Perjalanan sejumlah rangkaian kereta api sempat dihentikan sementara usai terjadi gempa bumi Magnitudo 4,7 (diperbarui dari info awal M4,9) yang mengguncang Kabupaten Bekasi dan daerah sekitarnya, termasuk Jakarta, pada Rabu malam, 20 Agustus 2025. Gempa yang terjadi tepatnya pukul 19.54 WIB tersebut mengguncang hingga skala III-IV MMI. Getaran ini, jika gempa terjadi di siang hari, bisa dirasakan nyata di dalam rumah seakan truk sedang melintas dan mampu membuat pintu serta jendela berderik.
Menanggapi guncangan yang terasa, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi 2 Bandung segera mengambil langkah antisipatif dengan menghentikan sementara sejumlah perjalanan kereta. Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, menjelaskan bahwa keputusan ini didasarkan pada informasi gempa dari BMKG serta laporan getaran yang dirasakan di berbagai stasiun di wilayah Daop 2 Bandung.
Akibat penghentian ini, beberapa rangkaian kereta api terdampak, antara lain KA 134 (Parahyangan) di Stasiun Purwakarta, KA 300 (Cikuray) di Stasiun Sasaksaat, KA 139 (Parahyangan) di Stasiun Sasaksaat, dan KA 345 (Siliwangi) di Stasiun Cianjur. Petugas PT KAI Daop 2 Bandung dengan sigap diterjunkan untuk memeriksa seluruh jalur, jembatan, dan terowongan yang berada di dekat lokasi terdampak getaran. Area yang merasakan guncangan gempa meliputi Stasiun Cibungur hingga Maswati, serta lintas Cianjur dari Stasiun Cipatat sampai Stasiun Gandasoli. Kuswardojo menegaskan, “Pemeriksaan prasarana KA dan penghentian perjalanan KA sementara waktu harus kami lakukan untuk memastikan keselamatan perjalanan KA.”
Pemeriksaan prasarana kereta api dinyatakan rampung pada pukul 20.59 WIB, memungkinkan seluruh rangkaian kereta untuk melanjutkan perjalanan. KAI menyampaikan permohonan maaf atas penundaan yang terjadi dan mengapresiasi kesabaran para pengguna jasa KA yang terdampak, yang tetap menunggu dan mengikuti arahan petugas baik di dalam KA maupun di stasiun.
Data Sementara Kerusakan
Terpisah, dampak gempa bumi di sektor permukiman dilaporkan oleh Pranata Humas Ahli Muda BPBD Provinsi Jawa Barat, Hadi Rahmat. Hingga pukul 22.20 WIB, data sementara menunjukkan 19 rumah dan 1 tempat ibadah di Kabupaten Bekasi dan Karawang mengalami kerusakan. Petugas BPBD dari kedua kabupaten tersebut segera bergerak menuju lokasi untuk melakukan validasi dan koordinasi lebih lanjut.
Laporan kerusakan ini diterima BPBD Jawa Barat dari beberapa lokasi, tersebar di Kecamatan Telukjambe Barat dan Kecamatan Tegalwaru di Kabupaten Karawang, serta Kecamatan Bojongmangu di Kabupaten Bekasi.
Sementara itu, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, memperbarui informasi awal kekuatan gempa dari Bekasi menjadi Magnitudo 4,7. Menurut BMKG, pusat gempa bumi ini terletak 19 kilometer di tenggara Kabupaten Bekasi dengan kedalaman 10 kilometer. Daryono menjelaskan, “Jenis gempa bumi dangkal yang dipicu oleh sumber gempa sesar naik busur belakang Jawa Barat (West Java back arc thrust).”
Guncangan gempa yang sama juga dirasakan di sejumlah wilayah lain. Purwakarta dan Depok merasakan getaran pada skala III MMI, sementara Jakarta, Depok, Tangerang, dan Tangerang Selatan melaporkan guncangan pada skala II-III MMI.