Gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo (M) 8,7 telah mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7/2025), memicu kekhawatiran meluas di Samudra Pasifik. Guncangan kuat ini, yang berpusat pada kedalaman 18,2 kilometer, segera mendorong Badan Meteorologi Nasional Jepang untuk mengeluarkan peringatan tsunami dengan perkiraan gelombang setinggi 3 meter di sepanjang garis pantai Pasifiknya yang luas.
Berdasarkan laporan Channel News Asia, pusat gempa diperkirakan berada sekitar 250 kilometer dari Hokkaido, pulau paling utara di Jepang. Merespons ancaman ini, Pemerintah Jepang dengan sigap memerintahkan evakuasi penduduk di wilayah pesisir. Badan cuaca setempat juga memperingatkan bahwa gelombang tsunami kemungkinan akan datang secara berulang. Untuk keselamatan, masyarakat diimbau untuk tidak memasuki laut atau mendekati pantai sampai peringatan resmi dicabut. Shinichi Sakai, seorang seismolog dari Tokyo University, menjelaskan bahwa gempa yang terjadi jauh dari daratan pun dapat memicu tsunami yang berdampak pada Jepang, terutama jika episentrumnya dangkal. Sebagai negara yang berada di Cincin Api Pasifik, Jepang memang dikenal sebagai salah salah satu wilayah paling rawan gempa di dunia.
Perluasan peringatan tsunami tidak berhenti di Asia Utara; negara bagian Hawaii, Amerika Serikat, juga termasuk dalam wilayah yang berpotensi terdampak, dengan gelombang pertama diperkirakan melanda sekitar pukul 19.17 waktu setempat. Layanan Cuaca di Hawaii mengeluarkan pernyataan tegas: “Tsunami telah terbentuk yang dapat menyebabkan kerusakan di sepanjang garis pantai semua pulau di negara bagian Hawaii.” Selain itu, peringatan tsunami juga diberlakukan untuk sebagian Kepulauan Aleut di Alaska, serta meluas di sepanjang pesisir barat Kanada dan Amerika Serikat, hingga ke perbatasan Meksiko, menandakan cakupan dampak yang sangat luas dari gempa dahsyat ini.