambahkan delapan poin.
Megawati sendiri hanya mampu mencetak tiga poin, yang diperolehnya saat bermain di set kedua dan set ketiga.
Sorotan Grand Final Proliga 2025 – Penampilan Singkat Namun Efektif Megawati Membawa Petrokimia Meraih Peringkat Ketiga
Jeff Jiang Jie, pelatih Petrokimia, menjelaskan bahwa dalam permainan bola voli, aspek penyerangan bukanlah satu-satunya faktor penentu kemenangan.
Pelatih asal China ini mengakui bahwa Megawati memiliki kemampuan menyerang yang sangat baik.
“Mega adalah pemain yang bagus, dengan kemampuan menyerang yang sangat baik,” ungkap Jeff Jiang Jie kepada RAGAMUTAMA.COM dan para wartawan.
“Namun, dalam permainan bola voli, kemampuan receive jauh lebih penting daripada sekadar menyerang, oleh karena itu saya tidak bisa selalu menempatkan Mega di posisi depan,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa masalah utama yang dihadapi timnya saat dikalahkan oleh Jakarta Pertamina Enduro pada babak final four di Solo adalah lemahnya pertahanan dan receive.
Kekalahan tersebut menjadi penyebab utama kegagalan mereka melaju ke babak grand final.
“Sebelumnya, saat kami bermain melawan Pertamina dan kalah, kami memang mengalami masalah dalam hal pertahanan dan receive,” ujarnya.
Oleh karena itu, kehadiran Megawati lebih difokuskan sebagai opsi untuk memperkuat blok.
Meskipun demikian, Jeff Jiang Jie merasa puas dengan performa timnya saat menghadapi Electric PLN.
Ia juga memberikan kepercayaan lebih kepada Medi Yoku, yang dinilai tampil baik dalam bertahan dan melakukan receive.
Maya Indri Kurnia Sari, middle blocker Petrokimia, juga mengakui bahwa Medi Yoku memiliki kemampuan bertahan yang sangat solid.
Namun, ia juga menekankan bahwa peran Megawati sangat penting dalam memberikan motivasi tambahan kepada tim.
“Kehadiran Mega memberikan opsi bagi pelatih jika kami mengalami kesulitan dalam blok atau spike. Ada opsi Mega untuk masuk,” kata Maya.
“Medi Yoku juga memiliki kemampuan bertahan yang sangat baik dan luar biasa,” tambah atlet berusia 33 tahun tersebut.
Dia juga mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian peringkat ketiga yang diraih oleh Petrokimia.
“Puji syukur Alhamdulilliah Petro bisa meraih peringkat ketiga, pastinya hari ini sangat seru. Kami sebagai satu tim sepakat untuk bermain habis-habisan dan tidak ada kata menyerah selain meraih juara ketiga.”
“Ini semua berkat kerja tim, kami bisa bermain bagus saling mendukung, libero melakukan passing dengan baik, Arneta memberikan umpan yang bagus, begitu juga dengan pemain asing dan Medi Yoku.”
“Ada Mega yang terlibat dan Mr. Jeff yang selalu mendukung kami bersama-sama untuk bisa bermain dengan baik,” pungkas Maya Indri.
Agenda Grand Final Proliga 2025 – Pertarungan Sengit antara Pertamina Enduro dan Popsivo Polwan di Puncak Klasemen dan Pembuktian Diri Megawati bersama Petrokimia