Wilayah Tenggara Bekasi dan Karawang diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 4,9 pada Rabu malam, 20 Agustus 2025. Beruntung, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan guncangan gempa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, meskipun sejumlah rumah warga di Karawang mengalami kerusakan.
Menanggapi kejadian tersebut, tim reaksi cepat BNPB segera diterjunkan ke lokasi sejak malam kejadian. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa tim telah bekerja semalaman untuk menyisir area terdampak dan melakukan pemetaan situasi secara menyeluruh. Hal ini disampaikan Muhari dalam keterangan pers pada Kamis pagi, 21 Agustus 2025, menegaskan kesigapan dalam penanganan bencana.
Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga Kamis pagi tercatat 13 gempa susulan telah terjadi. Gempa susulan tersebut bervariasi dari magnitudo terbesar 3,9 hingga terkecil 1,7. Sementara itu, tim BNPB berhasil mengidentifikasi bahwa dampak gempa utama dirasakan di lima kecamatan dan sembilan desa yang tersebar di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang. Hingga laporan ini dibuat, Abdul Muhari kembali menegaskan bahwa tidak ada informasi mengenai korban jiwa, baik meninggal dunia maupun luka-luka akibat insiden gempa ini.
Dalam data awal, setidaknya 26 unit rumah warga di kedua kabupaten dilaporkan mengalami kerusakan, mulai dari kategori ringan hingga sedang. Dokumentasi yang dikumpulkan oleh BNPB menunjukkan adanya dinding rumah yang retak parah, khususnya di wilayah Karawang, sebagai dampak langsung dari guncangan gempa. Pihak BNPB terus berharap agar tidak ada laporan korban jiwa yang muncul seiring dengan pemutakhiran data.
Untuk memastikan data dampak bencana terkumpul secara akurat dan cepat, BNPB masih terus melanjutkan proses kaji cepat. Abdul Muhari mengimbau masyarakat yang menemukan rumah atau fasilitas umum lainnya yang terdampak gempa agar segera melaporkannya. Laporan dapat disampaikan kepada aparat desa terdekat atau langsung ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, sehingga tim dapat segera melakukan verifikasi dan pendataan.
Meskipun demikian, Abdul Muhari juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi gempa susulan, namun tanpa perlu panik berlebihan. Ia menekankan pentingnya menghindari penyebaran berita hoaks atau prediksi yang tidak berdasarkan fakta dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat diimbau untuk selalu merujuk pada informasi resmi yang dikeluarkan oleh BNPB dan BMKG terkait perkembangan situasi gempa dan dampaknya guna memastikan keamanan dan ketenangan bersama.